[SALAH] “negara SOMALIA pernah mencetak bentuk Mata uang Koin bergambar Wajah Pendiri NU Kyai Haji Hasyim Asyari”

BUKAN cetakan Somalia. Koin emas tersebut merupakan koin buatan perusahaan multi-level marketing (MLM) PT Gold Quest Indonesia (GQI) pada 2003. Namun, pencetakan koin ini ditentang para santri dan alumni Pondok Pesantren Tebuireng sehingga produksi dan pemasaran koin itu dihentikan.

Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
===========================================
Kategori : Konten yang Salah
===========================================

Akun Facebook Maha Brata (fb.com/maha.brata.9674) pada 21 April 2021 mengunggah sebuah foto koin emas yang bergambar KH Hasyim Asyari. Terdapat pula sebuah tulisan Arab, angka tahun “1871” dan “1947”, serta nama “KHM Hasyim Asy’ari” ke grup Pecinta Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan dengan narasi sebagai berikut:

“Taukah Anda..?? Khususnya warga Kultur NU (Nahdlatul Ulama 1926 ). Bahwa negara SOMALIA pernah mencetak bentuk Mata uang Koin bergambar Wajah Pendiri (NU) NAHDLATUL ULAMA,Kyai Haji Hasyim Asyari. Somalia (bahasa Somali: Soomaaliya; bahasa Arab: الصومال), dahulu bernama Republik Demokratik Somali, adalah sebuah negara yang terletak di Tanduk Afrika. Negara ini berbatasan dengan Djibouti di barat laut, Kenya di barat daya, Teluk Aden dan Yaman di utara, Samudra Hindia di sebelah timur, dan Ethiopia di sebelah barat. #nu”

Sumber : https://archive.is/GawRl (Arsip)
===========================================

PENJELASAN

Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Somalia pernah mencetak uang koin bergambar wajah pendiri NU, KH Hasyim Asyari adalah klaim yang salah.

Faktanya, bukan cetakan Somalia. Koin emas tersebut merupakan koin buatan perusahaan multi-level marketing (MLM) PT Gold Quest Indonesia (GQI) pada 2003. Namun, pencetakan koin ini ditentang para santri dan alumni Pondok Pesantren Tebuireng sehingga produksi dan pemasaran koin itu dihentikan.

Dilansir dari Tempo, Tempo menemukan bahwa koin emas bergambar KH Hasyim Ashari itu dijual seharga Rp 250 ribu di situs jual-beli online OLX. Dalam keterangannya, penjual koin ini menjelaskan bahwa koin tersebut merupakan koleksi “Gold Quest” yang terbuat dari emas murni bersertifikat Mayer’s Mint Jerman.

Dikutip dari situs resmi NU, NU Online, GQI yang memproduksi koin emas itu adalah anak perusahaan Gold Quest International. Perusahaan ini berkantor pusat di Hongkong dan membuka cabang di Indonesia. Semula, Gold Quest merencanakan peluncuran koin emas tersebut pada 21 Oktober 2003 di Hotel JW Marriott, Surabaya.

Tapi rencana itu digagalkan oleh demonstrasi besar para santri dan alumni Pondok Pesantren Tebuireng, pondok pesantren yang didirikan oleh KH Hasyim Asyari. Pasalnya, Gold Quest menerbitkan koin emas bergambar KH Hasyim Asyari tersebut untuk diperjualbelikan kepada publik. Namun, penerbitan koin ini tanpa seizin keluarga KH Hasyim Asyari.

Unjuk rasa para santri dan alumni Ponpes Tebuireng tersebut juga diberitakan oleh Liputan6.com pada 21 Oktober 2003. Menurut laporan Liputan6.com, jumlah pendemo mencapai sekitar 800 orang. Mereka menolak peluncuran koin emas bergambar KH Hasyim Asyari.

