[SALAH] Data Warga Indonesia Terbaca Server China dan Singapura Akibat Quick Count

Hasil periksa fakta Agnes A

KPU tidak pernah melakukan quick count dan tidak ada kaitan antara quick count dan kebocoran data tabungan.

=====

[KATEGORI]: Konten yang Menyesatkan

=====

[SUMBER]: https://archive.ph/5AW1e (Twitter)

=====

[NARASI]: “INI BAGIAN DARI RAHASIA NEGARA SAMPAI TEGA NYA DI BOCOR KAN KE NEGARA LAIN. PENGHIANAT NEGARA WAJIB HUKUMAN MATI KISANAK:eyes:

=====

[PENJELASAN]:

Akun Twitter @brother_djon mengunggah cuitan dengan klaim rahasia negara telah dibocorkan melalui server KPU yang disebut berada di China dan Singapura. Ia menyematkan sebuah video dengan keterangan data Kartu Keluarga (KK) warga Indonesia sudah terbaca oleh server Alibaba yang berada di China dan Singapura.

Ia menyebut bahwa dengan kebocoran data ini warga harus waspada dengan pembobolan saldo tabungan. Ia menambahkan bahwa hal ini akibat dari quick count yang dilakukan oleh KPU.

Namun faktanya, KPU sendiri tidak pernah melakukan quick count. Data yang ditampilkan KPU merupakan real count yang datanya diperoleh dari Formulir C hasil dari masing-masing TPS. Proses ini dilakukan dengan Sirekap atau Sistem Informasi Rekapitulasi yang dikembangkan dan digunakan oleh KPU untuk membantu perhitungan suara.

Sebelumnya, beredar pula isu server Sirekap yang berada di luar negeri. Namun KPU membantah tersebut. Anggota KPU RI Betty Epsilon Idroos mengatakan seluruh server yang menyimpan data Sirekap berada di Indonesia.

Sirekap sebagai alat bantu rekapitulasi suara sudah sangat mendukung dari sisi akuntabilitas dan transparansi. Ia menyebut Sirekap memiliki skala yang besar dan kompleksitas yang tinggi dalam hal komputasi.

Guna mengolah traffic yang tinggi pada akses data Sirekap, KPU pun mengimplementasikan Content Delivery Network (CDN) yang berfungsi sebagai loket-loket yang tersebar di seluruh belahan dunia.

Sementara dari sisi keamanan, Sirekap dilindungi oleh Web Application Firewall (WAF) dan anti-DDoS yang dapat membersihkan traffic secara efisien serta memberi perlindungan, bahkan ketika akses yang sangat tinggi secara bersamaan ke aplikasi itu.

Sehingga klaim yang menyebutkan bahwa data KK warga Indonesia bocor dan berkaitan dengan pembobolan saldo tabungan dapat disimpulkan sebagai informasi yang menyesatkan. KPU tidak pernah melakukan quick count dan tidak ada kaitan antara quick count dan kebocoran data tabungan.

=====

[REFERENSI]: