[SALAH] Foto di Cuitan “Presiden yang tertukar…”

Foto tangkapan layar yang dibagikan oleh SUMBER adalah hasil suntingan, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Konten yang Dimanipulasi.

======

SUMBER

http://bit.ly/2WBeIzi https://archive.fo/g1Dqc, akun “J.S. Prabowo” (twitter.com/marierteman), sudah dibagikan 941 kali per tangkapan layar dibuat.

======

NARASI

“Presiden yang tertukar,

kita kembalikan agar negara kembali normal sesuai Pancasila dengan cara memilih Prabowo Sandi saja

#IndonesiaCallsObservers

#IndonesiaCallsCarterCenter”.

======

PENJELASAN

(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang dimanipulasi

Ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu”.

  • Post SUMBER membagikan foto tangkapan layar hasil suntingan.
  • Post SUMBER menambahkan narasi pelintiran untuk membangun premis yang salah yang tidak sesuai dengan konteks yang sebenarnya dari artikel asli yang disunting hasil tangkapan layarnya.

——

(2) Artikel-artikel yang terkait:

  • Sumber artikel asli, BeritaSatu: “Ketua PBNU: Jokowi Khalifah Bangsa Indonesia”. Selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.
  • Salah satu sumber foto Jokowi yang digunakan di foto tangkapan layar hasil suntingan, SuaraNasional: “Pemuda Aswaja: Jokowi Jelas Keislamannya, Capres Lain Dipertanyakan”. Selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.

======

REFERENSI

(1) http://bit.ly/2FIH8Az BeritaSatu: “Ketua PBNU: Jokowi Khalifah Bangsa Indonesia

(foto)
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj ( Foto: Antara/Wahyu Putro A )

/ JAS Minggu, 2 November 2014 | 16:24 WIB

Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan bahwa kepemimpinan nasional adalah khalifah bagi bangsa Indonesia, termasuk bagi umat Muslim di Tanah Air.

“NKRI sudah sesuai jalan Islam. Pak Jokowi (Joko Widodo) khalifah kita sekarang, pemimpin bangsa Indonesia, termasuk umat Islam,” kata Said Aqil usai penutupan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Jakarta, Minggu (2/11).

Khilafah menjadi salah satu bahasan dalam Komisi Bahtsul Masail Munas Alim Ulama NU. Dalam putusannya, ulama NU menyatakan bahwa khilafah untuk umat Islam sedunia tidak lagi relevan pada saat umat manusia bernaung di bawah negara-negara bangsa. Bahkan, membangkitkan kembali ide khilafah pada masa sekarang adalah utopia.

Menurut ulama NU, Islam tidak mewajibkan suatu bentuk negara dan sistem pemerintahan tertentu bagi pemeluknya. Umat diberi kewenangan untuk mengatur dan merancang sistem pemerintahan sesuai dengan tuntutan perkembangan kemajuan zaman dan tempat.

Yang terpenting, menurut ulama NU, suatu pemerintahan harus bisa melindungi dan menjamin warganya untuk mengamalkan dan menerapkan ajaran agamanya dan menjadi tempat yang kondusif bagi kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan.

Dalam konteks Indonesia, umat Islam bersama anak bangsa yang lain telah bersepakat membentuk NKRI untuk mewadahi segenap elemen bangsa yang sangat majemuk dalam hal suku, bahasa, budaya, dan agama. Menurut NU, menjadi kewajiban semua elemen bangsa untuk mempertahankan dan memperkuat keutuhan NKRI.

“Oleh karena itu, setiap jalan dan upaya munculnya gerakan-gerakan yang mengancam NKRI wajib ditangkal karena akan menimbulkan mafsadah (kerugian) yang besar dan perpecahan umat,” kata Said Aqil.

Terkait dengan adanya kelompok yang terus menyuarakan gagasan khilafah internasional, Said Aqil mengatakan bahwa sepanjang yang dilakukan sekadar menyampaikan gagasan, belum menjadi gerakan yang mengancam keutuhan NKRI, tidak menjadi soal.

“Kalau kita, NU, menerima ide khilafah yang nasionalis, bukan imperium seperti zaman dulu, yang tidak mungkin lagi diterapkan sekarang,” katanya.

Dalam keputusannya, Munas NU juga menyebutkan bahwa umat Islam tidak boleh terjebak dalam simbol-simbol dan formalitas nama yang tampaknya islami, tetapi wajib berkomitmen pada substansi.

Sumber: Antara”.

——

(2) http://bit.ly/2CJeQoY SuaraNasional: “29/03/2019

Pemuda Aswaja: Jokowi Jelas Keislamannya, Capres Lain Dipertanyakan

Ibnu Maksum-Politik

(foto)

Joko Widodo (Jokowi) merupakan calon presiden (capres) yang jelas keislamannya terlihat mampu menjadi imam shalat.

Demikian dikatakan Koordinator Pemuda Aswaja Nur Khalim dalam pernyataannya kepada suaranasional, Jumat (29/3/2019).

Menurut Nur Khalim, Jokowi mempunyai kemampuan membaca Al Quran dengan baik. “Capres lain ditantang untuk tes baca Al Quran tidak berani,” ungkapnya.

Kata Nur Khalim, kebijakan Jokowi banyak berpihak kepada Islam. “Yang mengatakan Jokowi antiIslam itu orang yang menyebarkan hoaks dan fitnah,” jelas Nur Khalim.

Nur Khalim mengatakan, Jokowi juga membangun keluarga yang bagus. “Jokowi berhasil menjadi pemimpin keluarga yang bagus dan ini modal kuat menjadi pemimpin Bangsa Indonesia,” pungkasnya.

loading…

Loading…”

——

(3) http://bit.ly/2I3niT9, laporan (mention) ke akun @turnbackhoax (twitter.com/turnbackhoax).

======

Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/864838577182012/