[SALAH] “Menari diatas penderitaan rakyat”

Daur ulang disinformasi lama yang sudah diulang setidaknya tiga kali sebelumnya, Prabowo mengutip dari sumber “Thirty-Six Stratagems”, esai bahasa Cina yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian tipu muslihat yang digunakan dalam interaksi politik, perang, dan sipil. Konteks sesungguhnya adalah pidato Prabowo di acara “Dialog para pejuang “Nasionalisme : Kembalikan Indonesia””, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Konten yang Salah.

======

SUMBER

http://bit.ly/2Sg6j5A, cuitan oleh akun “👑 ❣F꙯A꙯ ❣ 👑” @FaGtng (twitter.com/FaGtng), sudah dicuit ulang 67 kali per tangkapan layar dibuat.

======

NARASI

“Sadis…
Tak berprikemanusiaan..
Menari diatas penderitaan rakyat..

Hellow…

KoalisiMunafik

Jangan bunuh hati nuranimu..
Jangan biarkan orang seperti ini menguasai tanah airmu..

SATUKAN TEKAD
RAPATKAN BARISAN

PILIHAN HANYA SATU

01JokowiLagi

2019JokowiMarufAmin”.

======

PENJELASAN

(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah

Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

  • Cuitan SUMBER membagikan video tahun 2014 yang sudah disunting, dokumentasi pidato Prabowo di acara “Dialog para pejuang “Nasionalisme : Kembalikan Indonesia”” di tahun 2004.
  • Cuitan SUMBER menambahkan narasi untuk memelintir dan membangun premis yang salah.

——

(2) Sumber video, http://bit.ly/2MAnQ39 YouTube: “Cara menjarah yang santun ala Prabowo

Abdul Harris
Published on Jun 19, 2014

Saya telah mengabdikan diri saya 28 tahun dalam dinas ketentaraan. Dua puluh delapan tahun masa muda saya, saya persembahken kepada Republik. Saya pertaruhkan jiwa saya dalam berbagai operasi militer, dengan satu tujuan. Yaitu menjaga bangsa kita ini. Di UI saya pernah berbicara, di ITB, belajarlah strategi. Karena strategi adalah bagian daripada lingkungan yang harus kita hadapi.

Kita dari dulu diajarken untuk jadi baik. Bapak-bapak, ibu-ibu kita, kalau mengajarkan kita ‘Nak, belajar yang baik. kalau besar, jadi orang baik, membantu orang, membantu tetangga.’ Kalau Strategi tidak begitu. Strategi mengajarkan ‘Kalau perlu kau rampok tetanggamu yang sedang kesusahan.’ Saya ambil strategi kelima. Strategi kelima bunyinya ‘Loot a burning house,’ rampoklah rumah yang sedang terbakar. Rampoklah rumah yang sedang terbakar. Arti daripada strategi ini, penjelasan aslinya adalah, ‘Jika rumah seseorang sedang terbakar, gunakan kesempatan daripada kekacauan yang timbul, untuk mencuri harta kekayaannya.’

Saya ulangi, ‘Jika rumah seseorang sedang terbakar, gunakan kesempatan daripada kekacauan yang timbul, untuk mencuri harta kekayaannya.’

Pernyataan Prabowo menjelang konvensi Partai Golkar (2004)”.

——

(3) Wikipedia: “”The Thirty-Six Stratagems adalah esai bahasa China yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian tipu muslihat yang digunakan dalam interaksi politik, perang, dan sipil.”, selengkapnya di http://bit.ly/2vKdZ34 (Google Translate).

——

(4) http://bit.ly/2MkAEtC Google Translate: “Menjarah rumah yang terbakar

(趁 火 打 / 趁 火 打, Chèn huǒ dǎ jié)

Ketika sebuah negara dilanda konflik internal, ketika penyakit dan kelaparan memorak-porandakan populasi, ketika korupsi dan kejahatan merajalela, maka tidak akan mampu menghadapi ancaman dari luar. Ini saatnya menyerang. Terus kumpulkan informasi internal tentang musuh. Jika musuh saat ini berada dalam kondisi terlemahnya, serang tanpa belas kasihan dan hancurkan sepenuhnya untuk mencegah masalah di masa depan.”

——

(5) Beberapa berita yang berhubungan:

  • Merdeka(dot)com @ 20 Jun 2014: “Video Prabowo: Rampok tetanggamu yang kesusahan”, selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.
  • Gatra(dot)com @ 16 Feb 2004: “Prabowo: Elit dan Pemimpin Bangsa Tak Paham Strategi”, selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.

======

REFERENSI

(1) http://bit.ly/2ndT6Jy Merdeka(dot)com: “Video Prabowo: Rampok tetanggamu yang kesusahan

Jumat, 20 Juni 2014 03:23
Reporter : Laurencius Simanjuntak

(foto)
Prabowo Subianto. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com – Sebuah video tentang capres Prabowo Subianto kembali geger dalam hiruk pikuk jelang Pilpres 9 Juli mendatang. Kali ini adalah video pidato Prabowo di depan Pemuda Panca Marga, organisasi pemuda pendukung Orde Baru.

