[SALAH] “Indonesia Baru Mengetahuinya” (kasus Wilfrida Soik)

Peristiwa di 2013 yang diangkat kembali, “Organisasi yang peduli advokasi TKI, Migrant Care menyatakan sangat menyesalkan klaim capres Prabowo Subianto tentang pembebasan Wilfrida Soik, yang dinilainya sebagai buah karyanya secara eksklusif.”.

Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Disinformasi.

======

SUMBER

http://bit.ly/2nIlLqi, post oleh akun “Meyta Syafitri” (facebook.com/meyta.syafitri.9), sudah dibagikan 12.468 kali per tangkapan layar dibuat.

======

NARASI

“Indonesia Baru Mengetahuinya

BANYAK YANG TIDAK TAU KISAH TRAGIS YG MEMBUAT PRABOWO TURUN KE MALAYSIA SEWA PENGACARA PALING MAHAL DI SANA

Kisah yang mungkin tidak banyak orang yang tahu….(tanpa pencitraan)
—————
“Bapa…, Bapa orang Indonesia?? tolong jangan kasi mati saya disini. Tolong selamatkan saya, Bapa”, Gadis belia yang masih berumur belasan dan sudah 3 tahun mendekam di Penjara Negara Bagian Kelantan Malaysia itu dengan wajah ketakutan memohon kepada Pak Prabowo Subianto.
Gadis belia itu bernama Wilfrida Soik, seorang gadis muda asal NTT yang jadi korban perdagangan manusia karena diberangkatkan dan jadi pembantu Rumah Tangga di Malaysia, padahal belum cukup umur.”, selengkapnya di (4) bagian REFERENSI

======

PENJELASAN

(1) http://bit.ly/2rhTadC, firsdraftnews.org: “Konten yang Salah

Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

——

(2) Berita Satu @ 23 Jun 2014: “Migrant Care Nyatakan Prabowo Nimbrung di “Tikungan Terakhir” Kasus TKI Wilfrida”, selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.

——

(3) Detik @ 25 Agu 2015: “Migrant Care Beberkan Kronologi Jalan Panjang Advokasi #SaveWilfrida”, selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.

——

(4) Kompas @ 28 Sep 2015: “Bantu Wilfrida, Prabowo: Saya Tak Cari Muka”, selengkapnya di (3) bagian REFERENSI.

======

REFERENSI

(1) http://bit.ly/2MNNZuU, Berita Satu: “”Migrant Care Nyatakan Prabowo Nimbrung di “Tikungan Terakhir” Kasus TKI Wilfrida

(foto)
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri) didampingi oleh pakar hukum terkemuka di Malaysia, Tan Sri Moh. Shafee Abdullah (kiri) dan Ms. Tanya (kanan) saat menjenguk Wilfrida (kedua kanan), TKI yang terkena hukuman mati di penjara Kota Bharu, Kelantan, Malaysia ( Foto: ANTARA FOTO / HO/Fahmi )

Markus Junianto Sihaloho / FAB Senin, 23 Juni 2014 | 12:44 WIB
Jakarta – Organisasi yang peduli advokasi TKI, Migrant Care menyatakan sangat menyesalkan klaim capres Prabowo Subianto tentang pembebasan Wilfrida Soik, yang dinilainya sebagai buah karyanya secara eksklusif.

Anis Hidayah dari Migrant Care menegaskan, proses advokasi terhadap Wilfrida dimulai Desember 2010 oleh Migrant Care, saat Wilfrida ditangkap polisi di Kelantan, Malaysia. Adalah Alex Wong, aktivis Malaysia yang tinggal di kota itu, yang memulai upaya pembelaan terhadap Wilfrida.

“Sementara Prabowo Subianto mulai nimbrung pada bulan September 2013. Jadi bisa dikatakan, keterlibatan Prabowo Subianto di tikungan terakhir saja,” kata Anis Hidayah di Jakarta, Senin (23/6).

Anis Hidayah bercerita, upaya pembelaan terhadap Wilfrida, buruh migran di bawah umur asal NTT, justru dimulai di DPR RI dengan membuka kesadaran masyarakat luas soal adanya permasalahan tersebut. Dan Prabowo Subianto ataupun anggota fraksi partainya, Fraksi Partai Gerindra pun sama sekali tak terlibat serta mau tahu.

Sebab, kata Anis, konferensi pers di Gedung DPR RI justru difasilitasi oleh anggota Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Rieke Diah Pitaloka dan anggota DPD RI perwakilan NTT, Lerry Mboik.

