Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Konten yang menyesatkan. Istilah ‘VAIDS’ tidak pernah ada, dan vaksin COVID tidak ada hubungannya dengan penurunan imun tubuh penerimanya.
=====
KATEGORI: KONTEN YANG MENYESATKAN
=====
Sumber: Twitter
https://archive.ph/rAboV
=====
Narasi
(Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia)
“Ilmuwan Universitas Cambridge memperingatkan: ¼ penerima vaksin Covid mRNA mengembangkan Vaccine Acquired Immunodeficiency Syndrome (VAIDS) 25% orang yang divaksin sekarang menderita VAIDS, Ilmuwan Cambridge memperingatkan!”.
=====
Penjelasan:
Akun Twitter @Dicky6427 mengunggah foto anak kecil yang sedang divaksin, dan di bawahnya terdapat tulisan bahwa 25% orang yang divaksin telah menderita VAIDS. Di foto tersebut juga ditulis bahwa para ilmuwan dari Universitas Cambridge yang meneliti hal tersebut. Cuitan dan foto tersebut diunggah pada 10 Desember 2023.
Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Media kesehatan bernama Healthline, di salah satu artikelnya menyatakan bahwa VAIDS bukan sebuah kondisi yang nyata. Melansir dari artikel Healthline, tidak ada istilah VAIDS dalam dunia medis.
Reuters juga pernah membahas informasi serupa. Dalam salah satu artikelnya terdapat informasi bahwa vaksin tidak menyebabkan ‘immunodeficiency’ atau penurunan sistem imun. Pernyataan tersebut diberikan oleh Donna Fiber, kepala Divisi Ilmu Bedah dan Profesor Mikrobiologi & Imunologi Universitas Columbia kepada tim Reuters.
Dengan demikian, informasi yang disebarkan @Dicky6427 merupakan konten yang menyesatkan.
=====
Referensi:
https://www.healthline.com/health/adult-vaccines/what-is-vaids#overview