[DISINFORMASI] “Mudah-Mudahan Masih Banyak Rakyat Lugu yang Masih Bisa Ditipu Melalui Pencitraan yang Selama Ini Jadi Andalan”

“Berita tersebut adalah berita tahun 2014. Tangkapan layar yang digunakan di post tersebut adalah hasil suntingan, karena:
(1) Di mode tampilan mobile view tanggal yang tampil adalah tanggal ketika berita tayang, berbeda dengan tanggal yang ditampilkan di tangkapan layar post tersebut.
(2) Perbedaan logo “REPUBLIKA.co.id” yang ditampilkan di tangkapan layar post tersebut vs “NEWS republika.co.id” di situs Republika yang sesungguhnya.”

 

SUMBER
(1) Pertanyaan dari salah satu anggota FAFHH.
(2) https://goo.gl/cLi9BU, sudah dibagikan 481 kali ketika tangkapan layar dibuat.

NARASI
“CARA GAMPANG DAPAT UANG
Memang cara gampang untuk mendapatkan uang adalah dengan ngutang atau jual barang. Kalau utang sudah banyak dilakukan maka tinggal jual barang sebagai jurus andalan.
Kiranya fenomena ini pula yang diamalkan oleh rejim yang berkuasa sekarang, yaitu memperbanyak utang dan jual barang. Apa yang dilakukan Pemerintah sekarang tentu menjadi suatu kebanggaan karena bisa menghasilkan uang dengan cara gampang, meski dengan ngutang dan jual barang. Salah satu yg mau dijual itu kabarnya adalah Pesawat Kepresidenan, simbol kemewahan.
Dengan dijualnya pesawat ini nantinya presiden bisa naik pesawat komersial kelas ekonomi ikut membaur dengan orang kebanyakan. Kalau perlu ikut melayani penumpang yang seperjalanan. Biar dianggap sebagai pemimpin yang merakyat dan bisa merasakan apa yang rakyat rasakan.
Tahun 2018 adalah tahun pulitik yang sangat tepat untuk Pencitraan. Siapa tahu dengan tampil seperti ini bisa menaikkan citra positif yang kini sudah babak belur oleh kebijakan yg tidak pro kerakyatan.
Mudah mudahan masih banyak rakyat lugu yg masih bisa ditipu melalui pencitraan yg selama ini jadi Andalan.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/09/04/nbb8w9-hari-ini-pesawat-presiden-dijual-besok-janganjangan-istana

PENJELASAN
Berita tersebut adalah berita tahun 2014. Tangkapan layar yang digunakan di post tersebut adalah hasil suntingan, karena:
(1) Di mode tampilan mobile view tanggal yang tampil adalah tanggal ketika berita tayang, berbeda dengan tanggal yang ditampilkan di tangkapan layar post tersebut.
(2) Perbedaan logo “REPUBLIKA.co.id” yang ditampilkan di tangkapan layar post tersebut vs “NEWS republika.co.id” di situs Republika yang sesungguhnya.

REFERENSI
https://goo.gl/qdKhUW, “Rabu , 03 September 2014, 12:36 WIB
Penjualan Pesawat Kepresidenan
‘Hari Ini Pesawat Presiden Dijual, Besok Jangan-Jangan Istana’
Rep: C73/ Red: Julkifli Marbun
Pesawat Kepresidenan jenis Boeing Business Jet (BBJ)-2 saat tiba di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (10/4). (Republika/Wihdan)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Jenderal (Sekjend) organisasi masyarakat Persatuan Indonesia (Perindo), Ahmad Rofiq, mengatakan usulan menjual pesawat kepresidenan sebagai hal yang terlalu mengada-ada dan tidak masuk akal.
“Hari ini pesawat dijual, besok istana jangan-jangan akan dijual,” tutur mantan Sekjen DPP Partai Nasdem, kepada ROL, Rabu (3/9).
Ia menuturkan, pemerintahan sebelumnya membeli pesawat tentu berdasarkan analogi. Jika merugikan, pemerintah SBY tidak akan membelinya. Seringkali menurutnya, beberapa orang salah persepsi dengan mengatakan pesawat presiden itu untuk bermewah-mewah.
Kecuali jika 50% rakyat Indonesia mengalami kelaparan, barangkali tidak hanya pesawat, yang lain pun harus djual, ujar dia. Karenanya menurut Ahmad, menjadi pemimpin tidak mudah dan jangan hanya menjual aset negara. Tetapi harus mempertimbangkan berbagai aspek lain.
“Itu ide dapat wangsit dari mana, menurut saya itu aneh,” tambahnya.
Jika dibandingkan tuturnya, berapa kontribusi penjualan pesawat untuk menyumbangkan defisit anggaran negara. Ide penjualan pesawat ini mestinya, memahami benar angka yang bisa dikontribusikan untuk negara. Termasuk tuturnya, berapa biaya yang nanti akan dikeluarkan untuk agenda blusukan Jokowi ke berbagai wilayah atau negara.
Karenanya, pemerintah harus berpikir keras untuk menggali potensi yang selama ini belum dimaksimalkan. Ia mencontohkan pada sektor pajak. Menurutnya, pendapatan dari pajak sangat besar untuk menopang anggaran. Selain itu tuturnya, mafia pajak harus diberantas. Selanjutnya, pemerintah ke depan tuturnya harus memperbaiki kebocoran anggaran migas.
Sekarang tuturnya, tinggal bagaimana presiden dan wakil presiden terpilih mancari solusi untuk merealisasikan janji politiknya untuk mengatasi masalah negara. Bukan saatnya membangun sebuah opini yang tidak penting, pungkasnya.
Sebelumnya pada Senin (1/9), Ketua DPP PDI Perjuangan, Maruarar Sirait menyarankan agar pesawat kepresidenan dijual. Meski pun, Boeing Business Jet 2 itu baru beberapa bulan dibeli dengan harga 91,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 820 miliar.”.

Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/579231982409341/