Dukungan Fraksi PDIP terhadap upaya-upaya Migrant Care berlanjut ketika Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung menulis surat kepada Pemerintah Malaysia, sebagai tindak lanjut dari mobilisasi petisi masyarakat untuk pembebasan Wilfrida di September 2013.

“Begitu pemberitaan Wilfrida melejit, Prabowo Subianto mulai masuk ke dalam advokasi, terutama setelah tim Migrant Care berhasil membuktikan bahwa Wilfrida diberangkatkan saat di bawah umur dan di masa moratorium pengiriman TKI oleh Pemerintah,” jelasnya.

Anis Hidayah melanjutkan, kontribusi Prabowo sejak saat itu adalah menambah satu pengacara dari Rafidzi and Rao ke dalam tim hukum yang sudah disediakan oleh KBRI Malaysia.

Sebagai catatan, lanjutnya, kasus Wilfrida juga menjadi bahan lobi ke Ketua Parlemen Malaysia, yang dilakukan oleh delegasi Parlemen RI yang dipimpin oleh Ketua MPR Sidarto Dhanusubroto pada September 2013. Nama Sidarto masuk ke dalam Tim Pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla.

Berdasar hal tersebut, kata Anis, sangat patut disayangkan jika Prabowo Subianto menafikan upaya banyak pihak dalam penanganan kasus Wilfrida.

“Migrant Care memprotes upaya Prabowo Subianto untuk menjadikan Wilfrida sebagai alat kampanye pencapresan. Apalagi dijadikan sebagai kompensasi visi misi Prabowo Subianto yang miskin dari isu perlindungan buruh migran,” jelas Anis.

“Berdasarkan catatan kami di debat capres tadi malam, isu buruh migran hanya disebut selintas dalam satu kalimat, yaitu ‘memperjuangkan hak-hak buruh, termasuk TKI’. Cuma itu,” tambahnya.

Seperti diketahui, dalam debat ketiga, Prabowo memang sempat bercerita soal kasus Wilfrida sebagai bukti dia sangat memahami problem terkait TKI.

Namun bagi Anis, ada perbedaan spesifik tentang apa yang harus dilakukan untuk menghadapi masalah-masalah kekerasan yang dialami oleh buruh migran Indonesia. Kedua capres memiliki jawaban dan cara pandang yang berbeda.

Capres Prabowo lebih melihat ini dalam analisis klasik pull and push factor, yaitu kemiskinan, sehingga solusinya lebih pada pendekatan makro ekonomi. Sementara Capres Jokowi lebih melihat fenomena migrasi sebagai sebuah realitas yang harus dijawab dengan kebijakan spesifik mengenai tata kelola migrasi dan dukungan politik luar negeri, yang berorientasi pada perlindungan warga negara.

“Atas dasar hal tersebut Migrant Care menilai bahwa agenda perlindungan buruh migran Indonesia yang ditawarkan oleh capres nomor 2, Jokowi Widodo lebih komprehensif dan realistis, ketimbang tawaran normatif yang diajukan oleh capres nomor 1, Prabowo Subianto,” tutup Anis.”

——

(2) http://bit.ly/2KXt3j3, Detik: “Selasa 25 Agustus 2015, 18:48 WIB

Migrant Care Beberkan Kronologi Jalan Panjang Advokasi #SaveWilfrida

Fajar Pratama – detikNews

(foto)
Foto: Ilustrasi/Thinkstock

Jakarta – Migrant Care membeberkan kronologi advokasi bagi TKI Wilfrida Soik yang terancam mati di Malaysia. Sejak 2010, Migrant Care dengan dibantu sejumlah pihak berjuang untuk Wilfrida hingga lahir gerakan #SaveWilfrida.

“Bagi Migrant CARE putusan bebas tersebut memang layak dan seharusnya diberikan kepada Wilfrida Soik karena tindakan yang dilakukan terhadap majikannya hingga meninggal adalah upaya untuk membela diri dari penyiksaan yang dialaminya,” demikian penjelasan Migrant Care dalam siaran pers, Selasa (25/8/2015).

Jaksa Penuntut Umum dalam persidangan di Mahkamah Rayuan Putrajaya, Malaysia akhirnya mencabut tuntutan banding terhadap vonis bebas Wilfrida. Putusan ini memperkuat putusan yang sudah dijatuhkan oleh Mahkamah Tinggi Kota Bahru pada 7 April 2014 lalu. Putusan ini telah berkekuatan hukum tetap.

“Selain itu pada saat kejadian usia Wilfrida masih dibawah umur (belum genap 18 tahun). Dengan demikian ini Wilfrida tidak bisa dijatuhi hukuman mati dan harus disidangkan berdasarkan undang-undang perlindungan anak dan korban dari jeratan sindikat perdagangan manusia,” urai dia.

