[SALAH] “waktu mandi jangan basahkan kepala dulu, basahkan bagian badan”

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa membasahi kepala lebih dulu saat mandi dapat mengakibatkan stroke. Kepala Stroke Foundation Clinical Council Profesor Bruce Campbell dan Kepala penelitian ilmu saraf di Monash Health Thanh Phan membantah klaim yang beredar di media sosial tersebut.

Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
============================================
Kategori : Konten yang Menyesatkan
============================================

Akun Fiyud’s Wahyudi (fb.com/fiyoeds.djokam) mengunggah sebuah foto dengan sebagian narasi sebagai berikut:

Berikut nukilan statusnya yang dilayangkan pada 7 November 2020:

“Pada waktu saya mengikuti kursus gaya hidup sehat, seorang penceramah professor di universitas di malaysia, UITM yang juga terlibat dengan kegiatan olah raga negara menasihatkan supaya pada waktu mandi jangan basahkan kepala dulu, basahkan bagian badan. Ini karena apabila kepala basah dan dingin, darah semua akan mengalir ke kepala untuk memanaskan kepala, logika ‘warm blooded human’ dan jika ada saluran darah sempit, maka dapat terjadi kondisi saluran darah pecah. Ini kerapkali berlaku di kamar mandi.

*Berikut cara mandi yang benar : 1. Pertama siramkan air di telapak kaki. 2. Kemudian dilanjutkan dengan segayung di betis. 3. Segayung di paha. 4. Segayung di perut. 5. Segayung di bahu. 6. Berhentilah sejenak 5-10 detik ???

Kita akan merasakan seperti uap/ angin yang keluar dari ubun-ubun bahkan meremang, setelah itu lanjutkan dengan mandi seperti biasa.”

Selengkapnya di https://archive.md/T22gN (Arsip)
============================================

PENJELASAN

Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas, klaim bahwa membasahkan kepala terlebih dahulu saat mandi mengakibatkan stroke adalah klaim yang salah.

Faktanya, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa membasahi kepala lebih dulu saat mandi dapat mengakibatkan stroke. Kepala Stroke Foundation Clinical Council Profesor Bruce Campbell dan Kepala penelitian ilmu saraf di Monash Health Thanh Phan membantah klaim yang beredar di media sosial tersebut.

“Sebagian besar stroke disebabkan oleh gumpalan yang menghalangi aliran darah di otak. Gumpalan ini berasal dari jantung atau pembuluh darah besar (seperti arteri karotis). Penyebab yang kurang umum adalah pembuluh darah yang pecah,” kata Phan dilansir dari AFP Fact Check, Senin (9/11/2020).

Kepala Stroke Foundation Clinical Council Profesor Bruce Campbell juga membantah klaim yang beredar di media sosial tersebut.

“Tidak ada bukti [yang kami] ketahui mengenai hubungan antara mandi dengan stroke,” ujarnya.

Campbell menganjurkan untuk menekan risiko stroke dengan cara mengelola tekanan darah dan kolesterol, makan makanan yang sehat, tidak merokok, olahraga teratur, dan mengurangi konsumsi alkohol. Dia juga menyarankan untuk memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter secara rutin.

Dikutip dari Kompas.com, stroke adalah serangan pada otak yang membuat pasokan darah ke bagian organ vital tersebut terganggu atau berkurang. Ketika pasokan darah ke otak terhambat karena jalur pembuluh darah tersumbat atau pecah, jaringan otak bakal kekurangan oksigen dan nutrisi. Dampaknya, sejumlah sel-sel di otak akan mati dan menimbulkan beragam gejala penyakit.

Berikut 10 penyebab stroke dan faktor risiko yang patut diwaspadai:

1. Tekanan darah tinggi. Diskusikan dengan dokter apabila hasil pengukuran tekanan darah kerap di atas 140/90 mmHg.

2. Merokok. Nikotin yang terkandung dalam tembakau dapat meningkatkan tekanan darah naik. Asap rokok bisa meningkatkan penumpukan lemak di pembuluh darah arteri.

3. Penyakit jantung. Kerusakan katup jantung dan gangguan irama jantung merupakan penyebab stroke menyerang kalangan orang tua.

4. Gula darah tinggi. Penderita diabetes umumnya mengalami tekanan darah tinggi dan punya berat badan berlebih. Keduanya merupakan faktor risiko utama penyakit stroke.

5. Berat badan berlebih. Seseorang jadi lebih rentan terserang stroke apabila berat badannya di atas batas ideal.

6. Efek samping obat tertentu. Sejumlah obat pengencer darah untuk mencegah pembekuan darah terkadang dapat menyebabkan stroke.

7. Usia. Umumnya, peluang menderita stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Risiko mengalami stroke jadi lebih besar setelah usia menginjak 55 tahun.

8. Berasal dari keluarga penderita stroke. Stroke dapat diturunkan dari keluarga karena beberapa stroke disebabkan kelainan genetik yang menghalangi aliran darah ke otak.

9. Jenis kelamin. Di usia yang sama, pria cenderung memiliki risiko terserang stroke lebih tinggi ketimbang wanita. Sedangkan, wanita cenderung mengalami stroke di usia lebih tua ketimbang pria.

10. Ras tertentu. Orang yang berasal dari Asia Selatan, Afrika, atau Karibia lebih berisiko terkena stroke karena mereka cenderung menderita diabetes dan tekanan darah tinggi.

Seperti diberitakan Kompas.com, berdasarkan penelitian dalam jurnal Stroke, risiko stroke dapat ditekan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti berhenti merokok dan berolahraga 30 menit atau lebih setiap hari. Perubahan gaya hidup lain yakni menurunkan berat badan bertahap, menjalani pola makan tinggi serat, mengurangi daging merah seperti diet Mediterania, serta mengurangi konsumsi alkohol.

REFERENSI
https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/13/113500065/-hoaks-basahi-kepala-lebih-dulu-saat-mandi-sebabkan-stroke
https://factcheck.afp.com/wetting-your-head-your-body-while-showering-does-not-cause-stroke-experts-say

About Adi Syafitrah 1634 Articles
Pemeriksa Fakta Mafindo