Peristiwa di 2016, detik.com: “Dikira Tentara China, Ini Identitas Pekerja Kereta Cepat yang Ditangkap TNI AU”. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
======
KATEGORI
Disinformasi.
======
SUMBER
(1) Pertanyaan dari beberapa anggota FAFHH.
——
(2) http://bit.ly/2Mon20j, post oleh akun Facebook “Siti Badriyah” (facebook.com/profile.php?id=100026687565850), sudah dibagikan 33.129 kali per tangkapan layar dibuat.
======
NARASI
“Copas dari grup sebelh..
Di Halim Perdanakusuma ditangkap TKA Tiongkok dlm proyek kereta api cepat Bdg- JKT.
Ternyata sebenarnya mereka tentara Cina yg nyamar menjadi
TKA Tiongkok. Disinyalir Tentara tsb bawa senjata jg.
Yg plg dikhawatirkan semua TKA Tiongkok bw senjata semua di 30 titik terluar Indonesia ,intinya negara akan dijadikan negara komunis terbesar kedua di dunia oleh rezim skrg.
TNI,Ulama ummat islam hrs siaga
2 Juni 2018 ada pertemuan Kel kiri se Indonesia di Madiun persiapan 2019 tuk dukung rezim ini
Sy kordinator putra putri TNI se- Indonesia
Sumber rahasia internal pusat
Ini video realitas TKA asal cina di berbagai pelosok terpencil”.
======
PENJELASAN
(1) Peristiwa di 2016 yang sudah ditangani oleh pihak-pihak yang terkait, selengkapnya di poin (1) dan (2) bagian REFERENSI.
——
(2) Menyebutkan “2 Juni 2018 ada pertemuan Kel kiri se Indonesia di Madiun persiapan 2019 tuk dukung rezim ini”, “Sy kordinator putra putri TNI se- Indonesia” dan “Sumber rahasia internal pusat” tanpa sumber informasi yang kredibel tidak menjadikan klaim tersebut valid. Tipikal penggunaan teknik “Appeal to Authority”, selengkapnya di poin (3) bagian REFERENSI.
——
(3) Informasi terakhir mengenai penanganan TKA ilegal oleh pihak-pihak yang terkait, sudah pernah dibahas di post sebelumnya di http://bit.ly/2Kfh4Ot ([BENAR] “Satgas TKA untuk Mengawasi Pekerja Asing Ilegal”).
——
(4) http://bit.ly/2rhTadC, firsdraftnews.org: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
——
(5) http://bit.ly/2rhTadC, firsdraftnews.org: “Konten yang Menyesatkan
Penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu”.
======
REFERENSI
(1) http://bit.ly/2txCfEl, detik.com: “Rabu 27 April 2016, 12:10 WIB
Dikira Tentara China, Ini Identitas Pekerja Kereta Cepat yang Ditangkap TNI AU
Rivki – detikNews
(foto)
Ground breaking proyek kereta cepat di Walini (Foto: Dana Aditiasari)
Jakarta – TNI AU menangkap 7 pekerja proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung karena tidak memiliki security clearance dan menerobos masuk Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. TNI AU sempat mencurigai para pekerja ini melakukan aksi mata-mata, karena dari 7 orang yang ditangkap 5 di antaranya warga negara China.
“Kita lihat ngapain ada orang asing ngebor-ngebor di area militer kita, kita kan curiga. Kita cek izin, dokumen dari Kedubesnya juga enggak ada,” ujar Danlanud Halim Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (27/4/2016).
Namun saat diperiksa di Pos TNI AU di Halim, para pekerja itu mengaku tidak tahu apa-apa. Sri mengatakan, kesalahan para pekerja WNA itu lebih masalah administrasi saja.
“Jadi ini lebih masalah ke kelengkapan dokumen dan security clearance. Kita minta lengkapi,” ucapnya.
Saat ditangkap para pekerja ini memakai seragam seperti tentara. Para pekerja itu tak bisa berbahasa Indonesia dan Inggris.
“Itu pas ditangkap pakai baju kayak tentara, tapi ternyata mereka bukan tentara. Cuma sipil saja,” ucapnya.
