[SALAH] Tangkapan Layar di Cuitan “Satu lagi kebohongan @sandiuno”

Cuitan mencampurkan tangkapan layar artikel berita dari detik dengan tulisan dari sumber lain, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Disinformasi.

======

SUMBER

(1) http://bit.ly/2GMNQZY, laporan (mention) ke akun @turnbackhoax (twitter.com/turnbackhoax).

——

(2) http://bit.ly/2Sxm0SV, cuitan oleh akun @chicohakim (twitter.com/chicohakim), sudah dicuit ulang 774 kali per tangkapan layar dibuat.

======

NARASI

“Satu lagi kebohongan @sandiuno .

RT! Agar bangsa ini tercerahkan dan terbebas dari kemungkinan dipimpin para pendusta.”

======

PENJELASAN

(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: β€œKonten yang dimanipulasi

Ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu”.

* Cuitan sumber menggunakan tangkapan layar artikel dari situs detikFinance.
* Cuitan sumber menggunakan juga tangkapan layar dari sumber lain (post oleh Page “KataKita” di Facebook), lalu menyebarkan tangkapan layar tersebut di cuitan yang sama.

—–

(2) Sumber-sumber tangkapan layar:

* defikFinance: “Sandi: Saya Bangun Cikopo-Palimanan 116 Km Tanpa Utang”, selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.
* KataKita: “Tol Tanpa Utang kata om Sandi”, selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.

======

REFERENSI

(1) http://bit.ly/2LLFKzD detikFinance: “Selasa, 01 Jan 2019 20:04 WIB

Sandi: Saya Bangun Cikopo-Palimanan 116 Km Tanpa Utang

Hilda Meilisa Rinanda – detikFinance

(foto)
Foto: Hilda Meilisa Rinanda/detikcom

Surabaya – Cawapres nomor Urut 02 Sandiaga Uno menegaskan jika terpilih nanti tak akan bergantung pada utang. Dia mencontohkan proyek tol Cikopo-Palimanan yang bisa dibangun tanpa berutang.

“Bisa (tanpa utang), saya sudah membangun Cikopo-Palimanan 116 kilometer tanpa utang sama sekali,” kata Sandi usai berdialog dengan pelaku UMKM di Foodcourt Urip Sumoharjo, Surabaya, Selasa (1/1/2019).

Sebagai informasi, keterlibatan Sandiaga Uno di tol Cikopo-Palimanan melalui PT Lintas Marga Sedaya (LMS), operator tol tersebut. Seperti diberitakan detikcom, Selasa (12/6/2018), Sandiaga mengakui saat tol tersebut mulai dibangun, dia masih memiliki saham di PT LMS. Setelah maju sebagai salah satu kontestan di Pilkada DKI 2017 Sandiaga mengaku melepas sahamnya di PT LMS.

Dia menambahkan alasan pemerintah tak bisa menerapkan hal ini lantaran ada kebijakan yang lebih berpihak pada penambahan utang.

“Sudah dibuktikan dan Bu Sri Mulyani dan Pak Darmin Nasution sudah mengakui juga. Tapi tidak dilakukan, karena apa? Karena ada kebijakan yang lebih pro kepada penambahan utang,” lanjut pria yang beken disapa Sandi itu.

Selain itu, Sandi menerangkan, jika di masa kepemimpinannya nanti akan meningkatkan infrastruktur, maka bisa dilakukan dengan cara lain. Misalnya menggandeng para pelaku usaha untuk menjadi investor.

“Prabowo-Sandi akan fokus kemitraan pemerintah dengan badan usaha, kita membangun infrastruktur kita boleh, tapi kita libatkan dunia usaha. Kita libatkan semua pemangku kepentingan supaya tidak memberatkan pembiayaan negara,” kata Sandi.

Dia menambahkan, seharusnya negara bisa lebih fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Misalnya dengan membuka lapangan pekerjaan hingga menjaga stabilitas harga bahan pokok.

“Pembiayaan negara itu harus difokuskan kepada kesejahteraan masyarakat, membuka lapangan kerja itu tugas pemerintah, menjaga stabilitas harga-harga bahan pokok itu tugas pemerintah, itu mestinya menjadi prioritas pemerintah, bukan membangun infrastruktur dengan menambah hutang,” pungkasnya. (hns/hns)”

——

(2) http://bit.ly/2s4sgG2, Page “KataKita” (facebook.com/pageKataKita): “Tol Tanpa Utang kata om Sandi

Jurnalis: “Di Surabaya Anda bilang jalan tol Cipali dibuat tanpa utang sama sekali?”

Sandiaga: “Betul. Saya bisa menyelesaikan jalan tol sepanjang 116 km itu tanpa utang sama sekali. Tidak seperti yang dilakukan oleh Pemerintah sekarang yang….”

Jurnalis: (memotong ucapan Sandiaga) “Tetapi ada banyak berita bahwa pembiayaannya itu dilakukan oleh sindikasi bank yang dipimpin oleh BCA?”

Sandiaga: “Oh, ya…. Kami tetap perlu pinjaman dalam jumlah yang kecil agar proyek itu bisa lancar, tapi jumlahnya tidak signifikan.”

Jurnalis: “Tahun di tahun 2013 beritanya menyatakan 22 bank, dipimpin BCA, meminjamkan hampir Rp8,9 triliun ke proyek yang nilai totalnya Rp12,5 triliun itu. Artinya, lebih dari 70% pembiayaannya dari utang.”

Sandiaga: “Emmm, anu. Yang saya maksud itu utang luar negeri. BCA kan bank dalam negeri.”

Jurnalis: “Tapi di dalam sindikasi itu ada Standard Chartered dari Inggris, SMBC dari Jepang, OCBC dari Singapura, ICBC dari Tiongkok, dan Deutsche Bank dari Jerman. Apakah itu bukan bank-bank asing?”

Sandiaga: “Uhuk! Tetapi kan mereka dipimpin bank dalam negeri. Yang saya sampaikan itu sebetulnya masukan agar Pemerintah mengembangkan saja kerjasama dengan lembaga jasa keuangan swasta, bukan berhutang pada lembaga pembiayaan multilateral.”

Jurnalis: “Di dalam sindikasi itu juga ada IFC dan ADB yang merupakan lembaga multilateral. Lagipula, bukankah bunga pinjaman lembaga multilateral lebih rendah. Mengapa harus dihindari?”

Sandiaga: “Maaf ya, saya mau wudhu dulu. Gayung, mana gayung?”

πŸ˜‰πŸ˜‰πŸ˜‰πŸ˜œπŸ˜œπŸ˜œπŸ˜πŸ˜πŸ˜

https://wp.me/p7x0k9-7DI”.

======

Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/810854335913770/