Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
Alexandra Yonts, seorang dokter penyakit menular pediatrik di Rumah Sakit Nasional Anak di Washington, DC, mengatakan bahwa spike protein dalam vaksin Covid-19 aman karena hanya bertahan di otot lengan seseorang untuk waktu yang singkat.
=====
KATEGORI:Konten yang Menyesatkan
=====
NARASI:
“Penemu cairan ekperimen terapi genetika mRNA yg kemudian dikoar2kan sebagai vaksin covid bicara dengan gamblang.
SaveOurChildren
StopPaksaAnakVaksinC19″
Pernyataan Robert Malone dalam video
“Yang pertama adalah bahwa gen virus akan disuntikan ke dalam sel anak anda. Gen ini memaksa tubuh anak anda untuk membuat protein lonjakan beracun. Protein ini sering menyebabkan kerusakan permanen pada organ penting anak-anak, termasuk otak dan sistem saraf anda. Jantung, dan pembuluh darah mereka termasuk pembekuan darah, sistem reproduksi,”
=====
SUMBER:
Twitter
https://archive.md/wip/hw8n4
=====
PENJELASAN:
Beredar kembali melalui media sosial twitter video Penemu cairan ekperimen terapi genetika mRNA yang menyampaikan 3 masalah utama jika vaksin diberikan kepada anak anak. salah satunya adalah spike protein beracun yang menyebabkan kerusakan permanen pada anak.
Setelah ditelusuri video tersebut sudah beredar sejak Desember 2021. Mengutip merdeka.com, Dokter penyakit menular dan direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia, Paul Offit, mengatakan informasi menyebut spike protein usai divaksin Covid-19 menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh anak-anak adalah klaim yang salah. Sejalan dengan itu, American Academy of Pediatrics Deborah Greenhouse, juga sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Paul Offit.
Pendapat serupa juga diberikan oleh Alexandra Yonts, seorang dokter penyakit menular pediatrik di Rumah Sakit Nasional Anak di Washington, DC, Yonts mengatakan bahwa spike protein dalam vaksin Covid-19 aman karena hanya bertahan di otot lengan seseorang untuk waktu yang singkat. Baik Offit dan Yonts mengatakan bahwa data menunjukkan kasus miokarditis yang jarang terjadi bukanlah akibat langsung dari spike protein itu sendiri, seperti yang dikatakan Malone.
Berdasarkan penjelasan di atas klaim tentang vaksin Covid-19 menyebabkan spike protein beracun pada anak adalah salah dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
=====
REFERENSI:
Editor: Adi Syafitrah