[SALAH] “Cek Saldo Rekening di Bank BRI Terutama yang Sudah Registrasi HP Menggunakan KK dan NIK”

“Hilangnya uang nasabah diduga diawali dari penyadapan data nasabah pada kartu ATM melalui metode skimming. … Dadi mengimbau para nasabah untuk tetap tenang dan datang ke kantor BRI untuk mengecek rekeningnya. Dia menegaskan, setiap komplain yang masuk akan dilayani hingga rampung. BRI, lanjut dia, juga berharap masyarakat tidak panik karena bank akan melakukan penggantian setiap uang nasabah yang hilang sesuai prosedur.” Selengkapnya di poin (1) bagian REFERENSI, dan silakan tunggu hasil dari proses penyelidikan oleh pihak-pihak yang terkait.

“Nama Ibu Kandung biasa ditanyakan oleh Bank untuk keperluan verifikasi, masih ada metode verifikasi lain yaitu: PIN. Bank selalu melarang untuk membagi PIN ke siapapun, termasuk ke mereka yang mengaku dari pihak bank. Jika nama Ibu Kandung dihubungkan dengan Admin, Admin tidak perlu nama Ibu Kandung nasabah untuk membobol sistem, ada aturan/prosedur/mekanisme ketat yang melindungi data dan dana nasabah dari kejadian itu.”, selengkapnya di post sebelumnya di https://goo.gl/zMtKjZ. Yang artinya, tidak ada hubungannya dengan registrasi HP menggunakan KK dan NIK karena metode Skimming adalah metode akses langsung (fisik) ke kartu. Selengkapnya tentang Skimming di poin (3) bagian REFERENSI.

======

KATEGORI
Disinformasi.

======

SUMBER

(1) Pertanyaan dari beberapa anggota FAFHH.
(2) https://goo.gl/8taoTg, sudah dibagikan 3 kali ketika tangkapan layar dibuat.

======

NARASI

“Yang punya rekening di bank BRI di harap cek saldonya terutama yang sudah registrasi hp yang di pakai KK &NIK .
kabar nya di beberapa wilayah sumatra banyak nasabah yang kehilangan saldo nya dari 5 jt,20 jt,40jt,.bahkan ada yang saldo nya 100 ribu seorang nasabah di BRI di kendiri kebobolan RP.500 juta.di tabung di BRI kartu tani juga ada yang kena 5 juta uang karyawan OMG raib/bobol 20 juta di tekening ATM BRI SARIAH ….
# SUNGGUHHHHHH_ANEHHHHHH”.

======

REFERENSI

(1) https://goo.gl/MoLzoa, “Transaksi Misterius yang Bikin Uang Nasabah BRI Mendadak Raib

KONTRIBUTOR KEDIRI, M AGUS FAUZUL HAKIM
Kompas.com – 13/03/2018, 08:11 WIB

(foto)
Kapolsek Ngadiluwih Shokhib Dimyati (tengah) menenangkan sejumlah nasabah yang mendatangi kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) unit cabang Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, Senin (12/3/2018). Sejumlah nasabah BRI di sedikitnya tiga wilayah kantor cabang kehilangan uang secara misterius dan mendapatkan pemberitahuan penarikan sejumlah uang melalui SMS center padahal sebelumnya tidak melakukan transaksi keuangan.(ANTARA FOTO/PRASETIA FAUZANI)

KEDIRI, KOMPAS.com — Mujiyat kaget. Hari itu dia ingin menarik Rp 5 juta dari rekening BRI miliknya.

Dia pergi ke mesin ATM, tetapi transaksi penarikan terus gagal. Padahal, seingatnya isi rekeningnya jauh lebih besar dari kebutuhannya saat itu.

“Saya mau narik Rp 5 juta gak bisa, kena limit. Uang rekening saya Rp 50 juta,” ujarnya saat ditemui di halaman kantor BRI Unit Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, Senin (12/3/2018).

