Hasil periksa fakta Raka.
[FAKTANYA]: Video yang mengaitkan Sri Mulyani dengan pernyataan tentang obat hipertensi adalah keliru dan merupakan hasil deepfake. Video asli sebenarnya adalah wawancara Sri Mulyani dengan Patsy Widakuswara dari VOA yang membahas topik geopolitik dan tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai tuan rumah KTT G-20 di Bali. Tidak ada pernyataan terkait obat hipertensi dalam wawancara asli tersebut.
=======
[KATEGORI]: Konten yang dimanipulasi.
=======
[SUMBER]: https://perma.cc/5ESK-YP2H
=======
[NARASI]: Hipertensi telah merenggut nyawa semua kerabat saya dan saya merasa bahwa saya akan segera mati juga. Namun berkat obat ini saya lupa akan tekanan darah tinggi, nyeri dada dan kelelahan kronis. Obat revolutioner baru telah menyelamatkan nyawa puluhan ribu orang Indonesia. Hal pertama yang akan anda alami, jika tidak mengkonsumsi obat ini adalah kematian akibat hipertensi, operasi yang mahal dan rumit atau hidup dalam siksaan………
=======
[PENJELASAN]: Beredar sebuah video dengan narasi yang menyebutkan bahwa nyawa Sri Mulyani dan kerabatnya sembuh berkat obat hipertensi rekomendasi Dokter Terawan yang tidak dijual di apotek. Namun setelah dilakukan penelusuran klaim tersebut tidak benar.
Faktanya, video yang dimaksud tampaknya merupakan hasil manipulasi atau deepfake, di mana teknologi kecerdasan buatan digunakan untuk mengubah atau memalsukan konten visual dan audio, terutama dalam wawancara dengan tokoh publik seperti Sri Mulyani. Tanda-tanda seperti gerakan bibir yang tidak wajar, wajah yang tampak tidak sinkron dengan audio, serta ketidakcocokan konten (seperti klaim terkait obat hipertensi yang tidak ada dalam wawancara asli) menjadi indikasi kuat bahwa video tersebut telah diedit.
Selain itu, keterlibatan Dokter Terawan dalam video palsu juga memperkuat dugaan ini. Dokter Terawan seringkali dijadikan target manipulasi deepfake dalam isu-isu terkait kesehatan. Ini menandakan adanya pola pemalsuan untuk menyebarkan informasi salah, khususnya di bidang medis.
Menurut laman Kementerian Kesehatan, seseorang dapat didiagnosis hipertensi apabila hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan tekanan sistol ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan diastol ≥ 90 mmHg pada lebih dari satu kunjungan. Hipertensi adalah kondisi umum yang prevalensinya pada orang dewasa berkisar antara 30-45%, dan meningkat seiring bertambahnya usia, dengan prevalensi lebih dari 60% pada orang yang berusia di atas 60 tahun.
Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA, menegaskan bahwa hipertensi yang tidak terkontrol dapat menjadi penyebab utama penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi adalah penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikendalikan. Pengendalian tekanan darah secara efektif dapat mengurangi risiko penyakit serius tersebut.
Pencegahan hipertensi melibatkan pengendalian faktor risiko seperti merokok, diet tidak sehat, konsumsi garam berlebih, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres. Mengendalikan tekanan darah terbukti mengurangi risiko stroke sebesar 30-40% dan penyakit jantung koroner sebesar 20%. Dr. Erwinanto juga merekomendasikan pola makan sehat dengan sayur, buah, ikan, dan sedikit lemak jenuh serta gula, diiringi olahraga rutin dan pembatasan konsumsi garam hingga 5-6 gram per hari.
Dengan demikian klaim tersebut tidak benar dengan kategori konten yang Dimanipulasi.
=======
[REFERENSI]: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210506/3137700/hipertensi-penyebab-utama-penyakit-jantung-gagal-ginjal-dan-stroke/
[SALAH] Video Sri Mulyani Mempromosikan Obat Hipertensi
https://cekfakta.tempo.co/fakta/2873/keliru-dokter-terawan-menemukan-obat-hipertensi