Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).
Faktanya, rapid test dan PCR swab test adalah jenis tes yang umum dilakukan untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Covid-19 atau tidak dengan tingkat akurasi yang berbeda-beda.
=======================
Kategori: Konten yang Menyesatkan
=======================
Sumber: Facebook
=======================
Narasi:
“Yang bikin banyak positif bukan acara pernikahannya, tapi testnya.
Coba seandainya kagak usah test2an, rapid, swab, dll.
Mereka akan hidup damai sentosa tanpa ada apa-apa. 😁”
=======================
Penjelasan:
Akun Facebook Bii mengunggah gambar hasil tangkapan layar artikel radarbali.jawapos.com berjudul “Duh, Usai Gelar Acara Pernikahan, 21 Warga Klungkung Positif Covid-19” disertai dengan narasi yang mengklaim banyak yang positif Covid-19 bukan karena acara pernikahan melainkan tes rapid, swab, dan lainnya menjadi penyebab utama banyaknya angka positif Covid-19.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut adalah tidak benar. Dilansir dari Liputan6.com, menurut dr. Muhammad Fajri Adda’i seorang dokter relawan Covid-19 dan edukator kesehatan, klaim banyaknya angka positif Covid-19 disebabkan tes rapid, swab, dan lainnya merupakan kesalahan pola pikir.
“Kalau menurut saya, ini kesalahan mindset. Alat tes itu kemampuannya untuk mendeteksi, bukan sebaliknya karena dia dikasih virus sama alat tersebut. Ya tidak begitu,” katanya melalui WhatsApp, Rabu (10/2/2021).
Rapid test hanya untuk mengidentifikasi keberadaan antibodi, dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk mengecek keberadaan antibodi sebagai respon tubuh terhadap infeksi virus Covid-19. Ketika terjadi peningkatan antibodi maka hasil tes bisa menjadi reaktif. Antibodi terbentuk sebagai hasil respon sistem imun saat terinfeksi virus. Bila terinfeksi virus SARSCoV-2 maka akan terbentuk antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 atau Corona.
Untuk membentuk antibodi dibutuhkan waktu sekitar tujuh hari untuk mencapai jumlah yang bisa terdeteksi. Kondisi seperti ini dalam hasil rapid test bisa terlihat non-reaktif. Namun, untuk mendapatkan hasil yang paling akurat sebaiknya langsung melakukan swab test. PCR swab test adalah tes molekuler dengan tingkat kepercayaan tertinggi atau gold standart untuk mendiagnosis apakah seseorang positif Covid-19 atau tidak.
Sementara itu, dalam artikel radarbali.jawapos.com tidak disebutkan bahwa alat tes menjadi penyebab banyaknya kasus positif melainkan artikel itu memberitakan sebanyak 21 orang dinyatakan positif Covid-19 usai menggelar acara pernikahan di salah satu Banjar di Desa Bungbunban, Kecamatan Banjarangkan.
Dengan demikian, klaim banyaknya angka positif Covid-19 disebabkan rapid test, swab dan lainnya adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
=======================
Referensi:
Penulis: Konaah
Editor: Bentang Febrylian