Mujiyat lalu segera melapor. Dari pengecekan yang dilakukan di bank, ada transaksi misterius yang terjadi pada tanggal 10 dan 11 Maret.

Dia kaget karena merasa tak ingat pernah melakukan tranksi tersebut.

Hal serupa juga dialami Elvina. Dia mengatakan, uang tabungannya berkurang Rp 500.000.

Hal itu diketahuinya karena layanan mobile banking. Dia menerima pesan singkat pada ponselnya yang berisi informasi telah terjadi transaksi debet pada Minggu (11/3/2018) malam.

“Padahal, saya tidak menggunakannya sama sekali,” ujar Elvina saat ditemui di halaman kantor BRI Unit Ngadiluwih.

Seperti Mujiyat, dia juga langsung melaporkan kejadian itu ke kantor BRI tempatnya membuka rekening dan diminta menunggu selama pemeriksaan beberapa hari.

Kabar yang beredar dengan cepat melalui media sosial dan jejaring sosial membuat kantor BRI Unit Ngadiluwih dipenuhi nasabah yang khawatir uang mereka turut raib.

Betul saja. Elvina dan Mujiyat tidak sendiri. Total, hingga kemarin ada 16 nasabah yang mengaku kehilangan uang di rekeningnya.

Jumlah yang hilang beragam, mulai dari Rp 500.000, Rp 4 juta, hingga Rp 10 juta.

“Sejauh ini laporan yang masuk ada 16 nasabah yang mengaku kehilangan uangnya,” ujar Kapolsek Ngadiluwih Ajun Komisaris Sokhib Dimyati.

Diduga dari luar negeri

Kepala Cabang BRI Kediri Dadi Kusnadi mengatakan sudah menerima laporan tentang kejadian saat itu juga. Dia menegaskan, masalah ini sudah ditangani BRI pusat.

Hilangnya uang nasabah diduga diawali dari penyadapan data nasabah pada kartu ATM melalui metode skimming.

“Dugaan sementara dan kemungkinan adalah skimming,” ujarnya.

Dari pemeriksaan awal oleh kantor BRI pusat, lanjut Dadi, aliran dana transaksi misterius itu diduga dikelola dari luar negeri.

Dugaan ini diperkuat karena ada transaksi yang menunjukkan jumlah nominal yang tidak bulat. Ada embel-embel angka tertentu pada nilai transaksi yang terjadi karena konversi kurs mata uang.

“Kurs konversi dollar atau yen atau apa, masih diteliti oleh kantor pusat,” ujar Dadi.

Embel-embel angka yang tidak bulat itu, misalnya transaksi misterius yang dialami Elvina yang mengaku kehilangan uang sebesar Rp 504.146,509 dari rekening tabungannya.

Pihak BRI, lanjut dia, tengah menempuh jalur hukum dengan melaporkannya kepada polisi.

“Kantor pusat sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan FBI karena (diduga pelaku) ada di luar negeri,” tutur Dadi.

Soal penyadapan data kartu ATM nasabah, Dadi mengungkapkan, kemungkinan sudah dilakukan sudah lama karena pihak BRI sudah intensif melakukan penertiban atau sterilisasi mesin ATM sebulan belakangan ini.

Hingga kemarin, menurut Dadi, pihaknya menerima laporan nasabah kehilangan uang dari tiga kantor unit di Kediri.

Jangan panik

Dadi mengatakan, BRI belum bisa menyebutkan total jumlah nasabah yang mengalami kehilangan uang ataupun total nominal uang yang hilang.

Data masih diolah dan laporan masih ditelusuri.

Dadi mengimbau para nasabah untuk tetap tenang dan datang ke kantor BRI untuk mengecek rekeningnya. Dia menegaskan, setiap komplain yang masuk akan dilayani hingga rampung.

BRI, lanjut dia, juga berharap masyarakat tidak panik karena bank akan melakukan penggantian setiap uang nasabah yang hilang sesuai prosedur.