Mereka mengikuti fatwa Pengurus Wilayah NU Jawa Timur yang menyatakan bahwa koin tersebut haram, sebab diproduksi oleh perusahaan MLM Gold Quest yang dianggap berbau riba. Dalam unjuk rasa, para santri juga menilai penerbitan koin tersebut ilegal karena tanpa seizin keluarga dan ahli waris KH Hasyim Asyari.

Dikutip dari arsip berita Tempo pada 21 Oktober 2003, pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng, KH Yusuf Hasyim alias Pak Ud, mengatakan, “Sebagai satu-satunya anak KH Hasyim Asyari, saya menolak bila beliau dijadikan gambar di koin emas. Saya siap maju secara hukum untuk menyelesaikan kasus ini.”

Pembatalan peluncuran koin emas bergambar KH Hasyim Asyari itu membuat KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, cucu KH Hasyim Asyari, berang. Ia menyatakan akan membawa kasus itu ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Menurut dia, tidak ada alasan bagi polisi menggagalkan peluncuran itu. Gus Dur pun menegaskan akan selalu memperjuangkan demokrasi, kebebasan berpendapat, dan kemerdekaan berpikir, termasuk pembuatan keping emas itu.

Gus Dur mengaku melakukan kerja sama dengan Gold Quest, di mana sebagian hasilnya akan diserahkan ke Yayasan Darussalam, yayasan pendidikan anak-anak terlantar yang dikelola oleh Gus Dur di Jakarta. Sehingga, tidak alasan bagi Pimpinan Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur mengharamkan perdagangan koin emas.

“Syuriah tidak melarang. PWNU lupa pada jiwa NU,” katanya. “Pemasangan gambar KH Hasyim Asyari pada koin emas bukan melecehkan keluarga besar pendiri NU. Justru, mencantumkan gambar kakek itu mengagungkan namanya,” ujar Gus Dur. Perbedaan pendapat internal NU soal koin emas itu, menurut dia, akan diputuskan dalam musyawarah nasional alim ulama.

Namun, pada tahun 2007 Gus Dur melapor ke Polda Metro Jaya karena mengaku jadi korban penipuan PT GoldQuest.

“Kita mau lihat dulu apakah laporannya memenuhi unsur atau tidak,” kata Kapolda Metro Jaya saat itu, Irjen Pol Adang Firman pada wartawan di Polda Metro Jaya, Jumat (11/5/2007). Polisi, kata Adang, hingga saat ini belum mendapatkan laporan soal penipuan itu. Gus Dur adalah satu-satunya korban penipuan GoldQuest yang telah melapor.

“Belum ada lagi, kita kan masih punya kesempatan (20 hari) untuk memproses mereka. Kalau ada laporan, kita lihat dulu kasusnya, kalau tidak ada langsung kita serahkan,” kata Adang.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah dikirimi red notice dari Kepolisian Filipina. Hal ini terkait 4 tersangka kasus penipuan PT GoldQuest yang dilakukan di berbagai negara.Gus Dur adalah salah satu korban penipuan perusahaan itu. PT GoldQuest telah mencetak dan mengedarkan koin emas bergambar Gus Dur dan kakeknya, Hasyim Asy’ari, tanpa seijin mantan presiden keempat itu.

REFERENSI
https://cekfakta.tempo.co/fakta/1343/keliru-somalia-cetak-uang-koin-bergambar-kh-hasyim-asyari
https://archive.is/kAMCn (Arsip koin di OLX)
https://www.nu.or.id/post/read/815/pak-ud–gold-quest-harus-di-tutup
https://www.liputan6.com/news/read/64901/pwnu-jatim-koin-emas-hasyim-ashari-haram
https://archive.ph/tLbqh (Arsip artikel Tempo.co)
https://news.detik.com/berita/d-779577/kapolda-baru-gus-dur-yang-lapor-ditipu-goldquest-

About Adi Syafitrah 1634 Articles
Pemeriksa Fakta Mafindo