Hasil periksa fakta Mochamad Marcell
Faktanya seorang dokter telah salah menyimpulkan penelitian tersebut, temuan dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa vaksin menjadi kurang efektif terhadap jenis vaksin baru. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
= = =
Kategori: Konten yang Menyesatkan
= = =
Sumber: Facebook
– https://ghostarchive.org/archive/icRn6
– https://ghostarchive.org/archive/zeTR1
= = =
Narasi:
“Canadian Physician Testifies the Truth About the COVID ‘Anti-Vaccine’
‘This new type of vaccine turned out to be a complete failure. In fact, what they had created was not a vaccine but an anti-vaccine,’ expressed Dr. Charles Hoffe.
‘They [Cleveland Clinic] followed these [51,000] people for three months to see who was getting COVID … the people that had had the bivalent booster, the one that’s supposed to keep you the safest, they were getting COVID more than anyone else,’ he denoted.
;There was an absolute direct linear correlation that the more shots you got, the more likely you would get COVID.’”
Terjemahan:
“Dokter Kanada Bersaksi Kebenaran Soal ‘Anti-Vaksin’ COVID
‘Vaksin jenis baru ini ternyata gagal total. Faktanya, yang mereka ciptakan bukan vaksin melainkan anti vaksin,’ ungkap Dr. Charles Hoffe.
‘Mereka [Cleveland Clinic] mengikuti [51.000] orang ini selama tiga bulan untuk melihat siapa yang terkena COVID … orang-orang yang telah memiliki booster bivalen, yang seharusnya membuat Anda paling aman, mereka mendapatkan COVID lebih dari orang lain,’ tutur dia.
‘Ada korelasi linear langsung mutlak bahwa semakin banyak tembakan yang Anda dapatkan, semakin besar kemungkinan Anda akan terkena COVID.’”
= = =
Penjelasan:
Sebuah postingan di Facebook memberikan informasi bahwa semakin banyak jumlah vaksin Covid-19 (termasuk booster) yang diterima maka semakin tinggi juga risiko tertular Covid-19. Dalam postingan tersebut juga menunjukkan video seorang dokter yang mengutip penelitian terbaru terkait risiko tertular Covid-19 akibat suntikan vaksin.
Setelah ditelusuri dokter tersebut telah salah menyimpulkan penelitian tersebut. Faktanya temuan utama dalam penelitian tersebut bahwa vaksin menjadi kurang efektif terhadap virus jenis baru, “Kami memang menemukan hubungan seperti itu, tapi itu tidak membuktikan bahwa semakin banyak vaksin yang Anda dapatkan, semakin besar kemungkinan Anda tertular Covid,” kata Shrestha, seorang dokter penyakit menular yang meneliti penelitian tersebut, melalui AFP.
Shresta menjelaskan bahwa perlu ada penelitian lebih lanjut terkait hubungan tersebut untuk membuktikannya, menurutnya vaksin tidak akan menurunkan kekebalan tubuh terhadap Covid-19 serta efektif dalam mengurangi penyakit parah dan rawat inap.
Dengan demikian, penelitian terbaru: Vaksin Booster hanya meningkatkan risiko tertular Covid-19 adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
= = =
Referensi:
https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.33R84AC
https://academic.oup.com/ofid/article/10/6/ofad209/7131292?login=false
===