Penulis: Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim
Editor: Caroline Damanik”.

——

(2) [HOAX] “KARENA KUNCI. ADMIN KITA DI BANK ADALAH NIK. DAN NAMA IBU KANDUNG”, post sebelumnya di https://goo.gl/zMtKjZ.

——

(3) https://goo.gl/9AeY1h, “Home > Tekno > Gadget

Mengenal Modus Pembobolan ATM Melalui Teknik Skimming

Andina Librianty
27 Agu 2015, 07:50 WIB

(foto)
Ilustrasi Pembobolan ATM (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta – Kasus skimming kartu Automated Teller Machine (ATM) kembali ramai diperbincangkan, terutama setelah pihak Polda Metro Jaya berhasil meringkus 5 pria yang terbukti menggasak uang di rekening tabungan 13 nasabah Bank Central Asia (BCA).

Modus kejahatan kelompok penguras uang nasabah ini adalah membeli ATM yang sudah digandakan atau di-skimming oleh kelompok hacker. Dengan kartu ATM palsu tersebut, pelaku pun leluasa menguras uang pemilik rekening melalui penarikan tunai, pembelian debet, dan penukaran valuta asing (Valas).

Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan teknik skimming kartu ATM?

Skimming adalah tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debit secara ilegal. Skimming adalah salah satu jenis penipuan yang masuk ke dalam metode phishing.

Pelaku bisa mendapatkan data nomor kartu kredit atau debit korban menggunakan metode sederhana seperti halnya fotokopi, atau metode yang lebih canggih seperti menggunakan perangkat elektronik kecil (skimmer) untuk menggesek kartu lalu menyimpan ratusan nomor kartu kredit korban.

Cara kerja skimmer

(foto)
Sebenarnya apa dan bagaimana cara kerja teknik skimming kartu ATM?

Laman Bank Tech menerangkan bahwa teknik pembobolan karu ATM nasabah melalui teknik skimming pertama kali teridentifikasi pada 2009 lalu di ATM Citibank, Woodland Hills, California.

Saat itu, diketahui jika teknik skimming dilakukan dengan cara mengggunakan alat yang ditempelkan pada slot mesin ATM (tempat memasukkan kartu ATM) dengan alat yang dikenal dengan nama skimmer. Modus operasinya adalah mengkloning data dari magnetic srtripe yang terdapat pada kartu ATM milik nasabah.

Sebagai informasi, magnetic stripe adalah garis lebar hitam yang berada dibagian belakang kartu ATM. Fungsinya kurang lebih seperti tape kaset, material Ferromagnetic yang dapat dipakai untuk menyimpan data (suara, gambar, atau bit biner).

Secara teknis, cara kerjanya mirip CD writer pada komputer yang mampu membaca CD berisi data, kemudian menyalinnya ke CD lain yang masih kosong. Dan isinya dapat dipastikan akan sama persis dengan CD aslinya.

Alat skimmer diketahui dapat dibeli pasar-pasar gelap yang hanya diketahui oleh kalangan terbatas dengan banderol mulai dari US$ 500. Malah tak sedikit pula para pelaku yang sudah ahli dapat memproduksinya sendiri dengan mudah.

Sistematis cara kerja pelaku skimming

(foto)
Sebenarnya apa dan bagaimana cara kerja teknik skimming kartu ATM?

1. Pelaku mencari target mesin ATM yang ingin dipasangai skimmer. Kriteria yang dicari adalah mesin ATM yang tidak ada penjagaan kemanan, sepi dan tidak ada pengawasan kamera CCTV.

2. Pelaku memulai aksi pencurian data nasabah dengan memasang alat skimmer pada mulut mesin ATM.

3. Melalui alat skimmer para pelaku menduplikasi data magnetic stripe pada kartu ATM lalu mengkloningnya ke dalam kartu ATM kosong. Proses ini bisa dilakukan dengan cara manual, di mana pelaku kembali ke ATM dan mengambil chip data yang sudah disiapkan sebelumnya. Atau bila pelaku sudah menggunakan alat skimmer yang lebih canggih, data-data yang telah dikumpulkan dapat diakses dari mana pun. Umumnya data dikirimkan via SMS.