Video yang diduga diambil pada 2004 atau sebelum Prabowo mengikuti Konvensi Partai Golkar itu muncul di Youtube. Berdurasi 2 menit 17 detik, video itu di-upload oleh Abdul Haris dan diberi judul Cara menjarah santun ala Prabowo.

Video tersebut heboh lantaran mantan Danjen Kopassus itu mengungkap sebuah strategi loot a burning house’ (rampoklah rumah yang sedang terbakar).

“Bapak ibu kita kalau mengajarkan kita, Nak belajar yang baik, jadi orang yang baik, kalau besar jadi orang baik membantu orang, membantu tetangga. Kalau strategi tidak begitu, kalau perlu kau rampok tetanggamu yang sedang kesusahan,” tegas Prabowo seperti dikutip dalam video tersebut, Jumat (20/6).

Prabowo, yang dalam video belum segemuk sekarang, menyebut strategi loot a burning house ini sebagai strategi kelima.

“Strategi kelima bunyinya loot a burning house rampoklah rumah yang sedang terbakar. Arti daripada strategi ini, penjelasan aslinya adalah: jika rumah seseorang sedang terbakar, gunakan kesempatan daripada kekacauan yang timbul, untuk mencuri harta kekayaannya,” tegas mantan menantu Soeharto itu.

Prabowo kemudian mengatakan, “Saya ulangi, jika rumah seseorang sedang terbakar, gunakan kesempatan daripada kekacauan yang timbul, untuk mencuri harta kekayaannya.”

Pidato Prabowo itu pun cukup serius disambut riuh hadirin. Di akhir pidato, Prabowo yang mengenakan kemeja lapangan warna krem, menyampaikan kepada hadirin soal niatnya mengikuti Konvensi Partai Golkar 2004.

“Saya kira bapak-bapak bisa tahu, saya nanti, kalau Insya Allah saya menang, saya ikut konvensi yang dibuka Partai Golkar ,” kata Prabowo disambut tepuk tangan.

Meski demikian, sejumlah pihak menyesalkan video ini karena tidak disampaikan utuh, sehingga dikhawatirkan lepas dari konteks yang disampaikan Prabowo. Tidak utuh lantaran video tersebut hanya menggambarkan Prabowo mengungkap strategi kelima, tanpa ada strategi sebelumnya.

(video di https://youtu.be/oEyIHBseRuY)

[gib]”.

——

(2) http://bit.ly/2S6X0VN Gatra(dot)com: “Prabowo: Elit dan Pemimpin Bangsa Tak Paham Strategi

Prabowo: Elit dan Pemimpin Bangsa Tak Paham Strategi

Jakarta, 16 Pebruari 2004 15:54
Capres Partai Golkar Letjen TNI (Purn) Prabowo Subiyanto menilai, elit-elit dan pemimpin bangsa Indonesia saat ini tidak memahami strategi, sehingga mereka tidak tahu apa akibat dari berbagai kebijakan yang dibuatnya.

Saat berbicara dalam acara dialog para pejuang bertema “Nasionalisme = Kembalikan Indonesia” di Jakarta, Senin, Prabowo mengatakan bahwa akibat dari tidak pahamnya elit-elit itu pada strategi, maka nasib bangsa yang telah terpuruk akibat krisis semakin tidak jelas arahnya.

Di negara-negara lain, menurut Prabowo, pengetahuan tentang strategi itu telah dimulai sejak dini, yakni pada jenjang pendidikan setingkat SLTP, melalui penggambaran cerita di buku-buku pelajaran ataupun komik.

Sementara di Indonesia tidak ada satu pun universitas yang secara khusus mengajarkan ilmu tentang strategi seperti itu.

Mantan Pangkostrad itu kemudian menjelaskan berbagai peristiwa mulai dari penjarahan bank-bank hingga pencurian kekayaan alam hutan maupun laut Indonesia, sebenarnya tidak lepas dari strategi besar pihak-pihak yang tidak menginginkan Indonesia bangkit.

Menurut dia, pihak-pihak yang tidak ingin Indonesia bangkit itu telah memanfaatkan situasi kekacauan domestik saat ini dengan merampok harta-harta milik rakyat Indonesia.

Ironisnya, elit-elit dan pemimpin bangsa ini pura-pura tidak tahu dengan fenomena sedang tergadaikannya Indonesia ke tangan asing dan bahkan lebih menyakitkan lagi aset-aset strategis bangsa dengan sengaja serta transparan dijual ke negara lain.

“Semua kondisi tersebut jelas sangat menyakiti hati rakyat, khususnya para pejuang yang telah susah payah menegakkan harga diri bangsa ini,” ujarnya.

Pada bagian lain, mantan Pangkostrad itu juga mempertanyakan makna “merdeka” bangsa Indonesia yang telah merdeka sejak lebih dari 50 tahun lalu itu.

“Kita punya kemerdekaan tapi dipertanyakan apa betul bangsa ini benar-benar merdeka. Korupsi masih merajalela dan orang yang dihormati adalah mereka-mereka yang punya uang. Padahal tidak jelas dari mana asal uang-uang itu,” katanya. [Tma, Ant]”

(3) Post-post sebelumnya di http://bit.ly/2FSHiI1, http://bit.ly/2B7p1Tg dan http://bit.ly/2TitRUL.

======

Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/826605967671940/