[SALAH] Pemakaian Masker Menyebabkan Penyakit Legionnaires

Klaim pemakaian masker bisa menyebabkan penyakit legionnaires merupakan klaim yang salah. Sebab, legionnaires tidak menyebar dari orang ke orang dan bakteri legionnaires tidak hidup di air liur.

=====

Kategori: Misleading Content/Konten yang Menyesatkan

=====

Sumber: Facebook

https://archive.fo/Ruh1l

=====

Narasi:

“Mask wearers beware… ⚠️

A caller to a radio talk show recently shared that his wife was hospitalized n told she had COVID n only a couple of days left to live . A doctor friend suggested she be tested for legionnaires disease because she wore the same mask every day all day long . Turns out it WAS legionnaires disease from the moisture n bacteria in her mask . She was given antibiotics n within two days was better . WHAT IF these ‘spikes’ in COVID are really something else due to ‘mask induced infections’ .??🤔🤔🤔

If you’re going to wear your mask all day, stuff tissue or Kleenex inside the inner part of mask to absorb the moisture and chànge it every hour or Everytime you potty. Just remembered wash your mask every day”

Terjemahan:

“Hati-hati pemakai masker … ⚠️

Seorang penelepon acara bincang-bincang radio baru-baru ini berbagi bahwa istrinya dirawat di rumah sakit dan diberi tahu bahwa dia mengidap COVID dan hanya tinggal beberapa hari lagi untuk hidup. Seorang teman dokter menyarankan agar dia dites penyakit legionnaires karena dia memakai masker yang sama setiap hari sepanjang hari. Ternyata itu penyakit legionnaires dari kelembaban n bakteri di topengnya. Dia diberi antibiotik dan dalam dua hari lebih baik. BAGAIMANA JIKA ‘lonjakan’ dalam COVID ini benar-benar sesuatu yang lain karena ‘infeksi yang disebabkan masker’. ?? 🤔🤔🤔

Jika Anda akan memakai masker sepanjang hari, masukkan tisu atau Kleenex di bagian dalam masker untuk menyerap kelembapan dan ganti setiap jam atau setiap kali Anda buang air. Baru ingat mencuci masker setiap hari”

=====

Penjelasan:

Beredar informasi di Facebook yang menyebutkan bahwa penggunaan masker terus menerus dapat menyebabkan seseorang mengidap penyakit legionnaires. Disebutkan dalam narasi bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut hidup di dalam masker yang lembap.

Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim informasi tersebut keliru. Mengacu kepada laporan liputan6.com dan afp.com, dr. Taison Bell, dokter perawatan kritis dan penyakit menular di Universitas Virginia menyatakan bahwa tempat berkembang legionella, bakteri penyebab penyakit legionnaires, adalah tempat dengan udara yang lembap dan bakteri tersebut tidak bisa hidup di masker.

“Tempat yang menjadi berkembangnya Legionella (bakteri penyebab legionnaires) adalah tempat dengan udara yang lembap. Dan mereka tak bisa hidup di masker. Jadi jika ada yang bilang legionnaires disebabkan karena kelembapan dari napas Anda sendiri adalah tidak benar. Selain itu Legionella tidak menyebar dari orang ke orang dan diperkirakan tidak menyebabkan epidemi atau pandemi. Wabah ini terbatas pada bangunan atau sumber air,” kata Bell.

Keterangan serupa didapatkan dari dr Janet Stout, Presiden dan Direktur Laboratorium Patogen Khusus di Pittsburgh, Pennsylvania, dan telah mempelajari penyakit itu selama beberapa dekade. Ia menyatakan bahwa legionella tidak menyebar dari orang ke orang.

“Legionella tidak menyebar dari orang ke orang. Bakteri juga tidak ada di air liur, jadi tidak mungkin kelembapan dari ludah seseorang menyebabkan penyakit legionnaires. Anda akan baik-baik saja memakai masker. Bahkan Anda harus memakai masker. Tidak ada hubungan antara memakai masker dengan legionnaires,” ujar Stout.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka klaim pada informasi yang beredar di Facebook tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

=====

Referensi:

https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1262385617427304/

https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4331672/cek-fakta-tidak-benar-memakai-masker-bisa-menyebabkan-legionnaires

https://factcheck.afp.com/face-mask-use-does-not-lead-legionnaires-disease