(dhi)”.

——

(4) Indikasi korban metode Skimming tidak hanya ke Bank BRI saja > https://goo.gl/5sfQP9, “Saldo Rp 22 Juta Milik Nasabah Bank NTT Tiba-tiba Hilang, Ini Kata OJK

KONTRIBUTOR KUPANG, SIGIRANUS MARUTHO BERE
Kompas.com – 15/03/2018, 20:23 WIB

(foto)
Alfridus Manuel Manek, saat berada di kantor Bank NTT(KOMPAS.com/ SIGIRANUS MARUTHO BERE)

KUPANG, KOMPAS.com — Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) telah menerima surat pengaduan dari Alfridus Manuel Manek, nasabah Bank NTT, asal Kabupaten Malaka, NTT, yang mengaku kehilangan uang Rp 22 juta dalam tabungannya.

Kepala OJK Provinsi NTT Winter Marbun mengatakan, penelitian awal bersama bank, transaksi penarikan dana dilakukan melalui ATM di luar negeri, sedangkan nasabah beserta kartu anjungan tunai mandiri (ATM) maupun bukunya berada di Provinsi NTT.

“Nasabah tidak pernah ke luar negeri atau punya keluarga di luar negeri. Indikasi awal, ini adalah kejahatan menggunakan kartu atau berhubungan dengan sistem pembayaran,” ucap Marbun kepada Kompas.com, Kamis (15/3/2018).

Mengingat persoalan ini berhubungan dengan kewenangan Bank Indonesia, OJK terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia.

“Karena ada kaitannya dengan sistem pembayaran. Kami nanti juga akan meneliti apakah kejadian ini ada hubungannya dengan kelalaian bank, kelalaian nasabah, atau pengamanan teknologinya, apakah lemah atau tidak,” imbuhnya.

Terkait dengan kejadian itu, Marbun mengimbau agar para nasabah bank menjaga kerahasiaan PIN.

Nasabah diharapkan tidak memberitahukan nomor PIN kepada siapa pun. Saat melakukan transaksi di ATM, nasabah diminta menutupi dengan tangan saat memasukkan PIN di mesin ATM. Karena tanpa PIN, transaksi tidak bisa dilakukan.

“Nasabah juga harus menutupi dengan tangan saat memasukkan nomor PIN pada saat melakukan pembayaran menggunakan kartu debit, di tempat-tempat pembelanjaan seperti supermarket,” sebutnya.

“Berikutnya, nasabah harus hati-hati dan selalu waspada menggunakan mesin ATM yang lokasinya di tempat sepi. Takutnya mesin ATM sudah dipasangi alat untuk menangkap data ATM kita,” sambungnya.

Sebelumnya diberitakan, Alfridus Manuel Manek, nasabah Bank Nusa Tenggara Timur (NTT), asal Kabupaten Malaka, NTT, mengaku uang di dalam tabungannya sebanyak Rp 22 juta hilang.

Uang puluhan juta itu diketahui hilang setelah pada 14 Februari 2018 lalu Alfridus bermaksud mengambil uang untuk keperluan pribadinya di mesin ATM di daerah Baumata, Kabupaten Kupang.

“Saat itu saya terkejut karena uang dalam saldo saya bukan Rp 22 juta lagi, tapi kosong,” ungkap Alfridus kepada Kompas.com, Rabu (14/3/2018).

(video)
skimming
Bank Rakyat Indonesia sudah memberikan ganti rugi terhadap nasabahnya yang menjadi korban aksi penyadapan data kartu ATM atau skimming.(Kompas TV)

Penulis: Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere
Editor: Reni Susanti”.

======

Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/613787732287099/