Pelintiran daur ulang. Sudah diklarifikasi oleh Kementerian Agama RI pada 2016. Kata ‘awliya’ di dalam Alquran disebutkan sebanyak 42 kali dan diterjemahkan beragam sesuai konteksnya.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
============================================
Kategori : Konten yang Menyesatkan
============================================
Akun Petunjuk (fb.com/106297347987221) membagikan sebuah postingan yang berisi narasi sebagai berikut:
“Telah dibagikan Al-Quran dengan terjemahan PALSU ke sekolah2 dg dalih wakaf Al-Quran.
tolong Jika ada WAKAF QUR’AN PALSU
*dicek surat Al-Maidah ayat 51 dst telah diganti terjemahannya…..*
*Gerak cepat*, *Laporkan!!!!!!!!!”…… ada Al Qur’an Palsu.. sekarang sudah beredar, Al Quran terjemahan baru Al Maidah 51, “pemimpin” sudah berganti dengan “teman setia”*”
Selengkapnya di https://archive.md/rlO1A (Arsip)
============================================
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya Al Quran dengan terjemahan palsu pada surah Al Maidah ayat 51 adalah klaim yang keliru.
Faktanya, klaim ini adalah pelintiran daur ulang. Sudah diklarifikasi oleh Kementerian Agama RI pada 2016. Kata ‘awliya’ di dalam Alquran disebutkan sebanyak 42 kali dan diterjemahkan beragam sesuai konteksnya.
Dilansir dari artikel berjudul “[SALAH] “Ide alqur’an nusantara sdh mulai direalisasikan” yang dimuat di situs turnbackhoax.id, Pgs Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Kemenag, Muchlis M Hanafi, menjelaskan, terjemahan Alquran tersebut merujuk kepada edisi revisi 2002 Terjemahan Alquran Kementerian Agama yang mendapat tanda tashih dari LPMQ.
Muchlis menegaskan, tidak benar kabar yang menyatakan bahwa telah terjadi pengeditan terjemahan Alquran belakangan ini. “Tuduhan bahwa pengeditan dilakukan atas instruksi Kemenag juga tidak berdasar,” kata Muchlis dalam keterangan pers yang diterima Republika, Ahad (23/10/2016).
Menurut Muchlis, kata awliya di dalam Alquran disebutkan sebanyak 42 kali dan diterjemahkan beragam sesuai konteksnya. Merujuk kepada Terjemahan Alquran Kementerian Agama edisi revisi 1998-2002, dalam surah Ali Imran [3] ayat 28, an-Nisa [4] ayat 139 dan 144, serta al-Maidah [5] ayat 57, misalnya, kata awliya diterjemahkan sebagai pemimpin. Sedangkan dalam surah al-Maidah [5] ayat 51 dan al-Mumtahanah [60] ayat 1, diartikan dengan teman setia.
“Dalam surah at-Taubah [9] ayat 23 dimaknai dengan pelindung, dan dalam surah an-Nisa [4] diterjemahkan dengan teman-teman,” kata Muchlis.
Terjemahan Alquran Kemenag, kata Muchlis, pertama kali terbit pada 1965. Dalam perkembangannya, terjemahan ini telah mengalami dua kali proses perbaikan dan penyempurnaan, yaitu pada 1989-1990 dan 1998-2002. Proses perbaikan dan penyempurnaan itu dilakukan oleh para ulama dan ahli di bidangnya, sementara Kemenag bertindak sebagai fasilitator.
Terkait dengan penyebutan Al-Quran palsu pada informasi yang beredar di media sosial, doktor tafsir Al-Quran lulusan Universitas Al-Azhar, Mesir, ini mengatakan terjemahan Al-Quran merupakan hasil pemahaman seorang penerjemah terhadap Al-Quran. Oleh karenanya, sebagian ulama berkeberatan dengan istilah terjemahan Al-Quran. Mereka lebih senang menyebutnya dengan terjemahan makna Al-Quran.
Munculnya polemik yang menyedot perhatian masyarakat dan berpotensi menimbulkan perdebatan, Kementerian Agama menyerahkan perkara itu kepada para ulama Al-Quran untuk kembali membahas dan mendiskusikannya. Muchlis menambahkan, saat ini tim yang terdiri atas para ulama Al-Quran dan ilmu-ilmu keislaman serta pakar bahasa Indonesia dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang bekerja menelaah terjemahan Al-Quran dari berbagai aspeknya.
REFERENSI
https://turnbackhoax.id/2020/06/08/salah-ide-alquran-nusantara-sdh-mulai-direalisasikan/
https://republika.co.id/berita/koran/news-update/ofjfc213/kemenag-klarifikasi-terjemahan-awliya
https://nasional.tempo.co/read/814429/al-maidah-51-kemenag-awliya-diterjemahkan-sesuai-konteks