[DISINFORMASI] “Anies : Solusi Banjir Di Jakarta Bukan Dari Gubernur Melainkan Dari Allah Swt, Mintalah Supaya Tidak Hujan !!”

=SUMBER=
(1) Pertanyaan dari salahsatu anggota FAFHH.
(2) https://goo.gl/kKJLFV, situs republiknkri.net.
(3) https://goo.gl/1Hord1 < tap atau klik untuk melihat akun-akun Facebook yang menyebarkan.

 

=NARASI=
“Anies : Solusi Banjir Di Jakarta Bukan Dari Gubernur Melainkan Dari Allah Swt, Mintalah Supaya Tidak Hujan !!” < judul, untuk detil silakan bandingkan isi masing-masing situs di bagian =REFERENSI= di bawah.

 

=PENJELASAN=
Laman di situs republiknkri.net menggunakan sumber dari situs Liputan6.com dengan merubah judul dan isi, teknik ini dikenal sebagai “Clickbait”.

 

=REFERENSI=
(1) https://goo.gl/kKJLFV, “Anies : Solusi Banjir Di Jakarta Bukan Dari Gubernur Melainkan Dari Allah Swt, Mintalah Supaya Tidak Hujan !!
in AGAMA, BERITA, NASIONAL October 21, 2017 143,248 Views
Republiknkri.net – Gubernur DKI Anies Baswedan menyatakan, masalah banjir ibu kota merupakan tugas bersama, jadi jangan hanya diserahkan kepada gubernur.
“Saya selalu mengatakan, solusi itu bukan dari gubernur tapi dari duduk semua Berdoa minta Allah tidak turunkan hujan. Ya warga ya para ahli dalam doa, ya pemerintah, kemudian pemerintah daerah lain,” terang Anies usai mengunjungi korban banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur,
Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini, mendengar suara dari berbagai kalangan sangat penting karena masalah banjir sangat kompleks.
“Jadi saya enggak mau, oh Pak Anies solusi untuk daerah abcd. Yang saya inginkan, kita laksanakan sesuai dengan hasil dari duduk bersama,” ujar dia.
Anies Baswedan juga menyoroti masalah banjir ibu kota akibat tidak terlaksananya perbaikan dan normaliasi sungai di sejumlah wilayah di Jakarta.
“Yang penting itu jangan dinilai sudah berapa persen, tapi yang penting lihat rencana tahunannya, rencana 2016 berapa, yang terlaksana berapa?” Dan Memperbanyak Doa Supaya Tidak Hujan Terus kata dia.”.
(2) https://goo.gl/B2L2HT, “Anies: Solusi Banjir Bukan dari Gubernur
Khairur RasyidKhairur Rasyid
20 Feb 2017, 16:43 WIB
Cagub DKI Jakarta nomor 3, Anies Baswedan saat memantau pemilihan ulang di TPS 29, Kampung Pulo, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (19/2). Sebanyak 512 DPT di kelurahan tersebut terpaksa melakukan PSU. (Liputan6.com/Helmi Afandi)
Liputan6.com, Jakarta – Calon Gubernur DKI Anies Baswedan menyatakan, masalah banjir ibu kota merupakan tugas bersama, jadi jangan hanya diserahkan kepada gubernur.
“Saya selalu mengatakan, solusi itu bukan dari gubernur tapi dari duduk semua. Ya warga ya para ahli, ya pemerintah, kemudian pemerintah daerah lain,” terang Anies usai mengunjungi korban banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Senin (20/2/2017).
Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini, mendengar suara dari berbagai kalangan sangat penting karena masalah banjir sangat kompleks.
“Jadi saya enggak mau, oh Pak Anies solusi untuk daerah abcd. Yang saya inginkan, kita laksanakan sesuai dengan hasil dari duduk bersama,” ujar dia.
Anies Baswedan juga menyoroti masalah banjir ibu kota akibat tidak terlaksananya perbaikan dan normaliasi sungai di sejumlah wilayah di Jakarta.
“Yang penting itu jangan dinilai sudah berapa persen, tapi yang penting lihat rencana tahunannya, rencana 2016 berapa, yang terlaksana berapa?” kata dia.
Anies Baswedan menilai keseluruhan rencana normalisasi ini seharusnya tiap tahun dapat terselesaikan bukan hanya sebatas wacana saja.”.
(3) https://goo.gl/ZgwBSA, “Clickbait is a pejorative term for web content whose main goal is to get users to click on a link to go to a certain webpage. Clickbait headlines typically aim to exploit the “curiosity gap”, providing just enough information to make readers curious, but not enough to satisfy their curiosity without clicking through to the linked content.[1][2][3]
From a historical perspective, the techniques employed by clickbait authors can be considered derivative of yellow journalism, which presented little or no legitimate well-researched news and instead used eye-catching headlines that included exaggerations of news events, scandal-mongering, or sensationalism.[4][5]”

 

SUMBER: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/544869585845581/