[SALAH] “Bulan Purnama tanggal 31 Oktober 2020 akan di tutup dengan Bulan Purnama yang di sebut Blue Moon..”

Hasil periksa fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).

Gambar yang salah. Fenomena Blue Moon sebenarnya tidak ada hubungannya dengan warna bulan. Istilah Blue Moon atau ‘Bulan Biru’ adalah sebutan untuk bulan purnama kedua yang muncul dalam bulan kalender yang sama.

= = = = =

KATEGORI: FALSE CONTEXT / KONTEN YANG SALAH

= = = = =

SUMBER: TWITTER

https://archive.vn/BJAU8

= = = = =

NARASI:

“Bulan Oktober terjadinya 2 kali bulan Purnama, tgl 2 Oktober 2020 dan tanggal 31 Oktober 2020.
Bulan Purnama tanggal 31 Oktober 2020 akan di tutup dengan Bulan Purnama yang di sebut Blue Moon..
Yukkkk, kita meditasi bareng tanggal 30 Oktober sampai 2 November 🙂.
@RcRudyCakra”

= = = = =

PENJELASAN:

Beredar postingan dari akun Twitter bernama Rudy Cakra yang diunggah pada tanggal 21/10/2020 mengenai fenomena blue moon disisipi gambar bulan yang berwarna biru.

Setelah ditelusuri diketahui foto tersebut salah. Fenomena Blue Moon atau bulan biru adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bulan purnama kedua yang muncul dalam bulan yang sama. Istilah tersebut tidak merujuk pada warna dari bulan yang menjadi biru karena warna bulan pada saat ‘Blue Moon’ tetap berwarna putih pucat atau kekuningan seperti biasanya.

Umumnya kita hanya dapat melihat 12 bulan purnama penuh dalam satu tahun (sekali sebulan). Fenomena ‘BlueMoon’ terjadi karena siklus lunar dan tahun kalender tidak sinkron secara sempurna (satu bulan ada 28 hari, 30 hari, hingga 31 hari), maka setiap tiga tahun kita bisa menemukan dua Bulan purnama dalam satu bulan kalender yang sama. Hal ini juga terjadi pada 21 Mei 2016, 31 Januari 2018 dan kali ini diprediksi akan terjadi pada 31 Oktober 2020.

Bulan bisa saja terlihat berwarna biru, bergantung pada kondisi atmosfer bumi pada saat itu. Misalnya pada saat terjadi letusan vulkanis yang meninggalkan partikel di atmosfer yang mengakibatkannya berwarna kebiruan. Seperti pada Tahun 1950 dan 1951, telah terjadi kebakaran hutan di Swedia dan Kanada. Partikel asap dan debu yang naik ke atmosfir memanipulasi warna bulan sehingga tampak berwarna biru. Atau pada 1883, ketika gunung Krakatau mengalami erupsi besar yang abunya tersebar ke seluruh dunia. Namun fenomena ‘Blue Moon’ tidak berarti warna bulan yang berwarna biru secara alami.

Di sisi lain istilah dari ‘Blue Moon’ merupakan frasa yang pertama kali ditemukan pada abad ke-16 untuk menjelaskan sesuatu yang absurd. Istilah ini terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu seperti pada abad ke-17 frasa ‘Blue Moon’ berubah makna menjadi ‘tidak pernah’ seperti contohnya seseorang mengatakan “aku akan datang ke rumahmu ketika bulan berwarna biru” hal itu sama seperti mengatakan “aku tidak akan datang ke rumahmu”. Istilah bulan biru mencapai popularitasnya pada abad ke-19. Saat itu muncul frasa, “Once in a Blue Moon”. Dari penelusuran di atas, status tersebut masuk kategori Konten yang Salah.

= = = = =

REFERENSI:
https://www.nasa.gov/vision/universe/watchtheskies/07jul_bluemoon.html
https://earthsky.org/astronomy-essentials/when-is-the-next-blue-moon
https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/fenomena-blue-moon
https://kumparan.com/kumparansains/fenomena-langka-bulan-biru-akan-terjadi-apa-itu-1uFAprgtucD
https://www.csmonitor.com/Science/2015/0730/Blue-moon-Where-does-that-phrase-come-from