Berikut 4 identitas WN China yang ditangkap oleh TNI AU:
1.Guo Lin Zhong, kelahiran Hunan, 5 Oktober 1989
Pekerjaan: Tukang Bor dan Administrasi
2. Wang Jun, kelahiran Nanhz, 11 September 1987
Pekerjaan: Administrasi dan Peneliti
3. Zhu Huafeng, kelahiran China, 10 Desember 1968
Pekerjaan: Teknisi Mesin
4. Cheng Qianwu, kelahiran, Hubei, 13 Oktiber 1967
Pekerjaan: Teknisi Mesin
Sedangkan identitas orang kelima masih belum diketahui.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China. Stasiun keberangkatan awal untuk kereta tersebut direncanakan akan dibangun dari Halim. Namun pihak TNI AU sudah lama menolak karena khawatir mengganggu pangkalan militer tersebut.
(rvk/aws)”.
——
(2) http://bit.ly/2MXsIiD, tempo.co: “Pekerja Cina di Halim Perdanakusuma Langgar Izin Kerja
Oleh : Tempo.co
Senin, 2 Mei 2016 08:43 WIB
(foto)
Pria yang diduga tentara cina, pekerja proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung. istimewa
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan telah mengecek data lima pekerja asing asal Cina yang ditangkap otoritas Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Data diperoleh dari Direktorat Pengendalian dan Penggunaan Tenaga Kerja Asing (PPTKA) Kementerian Tenaga Kerja serta Direktorat Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Berdasarkan data, ucap Hanif, satu dari lima pekerja asing terbukti tidak memiliki izin kerja atas nama perusahaan pengguna tenaga kerja asing atau disebut izin mempekerjakan tenaga kerja asing (IMTA). “Satu orang jelas melanggar peraturan karena bekerja tanpa izin,” ujar Hanif melalui pesan pendek, Minggu, 1 Mei 2016.
Empat pekerja asing lain mengantongi izin kerja dengan jangka pendek, yaitu enam bulan. IMTA yang mereka miliki atas nama PT Teka Mining Resources (TMR).
Namun, berdasarkan pemeriksaan Imigrasi, empat pekerja asing tersebut bekerja atas nama PT Geo Central Mining (GCM). “Dalam hal ini, ada pelanggaran dalam pelaksanaan IMTA terkait dengan perubahan perusahaan pengguna, termasuk penyalahgunaan izin kerja,” tutur Hanif.
Hasil pemeriksaan menunjukkan pelanggaran lain. Keempat orang tidak menjalankan aktivitas pekerjaan yang sesuai dengan izin yang terdaftar. Menurut izin, 2 orang sebagai technical engineer, 1 orang sebagai finance manager, dan 1 lain sebagai research and development manager. “Di lapangan, mereka melakukan aktivitas pekerjaan berbeda,” kata Hanif.
Berdasarkan temuan tersebut, Kementerian Tenaga Kerja memblokir sementara PT TMR dan PT GCM dari sistem pelayanan tenaga kerja asing online di Direktorat PPTKA. Kedua perusahaan juga telah dipanggil untuk klarifikasi kemarin.
Hanif mengaku telah menurunkan pengawas ketenagakerjaan ke lapangan untuk berkoordinasi dengan Imigrasi, otoritas Pangkalan Udara Halim, dan instansi terkait guna pemeriksaan kasus. Bersama dengan instansi terkait, kementerian tersebut mendalami pemeriksaan terhadap para pekerja asing yang melanggar.
Terkait dengan aktivitas ilegal pekerja asing di kawasan Halim, Hanif menuturkan itu menjadi ranah otoritas Pangkalan Udara Halim.
VINDRY FLORENTIN”.
——
(3) http://bit.ly/2H4PMJM, tentang “Appeal to Authority”: “Dalam kerja jurnalistik pernyataan narasumber lazimnya diverifikasi terlebih dahulu dan diberi penjelasan dalam kapasitas apa narasumber memberikan pernyataannya. Pernyataan tersebut mestinya diuji dengan pertanyaan-pertanyaan seperti, apa bukti dari pernyataan tersebut? Dalam konteks bagaimana narasumber bisa mendapat informasi tersebut? Serta, apa kemungkinan bias motif politik narasumber dalam menyampaikan pernyataan tersebut?”.
======
Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/669179196747952/