Migrant Care juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada sejumlah pihak yang telah berkontribusi dalam pembebasan Wilfrida, antara lain Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, KBRI Kuala Lumpur, Migrant CARE Malaysia (Alex Ong), Anggota DPR RI 2009-2014 (Eva Kusuma Sundari, Rieke Dyah Pitaloka, Poempida Hidayatullah, Pramono Anung), Anggota DPD RI Dapil NTT 2009-2014 (Lerry Mboeik), Anggota DPRD Belu 2009-2014 (Magdalena Tiwu), Komnas Perempuan, Keuskupan Atambua, Vivat Indonesia (Romo Paul), Change.org, Komunitas Lintas Agama, Melanie Subono dan para pendukung petisi #SaveWilfrida. Tak ada nama Prabowo Subianto dalam ucapan terima kasih itu.

Berikut jalan panjang advokasi Wilfrida menurut Migrant Care:

Desember 2010

Migrant CARE Malaysia dan Indonesia mengangkat kasus Wilfrida ke publik dan mendesak pemerintah Indonesia untuk membebaskan Wilfrida dari hukuman mati

Sejak Februari 2011

Migrant CARE Malaysia mengikuti dan memantau sidang Wilfrida

September 2012

Migrant CARE membentuk tim advokasi yang terdiri dari Migrant CARE (Indonesia dan Malaysia), anggota DPR RI (Eva K. Sundari dan Rieke Dyah Pitaloka), anggota DPD RI (Lerry Mboik)

Sejak September 2012

Menyiapkan langkah koordiantif dengan berbagai pihak di Belu untuk mempersiapkan dokumen atau keterangan bahwa Wilfrida di bawah umur untuk dijadikan bukti yang bisa meringankan Wilfrida

Juli 2013

Dokumen yang menerangkan bahwa Wilfrida anak di bawah umur (surat keterangan baptis) dikirimkan ke Migrant CARE Jakarta, kemudian diteruskan ke Migrant CARE Malaysia dan diteruskan ke KBRI Kualalumpur

Juli 2013

Memperkuat tim advokasi Wilfrida, dengan memasukkan anggota DPRD Belu (Magdalena Tiwu) dan Pendeta Goris (Pembaptis Wilfrida)

Agustus 2013

Menyiapkan keluarga Wilfrida untuk menghadiri sidang 30 September 2013

28 Agustus 2013

Konferensi Pers di DPR RI untukmendesak pembebasan Wilfrida, bersama Migrant CARE, Rieke Dyah Pitaloka,dan Lerry Mboik

31 Agustus 2013

Kampanye #SaveWilfrida melalui twitter bertepatan dengan hari kemerdekaan Malaysia. Kampanye ditujukan kepada @NajibRazak, PM Malaysia

5 September 2013

Memperkuat tim advokasi dengan memasukkan Change.org dan kelompok lintas agama

8 September 2013

Konferensi Pers di kantor Change, Membuat petisi #SaveWilfrida melalui change.org, dihadiri oleh Usman Hamid, Anis Hidayah, Rieke Dyah Pitaloka, Kyai Maman Imanul Haq, Romo Beny Susetyo dan Andar Nubowo

9 September 2013

Kampanye #SaveWilfrida melalui twitter bertepatan dengan hari ulang tahun SBY dengan mention selamat ulang tahun pak @SBYudhoyono, Bebaskan Wilfrida dari hukuman mati

15 September2013

Dukungan terhadap petisi #saveWilfrida diserahkan kepada pimpinan DPR RI yang diterima oleh Pramono Anung, wakil ketua DPR RI

22 September 2013

Tim advokasi Wilfrida yang di Belu menyiapkan dokumen orang tua Wilfrida untuk keberangkatannya menghadiri sidang 30 September 2013

28 September 2013

Doa bersama bangsa-bangsa untuk #SaveWilfrida di bundaran HI

29 September 2013

Perwakilan Migrant CARE, change.org dan Rieke Dyah Pitaloka menjemput orang tua Wilfrida di bandara Soekarno Hatta untuk kemudian berangkat ke Malaysia

30 September 2013

Orang tua Wilfrida bertemu Wilfrida di penjara. Tim advokasi (Migrant CARE, Change.org, Rieke Dyah Pitaloka, Lerry Mboik dan Magdalena Tiwu) bertemu dan berdiskusi dengan tim lawyer KBRI yang membela Wilfrida

4-5 Oktober 2013

Tim advokasi (Migrant CARE, Change.org, Rieke Dyah Pitaloka, Lerry Mboik dan Magdalena Tiwu) mendampingi orang tua Wilfrida untuk menghadiri sidang pembacaan vonis putusan sela.

