Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Faktanya, informasi tersebut adalah hoaks. Rockefeller Foundatin memang membuat sebuah dokumen tentang skenario pandemic, namun pandemic yang dimaksud bukan pandei Covid-19.
Selengkapnya ada di penjelasan.
[KATEGORI]: MISLEADING CONTEN/Konten Menyesatkan
[SUMBER]: FACEBOOK
archive.vn/Kyhkr
[NARASI]:
Skenario wabah dan lockdown di dunia saat ini telah direncanakan oleh sebuah yayasan yang ada di Amerika bernama Rockefeller Foundation. Rencana global ini ditulis dalam sebuah tulisan berkedok “Kajian Akademis” yang berjudul Scenario for the Future of Technology and International Development. Di dalam tulisan ini pun telah menyebutkan bahwa kedepan dunia akan memasuki masa wabah dan lockdown dimana semua orang tidak boleh keluar tanpa menggunakan masker, dan harus menggunakan masker saat akan masuk ke gedung. Selain itu dalam tulisan ini juga persis menyebutkan bahwa Cina adalah Negara yang pertama kali akan melakukan lockdown di dunia. Hal ini sama seperti yang terjadi di Wuhan saat Covid pertama melanda negara tersebut.
[PENJELASAN]:
Sebuah video beredar lewat media social Facebook yang menyatakan bahwa wabah Covid-19 dan mekanisme lockdown telah direncanakan oleh segelintir elit dunia sejak tahun 2010 lalu. Rencana ini kemudian dipublikasikan lewat sebuah tulisan yang berkedok kajian ilmiah serta melibatkan banyak universitas ternama dunia dan para akademisi dan tokoh-tokoh penting.
Namun setelah melakukan penelusuran, diketahui ternyata bahwa informasi ini merupakan kekeliruan. Dokumen “Scenario of the Future of Technology and International Development” bukan merupakan dokumen operasi untuk merencanakan pandemi Covid-19. Melansir dari Tim CekFakta Tempo, dokumen yang dikeluarkan oleh Rocfeller Foundation pada tahun 2010 ini adalah kajian analisis yang dibuat untuk membayangkan bagaimana dunia akan terkena dampak dalam empat skenario yang berbeda, salah satunya adalah pandemi global. Scenario tersebut dibuat untuk merencanakan adaptasi internasional dan pembentukan kemampuan untuk mengantisipasinya melalui teknologi. Dalam dokumen tersebut sama sekali tidak disebutkan mengenai SARS-CoV-2 atau pandemi Covid-19.
Skenario tentang pandemi global tersebut tercantum pada halaman 18 yang ditulis berdasarkan pengalaman saat wabah flu H1N1 pada 2009. Skenarionya, pandemi global akan menimpa pada 2012 dengan jenis virus yang sangat ganas dan mematikan. Bahkan, negara yang paling siap menghadapi pandemi dengan cepat kewalahan ketika virus melanda seluruh dunia, menginfeksi hampir 20 persen populasi global, dan membunuh 8 juta orang hanya dalam waktu tujuh bulan, di mana mayoritas dari mereka adalah orang dewasa muda yang sehat. Pandemi ini juga memiliki efek mematikan pada ekonomi: mobilitas internasional baik orang maupun barang menjerit, menghentikan industri yang melemahkan pariwisata dan menghancurkan rantai pasokan global. Organisasi pemeriksa fakta AS, Snopes, pun telah menjelaskan bahwa dokumen tersebut juga mengekplorasi bagaimana populasi global dapat bereaksi selama pandemi, bukan rencana tentang operasi manual untuk membuat virus jenis baru.
Rockefeller Foundation sendiri adalah yayasan yang bergerak dalam pengembangan di bidang kesehatan modern dan vaksin. Yayasan ini berfokus pada komitmen untuk mempromosikan kesehatan masyarakat dan mengatasi tantangan global.
Jadi dapat disimpulkan bahwa video yang menginformasikan bahwa pandemi Covid-19 telah direncanakan oleh Rockefeller Foundation adalah informasi hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
[REFERENSI]:
Editor: Bentang Febrylian