[BENAR] “2 Petani di Rokan Hilir tewas tersambar petir saat berteduh di pohon sawit”

“Kapolres Rokan Hilir AKBP Sigit Adiwuryanto mengatakan, peristiwa itu terjadi ketika kedua korban baru selesai makan siang di perkebunan kelapa sawit tempat mereka bekerja. Namun, tiba-tiba hujan turun. Mereka pun berteduh di bawah pohon sawit bermaksud agar tak basah. “Selain hujan deras, saat itu petir juga keras dan berkali-kali terjadi. Kedua korban berteduh dalam posisi berdiri dan tiba-tiba petir datang menyambar,” kata Sigit kepada merdeka.com.”, selengkapnya di poin (1) bagian REFERENSI.

“Menurut jurnal yang dikeluarkan oleh lembaga cuaca Amerika Serikat, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), telepon seluler aman dipakai meskipun saat hujan. “Tidak ada penghubung langsung antara Anda dan petir,” tulis NOAA dalam situsnya. Yang disarankan untuk dihindari oleh NOAA adalah penggunaan telepon kabel, misalnya telepon rumah, pada saat hujan. Sebab, kabel bisa menjadi penghantar listrik.”, selengkapnya di poin (2) bagian REFERENSI.

======

KATEGORI
Klarifikasi.

======

SUMBER

(1) Pertanyaan dari salah satu anggota FAFHH.
(2) https://goo.gl/wHNv1k, sudah dibagikan 4.574 per tangkapan layar dibuat.

======

NARASI

“Innalillahiwainnailahirojiun ..
Korban kesambar petir sore ini. Semoga ditempatkan disisiNya, amin 🙏 semoga kelurga yg ditinggalkan diberi ketabahan ..

Buat pelajaran juga, jangan main hp pas lagi hujan + petir baik diluar atau dalam rumah ..
Lokasi : Riau, kab. Rokan HIlir, Kec. Bangko pusako, kel. Bangko kiri .”

======

REFERENSI

(1) https://goo.gl/baP4Gk, “2 Petani di Rokan Hilir tewas tersambar petir saat berteduh di pohon sawit

Jumat, 23 Maret 2018 02:34
Reporter : Abdullah Sani

(foto)
dua warga Rokan Hilir tewas disambar petir. ©2018 Merdeka.com/Abdullah Sani

Merdeka.com – Nasib nahas menimpa dua warga Kelurahan Bangko Kiri, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Keduanya tewas disambar petir saat berteduh dari hujan di bawah pohon sawit, Kamis (23/3) siang. Korban adalah Reza (35) serta Ahmad (29). Mereka merupakan buruh tani.

Kapolres Rokan Hilir AKBP Sigit Adiwuryanto mengatakan, peristiwa itu terjadi ketika kedua korban baru selesai makan siang di perkebunan kelapa sawit tempat mereka bekerja. Namun, tiba-tiba hujan turun. Mereka pun berteduh di bawah pohon sawit bermaksud agar tak basah.

“Selain hujan deras, saat itu petir juga keras dan berkali-kali terjadi. Kedua korban berteduh dalam posisi berdiri dan tiba-tiba petir datang menyambar,” kata Sigit kepada merdeka.com.

Tak ayal, sambaran petir yang keras membuat kedua korban hangus dan jatuh. Mereka langsung tak sadarkan diri. Sedangkan teman-teman korban yang berteduh agak jauh dari posisi mereka langsung datang. Kedua korban pun dibawa ke Puskesmas terdekat untuk diberi pertolongan.

“Warga yang melihat kondisi mereka langsung membawa keduanya ke Puskesmas setempat. Tapi nyawa kedua korban tak dapat tertolong,” kata Sigit.

Selanjutnya kepolisian menyerahkan jenazah korban ke keluarga masing-masing untuk dikebumikan. Polisi sudah meminta keterangan sejumlah warga yang ikut bekerja bersama kedua korban. [gil]”

——

(2) https://goo.gl/Qftw7r, “Benarkah Main Ponsel Saat Hujan Bisa Tersambar Petir?

RESKA K. NISTANTO
Kompas.com – 14/04/2016, 20:17 WIB

(foto)
Kilatan cahaya yang menyilaukan disusul dengan suara guruh menggelegar di langit Jakarta, Jumat (25/4/2014) dini hari. Musim pancaroba ditandai dengan kondisi cuaca yang cepat berubah. Selain panas terik dan hujan es, selama musim pancaroba juga rentan terjadi angin kencang serta petir dan guntur. Keempat peristiwa itu biasanya terjadi secara berkesinambungan.(KOMPAS/AGUS SUSANTO)

KOMPAS.com — Berita mengenai seorang pengguna telepon seluler ( ponsel) yang tersambar petir di Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu mengundang pertanyaan keamanan pemakaian ponsel saat cuaca mendung atau hujan.

Seorang pria bernama Jordan tersambar petir saat cuaca mendung di pemakaman San Diego Hills, Karawang Barat, Rabu (13/4/2016).

Menurut kabar, Jordan tersambar petir saat berada di luar tenda. Saat itu, Jordan dikatakan menggunakan perangkat handsfree (aksesori audio ponsel) dan ponselnya dimasukkan ke saku celana kiri.

