Memasuki tahun politik, segala upaya dilakukan agar partai serta kepentingan-kepentingan tertentu dapat terpenuhi. Hal tersebut pun dilakukan baik secara bersih maupun kampanye hitam.
Kampanye hitam sendiri merupakan tindakan yang haram dalam dunia politik. Karena itu pada dasarnya dijalankan dengan fitnah dan informasi hoax.
Singkatnya, kampanye hitam itu selalu berdasarkan kebohongan, sekaligus juga bisa mengadu domba masyarakat dengan informasi sesat.
Menjelang penyelanggaraan Pilkada serentak tahun ini, kampanye hitam itu kembali tersebar di media sosial. Kabar bohong atau informasi hoax dimanfaatkan untuk menyudutkan lawan politiknya.
Seperti, baru-baru ini, tersiar pesan mengenai bocornya percakapan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Kepala BIN, Budi Gunawan.
Dalam percakapan tersebut tertera bahwa Ketum PDIP meminta bantuan kepada KaBIN untuk mengatasi situasi politik saat ini dimana PDIP diserang, dan terkait rencana penggantian plt gubernur dari Polri yang ramai dibicarakan oleh publik.
Atas informasi tersebut, dapat dipastikan bahwa itu adalah informasi hoax atau kabar bohong. Hal itu diduga dibuat dan disebarkan oleh pihak-pihak oposisi untuk menghancurkan citra partai pendukung pemerintah saat ini.
Selain itu, penyebaran fitnah melalui kabar bohong tersebut ditujukan untuk hal yang sangat politis. Yaitu, menjatuhkan suara PDIP di Pilkada serentak besok, sekaligus menjegal langkah Presiden Jokowi pada Pilpres mendatang.
Untuk itu, kita sebaiknya tak mudah percaya pada informasi hoax seperti di atas. Kita juga tak perlu turut menyebarkannya, karena bisa merusak tatanan sosial yang sudah terjalin dalam kerangka persatuan dan kesatuan saat ini.
RFERENSI:
https://kumparan.com/budi-santoso1515655984500/hoax-pesan-whatsapp-megawati-dengan-kepala-bin