Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Faktanya polusi udara dapat berbahaya bagi penyakit jantung, stroke, paru-paru, dan asma. Majalah Tempo penyakit pernapasan dari polusi ini menyebabkan kematian terbanyak di dunia. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
= = =
Kategori: Konten yang Menyesatkan
= = =
Sumber: Facebook
= = =
Narasi:
“POLUSI UDARA ITU HOAX INTERNASIONAL. MENTEORIKAN BAHAYA POLUSI UDARA UNTUK BISNIS BISNIS DIBIDANG UDARA. SEMUA YANG DITEORIKAN DI SEKOLAH ADALAH DOKRIN DALAM RANGKA MERAWAT BISNIS BISNIS SIPERANCANG BUMI BOLA UNTUK RATUSAN TAHUN KEDEPAN. Sama saja dengan akal akalan membuat teori lapisan ozon bocor, teori badai matahari, teori satelit, teori pemanasan global yaitu utk berbisnis dan menipu umat manusia. Bahwa sebenarnya polusi udara itu tidak berbahaya. Mengapa tdk berbahaya, ? Karena alam ini sudah punya kemampuan utk menetralisir dirinya sesuai ketetapan Tuhan ( sunatullah). Udara kotor akan kembali bersih setiap malam hari. Saya ulangi ‘setiap udara kotor akan bersih kembali pada waktu malam hari’ … Mangkanya di pagi hari itu udara sejuk. Karena waktu malam hari terjadi proses turunnya gas berat seperti CO² dan debu debu termasuk benda yg berpenyakit kembali nempel di bumi. Dan bumi sebagai gronding memproses menetralisir semua itu. Air embun pagi itu kotor krn banyak kotoran yg nempel saat proses turunnya populasi di malam hari itu. Semua kotoran itu adalah zat berat, sisa sisa karbon CO² sendiri adalah gas berat yg tdk mungkin bisa naik melewati lapisan udara. Apalagi naek ke lapisan ozon.. itu bulsit sekali, pake menghayal lapisan ozon bocor segala. Karena langit itu bersih kuat dan kokoh.”
= = =
Penjelasan:
Artikel disadur dari Tempo.
Beredar postingan di Facebook yang mengklaim bahwa polusi udara adalah hoaks internasional yang dibuat untuk keperluan bisnis. Disebutkan juga bahwa polusi udara tidak berbahaya karena alam dapat menetralkan udara pada malam hari, karena sisa karbon dioksida adalah gas berat yang kembali menempel ke bumi yang tersimpan di embun pada pagi hari sehingga tidak dapat diangkat ke udara.
Dilansir dari Tempo.co, NASA menjelaskan bahwa aerosol adalah partikel di udara, yang bisa berbentuk percikan cairan, bersifat padat seperti debu, atau berupa gas seperti asap. Partikel ini dapat terlontar hingga 10 ribu meter ke atmosfer dan beredar di atmosfer hingga menutupi atau mengurangi sinar matahari yang datang ke bumi.
University Corporation for Atmospheric Research menjelaskan bahwa aerosol adalah bagian dari polusi yang disebabkan oleh membakar bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas. Dengan begitu, tidak benar bahwa polusi adalah benda berat yang tidak bisa melewati lapisan udara.
Majalah Tempo edisi 27 Agustus 2023 menjelaskan bahwa penyakit pernapasan dari polusi ini menyebabkan kematian terbanyak di dunia. Pada tahun 2023, Pemprov DKI Jakarta mencatat jumlah kasus infeksi pernapasan meningkat akibat polusi udara di DKI Jakarta yang memburuk.
Keburukan tersebut diikuti juga dengan investigasi oleh Narasi TV yang menemukan warga Marunda, Jakarta yang berada di dekat bongkar-muat batu bara menyebabkan mereka mengalami batuk, sesak napas, sakit mata hingga gatal-gatal.
Dengan demikian, polusi udara hanya hoaks internasional untuk keperluan bisnis adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
= = =
Referensi:
https://scied.ucar.edu/learning-zone/air-quality/aerosols
= = =