Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Ahli menyebut bahwa data yang menunjukkan meningkatnya jumlah pekerja disabilitas tersebut disebabkan oleh meningkatnya pekerjaan jarak jauh (remote work) sejak awal pandemi. Vaksinasi tidak ada hubungannya dengan data pekerja penyandang disabilitas tersebut.
= = =
Kategori: Konten yang Menyesatkan
= = =
Sumber: Twitter
= = =
Narasi:
“So we had a growth of 2.8 million people with disabilities. The first red line is roughly when covid began and the second red line is around the time the jabs were released. Draw your own conclusions. This is unparalleled at any time in history to have such a precipitous rise in disability over 2 years.”
Terjemahan:
“Jadi kita mengalami pertumbuhan sebesar 2,8 juta penyandang disabilitas. Garis merah pertama kira-kira saat COVID mulai dan garis merah kedua kira-kira pada saat suntikan diberikan. Buatlah kesimpulan Anda sendiri. Hal ini merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah dimana jumlah disabilitas meningkat drastis dalam kurun waktu 2 tahun.”
= = =
Penjelasan:
Sebuah postingan di Twitter memberikan data yang menunjukkan data meningkatnya jumlah pekerja penyandang disabilitas setelah tahun 2021. Narasi postingan tersebut mengaitkan bahwa vaksinasi Covid-19 menjadi penyebab peningkatan penyandang disabilitas, karena vaksinasi juga dimulai sejak 2021.
Namun klaim yang dikaitkan dengan vaksinasi tersebut menyesatkan, para ahli menyebut meningkatnya jumlah pekerja penyandang disabilitas tersebut tidak ada kaitannya dengan Covid-19. Sandhovel, juru bicara lembaga think tank Economic Innovation Group (EIG) melalui AFP menyebut bahwa meningkatnya pekerjaan jarak jauh (remote work) sejak awal pandemi.
Senada dengan Sandhovel, Ives-Rublee dari Disability Justice Initiative juga mengatakan peningkatan ini dapat disebabkan oleh semakin banyaknya orang yang memiliki pilihan untuk bekerja dari rumah – yang memungkinkan lebih banyak akomodasi bagi karyawan penyandang disabilitas. “Menghubungkan peningkatan jumlah penyandang disabilitas di AS dengan vaksin Covid-19 adalah tidak akurat dan tidak benar,” ujar Ives-Rublee mengutip dari AFP.
Dengan demikian, vaksin Covid-19 meningkatkan penyandang disabilitas adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
= = =
Referensi:
https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.348F2CQ
= = =