25 Oktober 2013

Menggalang dukungan #SaveWilfrida dalam UN High Level Dialogue on Migration and Development,di New York

31 Oktober 2013

Migrant CARE menggalang dukungan #saveWilfrida dalam BBC 100 Women conference di London UK

11 November 2013

Migrant CARE RDPU dengan Timwas TKI DPR RI yang salah satu agendanya adalah meminta Timwas TKI untuk mengawal kasus Wilfrida

17 November 2013

Timwas TKI DPR RI dan Migrant CARE konferensi pers di DPR RI, pentingnya mengawal sidang kasus Wilfrida tanggal 17 November 2013

Januari- 7 April 2014

Tim advokasi Migrant CARE menghadiri sidang kasus Wilfrida dengan terus mendesak agar pengadilan Malaysia membebaskan Wilfrida dari hukuman mati

Migrant CARE Malaysia memantau sidang Wilfrida hingga sidang putusan

3 Maret 2015

Tim Advokasi Migrant CARE mengunjungi wilfrida soik di Rumah Sakit tempat Wilfrida dirawat di Johor Bahru .
(faj/dra)”

——

(3) http://bit.ly/2MSD0Aq, Detik: “Bantu Wilfrida, Prabowo: Saya Tak Cari Muka

SABRINA ASRIL
Kompas.com – 28/09/2013, 11:48 WIB

(foto)
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto(Kompas.com/SABRINA ASRIL)

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menyadari anggapan miring banyak pihak terhadap dirinya yang memberikan bantuan advokasi kepada TKI di Malaysia yang terancam hukuman mati, Wilfrida Soik.

Prabowo mengungkapkan, bantuan itu sama sekali dilakukannya bukan untuk mencari muka. “Saya sadari banyak pembicaraan di sini. Ada yang bilang saya cari muka, itu tidak ada,” ujar Prabowo dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdana Kusuma, Sabtu (28/9/2013).

Prabowo mengaku tergerak membantu Wilfrida sejak kasus ini mencuat karena dia memiliki kontak dengan sejumlah pihak di Malaysia. Untuk itu, Prabowo akhirnya berinisiatif membantu Wilfrida. Dia sudah mendatangi Wilfrida sejak tanggal 14 September lalu.

Hari ini, Prabowo baru tiba ke Tanah Air setelah memutuskan untuk memberikan bantuan hukum berupa seorang pengacara top di Malaysia untuk Wilfrida.

“Saya punya hubungan baik dengan orang-orang di Malaysia. Insya Allah hari Senin, saya juga akan menyaksikan persidangannya. Di situ, kami diberikan kesempatan untuk pembelaan, semoga ini yang terbaik,” kata Prabowo.

Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tersebut berharap agar Wilfrida mendapat keringanan hukuman. Pasalnya, aksi nekat Wilfrida yang membunuh majikannya adalah buntut dari penyiksaan yang selama ini dialaminya.

Wilfrida Soik, tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, terancam hukuman mati karena membunuh majikannya. Namun, menurut Migrant Care, perhimpunan buruh migran yang menaruh perhatian terhadap kasus Wilfrida, wanita asal NTT tersebut tidak sengaja melakukan pembunuhan karena membela diri.

Menurut data yang dihimpun lembaga itu, Wilfrida kerap dimarahi dan dipukuli oleh majikannya, Yeap Seok Pen (60). Tidak tahan dengan perlakuan majikannya tersebut, pada 7 Desember 2010, Wilfrida melakukan pembelaan diri. Dia melawan dan mendorong majikannya hingga terjatuh dan akhirnya meninggal dunia.

Wilfrida terancam hukuman mati atas dakwaan pembunuhan dan melanggar Pasal 302 Penal Code (Kanun Keseksaan) Malaysia. Hukuman tersebut akan diterimanya pada 30 September mendatang.

Sebelumnya, Wilfrida telah menjalani beberapa kali persidangan di Mahkamah Tinggi Kota Bahru. KBRI juga telah menunjuk pengacara dari kantor Raftfizi & Rao untuk membela Wilfrida.

Penulis: Sabrina Asril
Editor: Bambang Priyo Jatmiko”.

