[SALAH] Pembukaan Misa Minggu Palma di Vatikan dengan Lagu Berbahasa Indonesia dan Janur Kuning Indonesia

Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

Video hasil editan. Video siaran langsung yang diunggah oleh akun YouTube Vatican News menunjukkan bahwa lagu yang dimainkan bukan merupakan lagu berbahasa Indonesia, melainkan berbahasa Latin. Lebih lanjut, hiasan daun yang digunakan dalam misa merupakan seni merangkai daun yang telah lama menjadi tradisi.

= = = = =

KATEGORI: Konten yang Dimanipulasi/Manipulated Content

= = = = =

SUMBER: Pesan WhatsApp

= = = = =

NARASI:

“Misa minggu palem di Vatican, lagu pengiring pembukaan ‘ the Jerusslem song’ dalam bahasa Indonesia. Dan daun palem nya digantii dgn Janur Kuning ex Indonesia. …..”

= = = = =

PENJELASAN:

Beredar sebuah video berantai di WhatsApp yang menunjukkan pembukaan Misa Minggu Palma di Vatikan yang memainkan lagu berbahasa Indonesia. Video berdurasi 4 menit 45 detik tersebut juga disertai dengan pesan yang menyatakan bahwa selain menggunakan lagu pengiring berbahasa Indonesia, Misa Minggu Palma di Vatikan juga menggunakan janur kuning sebagai pengganti daun palma.

Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut merupakan hasil editan dari potongan video siaran langsung yang diunggah oleh akun YouTube Vatican News pada 28 Maret 2021. Video berjudul “March 28 2021 Celebration of Palm Sunday-Angelus prayer Pope Francis” tersebut menunjukkan bahwa lagu yang dimainkan bukan merupakan lagu berbahasa Indonesia, melainkan berbahasa Latin. Lebih lanjut, staf Pontifical Council for Interreligious Dialogue (PCID) Markus Solo SVD menegaskan bahwa hiasan daun yang digunakan dalam misa merupakan seni merangkai daun yang telah lama menjadi tradisi.

Dengan demikian, narasi yang beredar melalui pesan WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi/Manipulated Content.

= = = = =

REFERENSI:

https://www.youtube.com/watch?v=sgw6KpewFwU

https://twitter.com/marco_svd/status/1377148258355617798

Penulis: Khairunnisa Andini
Editor: Bentang Febrylian