Akibat sambaran petir, dua orang yang berada di dekat Jordan juga dilaporkan pingsan, sementara nyawa Jordan tidak tertolong. Paha sebelah kiri Jordan, bagian ia mengantongi ponselnya, disebut hangus terbakar.

Cerita ini didapat KompasTekno dari sumber bernama Agung, yang orangtuanya berada sekitar lima meter dari tempat kejadian di mana Jordan tersambar petir.

Apa yang dialami Jordan menimbulkan pertanyaan, apakah aman menggunakan ponsel pada saat cuaca mendung atau hujan?

Menurut jurnal yang dikeluarkan oleh lembaga cuaca Amerika Serikat, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), telepon seluler aman dipakai meskipun saat hujan.

“Tidak ada penghubung langsung antara Anda dan petir,” tulis NOAA dalam situsnya.

Yang disarankan untuk dihindari oleh NOAA adalah penggunaan telepon kabel, misalnya telepon rumah, pada saat hujan. Sebab, kabel bisa menjadi penghantar listrik.

Insiden serupa

Meski hal itu diklaim aman, insiden terkait penggunaan ponsel saat cuaca hujan pernah terjadi.

British Medical Journal pada 2006 lalu pernah mencatat kejadian yang mirip dengan insiden Jordan. Ini dialami oleh seorang wanita 15 tahun yang disambar petir saat menelepon dengan ponsel di tempat terbuka saat kondisi hujan.

Wanita tersebut tidak sampai mengalami luka bakar, tetapi sempat mengalami serangan jantung dan berhasil diresusitasi.

Namun, satu tahun kemudian, wanita tersebut menjadi lumpuh dan harus menggunakan kursi roda. Ia juga dilaporkan mengalami kesulitan fisik serta kerusakan otak yang menimbulkan masalah emosi dan kognitif.

Kejadian lain berlangsung pada tahun 2007 silam. Seperti diterbitkan New England Journal of Medicine, seorang pelari berumur 37 tahun terpental saat petir menyambar pohon yang berada di dekatnya.

Pria tersebut mengalami luka bakar yang menjalar dari perut hingga ke bagian telinga yang membuat gendang telinganya pecah.

Investigasi yang dilakukan menyimpulkan luka bakar di telinga itu disebabkan oleh earphone yang terpasang di telinga dan peranti pemutar musik (MP3 player) yang dikantongi.

Dokter percaya bahwa aliran listrik yang seharusnya tersalurkan ke bumi justru dicegat perangkat MP3 player yang berbahan logam, masuk ke dalam tubuh. Dalam kasus ini, listrik masuk ke telinga dan membuat gendang telinga pecah.

Dikutip KompasTekno dari BBC, Kamis (14/4/2016), dokter di Inggris juga menjelaskan bahwa saat seseorang disambar petir, arus listrik bisa mengalir di luar tubuh (external flashover) atau bisa juga mengalir di dalamnya.

Benda dengan bahan konduktif (mudah mengalirkan listrik), seperti logam dan cairan, yang berhubungan langsung dengan kulit, berpotensi mengalirkan arus listrik masuk ke dalam tubuh.

Jika dihubungkan dengan kasus Jordan, kemungkinan handsfree berkabel yang dipakai menjadi materi konduktif tersebut, walau hal ini masih harus diselidiki lebih lanjut.

Jadi, meski belum jelas apakah bermain ponsel saat cuaca mendung atau hujan dan banyak petir itu berbahaya, yang jelas komponen-komponen yang ada di dalam ponsel, seperti logam dan kabel, adalah materi penghantar listrik yang berbahaya digunakan saat hujan atau ada petir.

Tips aman

Hingga kini, masih ada pertentangan apakah menggunakan ponsel pada saat cuaca mendung atau hujan itu berbahaya atau tidak.

Namun, untuk meminimalisasi risiko, ada baiknya kita melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut, seperti dirangkum KompasTekno dari situs Centers for Disease Control and Prevention:

> Di luar ruangan:

– Jika ramalan cuaca mengatakan akan ada badai petir, tunda semua aktivitas.
– Saat ada petir, masuk ke dalam rumah atau cari tempat berlindung.
– Jika tidak ada lokasi berlindung, berjalanlah secara merangkak atau merayap, usahakan badan serapat mungkin dengan tanah atau bumi.
– Hindari dinding atau lantai beton sebab aliran listrik bisa merambat melalui logam besi atau kawat yang menjadi rangka beton.
– Panduan keamanan di saat petir adalah aturan 30-30. Setelah melihat kilat, mulai berhitung hingga 30. Jika mendengar geledek sebelum hitungan ke-30, masuk ke dalam ruangan. Tunda aktivitas di luar hingga 30 menit setelah bunyi geledek terakhir

> Dalam ruangan:
– Hindari penggunaan air pada saat badai petir. Arus listrik petir bisa mengalir melalui pipa ledeng.
– Hindari peralatan listrik segala jenis. Listrik petir bisa merambat melalui sistem elektrik dan radio serta sistem antena televisi.
– Hindari penggunaan telepon kabel.
– Hindari dinding dan lantai beton.

Penulis: Reska K. Nistanto
Editor: Reza Wahyudi”.

======

Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/617829895216216/