——

(4) Narasi selengkapnya dari post sumber: “Indonesia Baru Mengetahuinya

BANYAK YANG TIDAK TAU KISAH TRAGIS YG MEMBUAT PRABOWO TURUN KE MALAYSIA SEWA PENGACARA PALING MAHAL DI SANA

Kisah yang mungkin tidak banyak orang yang tahu….(tanpa pencitraan)
—————
“Bapa…, Bapa orang Indonesia?? tolong jangan kasi mati saya disini. Tolong selamatkan saya, Bapa”, Gadis belia yang masih berumur belasan dan sudah 3 tahun mendekam di Penjara Negara Bagian Kelantan Malaysia itu dengan wajah ketakutan memohon kepada Pak Prabowo Subianto.
Gadis belia itu bernama Wilfrida Soik, seorang gadis muda asal NTT yang jadi korban perdagangan manusia karena diberangkatkan dan jadi pembantu Rumah Tangga di Malaysia, padahal belum cukup umur.

Dia ditangkap dan ditahan karena membunuh majikannya serta divonis hukuman mati dan tinggal sembilan hari menuju tiang gantungan.

Pak Prabowo sampai meneteskan air mata karena selain memohon bantuan untuk menyelamatkan nyawanya yang sudah di ujung kerongkongan, Wilfrida juga “meminta” dibelikan sabun, odol dan sikat gigi.

Permintaan yang sangat sederhana tapi begitu menggugah jiwa beliau yang memang sangat peka terhadap penderitaan rakyat jelata.

Sungguh kasihan, selama tiga tahun mendekam di Penjara Malaysia, Wilfrida tidak punya uang, tidak ada keluarga yang menjenguk, bahkan dia tidak punya teman.
Pengacara yang disediakan oleh Pemerintah Malaysia hanya bisa berjumpa dengan Wilfrida di ruang sidang.

Anak gadis asal Indonesia ini benar-benar sendirian, tinggal menunggu hitungan hari akan menjadi daftar korban TKW Indonesia selanjutnya yang dihukum gantung di negeri orang.

Alhamdulillah Prabowo Subianto datang menyelamatkan nyawa anak bangsa yang jadi korban kemiskinan dari salah kelola negara oleh pemimpin-pemimpinnya.

Apakah Pak Prabowo menjadikan hal itu sebagai bahan pencitraan?
– Tidak…!!! Utusan Pastur dan Gereja Katholik yang sudah kemana-mana memohon bantuan termasuk kepada Bapak Presiden untuk menyelamatkan nyawa Wilfrida (saat itu) hanya menemukan jalan buntu. Akhirnya utusan itu dibawa oleh seseorang yang mengenal Pak Prabowo.

Pak Prabowo yang mendengar kisah pilu anak bangsanya itu langsung bertindak cepat.
Karena jaringan persahabatan internasional Pak Prabowo yang sangat luas termasuk di Malaysia, beliau langsung bisa berkoordinasi dengan para pejabat tinggi dan penasehat hukum di Malaysia.
Besoknya langsung beliau kontak Pak Hasyim, adiknya.
Pinjam pesawat dan langsung terbang ke Malaysia.
Beliau jumpai Tan Sri Mohammed Shafee pengacara paling mahal di Malaysia yang juga tangan kanan Perdana Menteri Malaysia. Publik Malaysia pun heboh karena Wilfrida didampingi Pengacara “kelas” istana.
Sayangnya orang ini bernama Prabowo Subianto, orang yang selalu membantu penuh keikhlasan dan tidak butuh berita apalagi kamera.
Berita tentang Wilfrida baru heboh di dalam negeri setelah Harian Malaysia ramai memberitakannya.
Sampai sekarangpun sepertinya banyak anak bangsa ini yang tidak tahu kalau Pak Prabowo mengeluarkan “uang pribadi” sampai 1 juta Dolar atau 10 Miliar masa itu untuk membebaskan Wilfrida.
Pertanyaannya, adakah kita pernah mendengar ada satu orang saja pejabat dan tokoh politik di negeri ini yang seikhlas beliau?
Ingat, Wilfrida itu Katholik dan Pak Prabowo seorang muslim, tapi Pak Prabowo tidak pernah memandang agama, suku dan ras untuk membantu orang lain.
Lagi pula kakak kandung, adik kandung dan keponakannya ada yang beragama protestan dan katholik, jadi jangan ajari pak Prabowo tentang toleransi dan Pancasila.
Pak Prabowo itu darah, daging dan tulang-tulang ditubuhnya itu disusun dari kepingan nasionalisme dan kecintaan tanpa pamrih terhadap negeri ini dan rakyatnya.
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa memberikan kesehatan, kebahagiaan dan lindunganNya kepada Pak Prabowo

Gus dur pernah berkata : ORANG YANG PALING IKHLAS UNTUK NEGARA ITU PRABOWO.”

======

Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/725318001134071/