Isu yang sebelumnya sudah diklarifikasi, disebarkan kembali berkaitan dengan program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung ADE.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
===========================================
Kategori : Konten yang Menyesatkan
===========================================
Akun Facebook Zain Abdulloh (fb.com/zain.abdulloh.33) pada 16 Juli 2021 mengunggah sebuah video dengan narasi “PIYE NGENEKI JAL…?”
Video yang ia unggah merupakan potongan berita dari CNN Indonesia yang berjudul “PONTENSI BAHAYA VAKSIN COVID-19.” Di video itu juga terdapat narasi “nah lho kasian yang sudah di vaksin” dan “GANASNYA VIRUS!!.” Video itu berisi berita tentang penelitian yang dilakukan di Indonesia yang menunjukkan virus Covid-19 memiliki motif Antibody Dependent Enhanceement atau ADE yang artinya peningkatan keganasan virus setelah vaksinasi.
Sumber: https://bit.ly/3BnxlvV (Arsip)
===========================================
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video yang disertai klaim potensi bahaya vaksin Covid-19 merupakan konten yang menyesatkan.
Faktanya, klaim ini merupakan isu yang sebelumnya sudah diklarifikasi, disebarkan kembali berkaitan dengan program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung ADE.
Sebelumnya, video yang sama juga pernah diperiksa faktanya di artikel berjudul “[SALAH] Tangkapan Layar Video CNN Memberitakan Rakyat akan dibunuh oleh Vaksin dari Tiongkok” yang terbit di situs turnbachoax.id pada 21 Januari 2021 dan “[SALAH] Pesan Berantai Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19” yang tebit di situs turnbackhoax.id pada 7 Maret 2021.
Dikutip dari 2 artikel tersebut, pada 14 Januari 2021, dr Daeng Mohammad Faqih sebagai Ketua PB IDI membantah adanya reaksi ADE setelah vaksinasi Covid-19 dikarenakan vaksin Sinovac sudah diuji klinis oleh PT Bio Farma dan peneliti dari Universitas Padjajaran. Hasil dari penelitian tersebut tidak ditemukan adanya reaksi ADE dan telah dilaporkan ke BPOM.
Sebelumnya pada 12 Oktober 2020, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil membantah hal tersebut. Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad ini menyatakan fenomena ADE sejauh ini baru terlihat pada dengue. Fenomena ADE pada kasus MERS, SARS, Ebola, dan HIV pun juga hanya ditemukan in silico (simulasi komputer) dan in vitro (percobaan di cawan petri laboratorium).
Menurutnya, pada uji klinis saat ini, tidak ditemukan adanya efek samping serius yang disebabkan oleh vaksin maupun vaksinasi, termasuk pada uji klinis fase 1 dan 2 sebelumnya. Kusnadi menambahkan dalam penelitian vaksin COVID-19 yang dilakukan di dunia, saat ini lebih dari 140 calon vaksin sudah dibuat, sebagian di antaranya sudah dalam tahap uji klinis pada manusia.
“Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE (pada kandidat vaksin COVID-19). Kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan,” pungkasnya.
Selain itu, Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 Pengurus Besar (PB) IDI, Iris Rengganis, dengan tegas membantah hal tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung ADE.
“Pada vaksin COVID-19 tidak ditemukan ADE, yang ada pada vaksin dengue atau demam berdarah. Untuk yang beredar saat ini mulai dari Sinovac, Sinopharm, Cansino, yang akan masuk, Sputnik AstraZeneca, Moderna, Pfizer dan lainnya yang ada di dunia semua tidak ada ADE-nya,” kata Prof Iris, dikutip dari CNNIndonesia.
REFERENSI
https://turnbackhoax.id/2021/01/21/salah-tangkapan-layar-video-cnn-memberitakan-rakyat-akan-dibunuh-oleh-vaksin-dari-tiongkok/
https://turnbackhoax.id/2021/03/07/salah-pesan-berantai-video-potensi-bahaya-vaksin-covid-19/
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5622100/heboh-lagi-soal-vaksin-covid-19-picu-fenomena-ade-ini-bantahan-pakar-idi