[BERITA] “Parlemen Singapura Belajar Antihoaks kepada Indonesia”

https://goo.gl/T63ymo

======

“Parlemen Singapura Belajar Antihoaks kepada Indonesia
• 28 Februari 2018 12:20 WIB

Ilustrasi/Metrotvnews.com-M Rizal

Jakarta: Kedutaan Besar Singapura untuk Indonesia meminta masukan kepada Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) bagaimana cara menghentikan penyebaran hoaks atau berita bohong. Singapura mulai resah dengan penyebaran hoaks.

Pemerintah Singapura khawatir hoaks bisa mempertajam polarisasi di masyarakat Singapura yang multietnis. Untuk itu, parlemen Singapura membentuk komite khusus yang mempelajari penyebaran hoaks, seluk-beluk, dan cara mengatasinya.

“Kami diminta membuat tulisan pendek yang menjelaskan faktor penyebab hoaks mudah menyebar, baik itu karena rendahnya literasi masyarakat maupun karena polarisasi yang menyebabkan kecurigaan dan kebencian,” kata Ketua Mafindo, Septiaji Nugroho, dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Februari 2018.

Dalam tulisan itu, Septiaji juga menjelaskan motivasi pelaku menyebar hoaks. Di antaranya karena motivasi ekonomi maupun politik/ideologi, atau kombinasi keduanya.

“Kami menduga di Indonesia penyebar hoaks umumnya masyarakat lokal, ini berbeda dengan di Amerika Serikat yang penyebar hoaksnya termasuk orang Eropa Timur,” kata dia.

Mengenai kemungkinan ini, Septiaji melihat bisa jadi karena bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik. Tidak semua orang bisa membuat konten bahasa Indonesia dengan baik.

“Dan tentu saja konteks ke-Indonesia-an yang umumnya beredar di media atau pun media sosial dalam bahasa Indonesia,” kata dia.

Ia melanjutkan upaya penanggulangan penyebaran hoaks akan efektif apabila didukung juga oleh pemerintah. Mafindo memaparkan upaya-upayanya melawan hoaks selama ini juga bekerja sama dengan pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informasi serta Polri.

Sebagai organisasi berbasis relawan, Mafindo bergerak aktif meningkatkan partisipasi masyarakat agar ikut langsung melawan hoaks dengan melakukan upaya factchecking, edukasi literasi, dan mendorong gerakan silaturahmi. Termasuk bersinergi dengan komunitas literasi digital dalam gerakan Siberkreasi.

Mafindo berharap semua pihak mendukung terbangunnya jejaring cek fakta antarnegara sehingga upaya memberantas hoaks bisa bersinergi. “Terlebih banyak hoaks yang menular dari satu negara ke negara lainnya,” katanya.

(UWA)”.