Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).
Informasi tersebut tidak benar, drone berbentuk nyamuk hanyalah dalam bentuk desain mock up bukan foto dari benda yang berfungsi setelah diproduksi dan teknologi yang diklaim dapat dilakukan oleh drone tersebut masih tidak memungkinkan untuk sekarang ini.
= = = = =
KATEGORI: Konten yang menyesatkan/Misleading Content
= = = = =
SUMBER: Facebook
= = = = =
NARASI:
“It’s an insect spy drone for urban areas, already in production, funded by the US Government. It can be remotely controlled and is equipped with a camera and a microphone. It can land on you, and it may have the potential to take a DNA sample or leave RFID tracking nanotechnology on your skin. It can fly through an open window, or it can attach to your clothing until you take it in your home”
Jika diterjemahkan akan berbunyi seperti ini :
“ini adalah sebuah drone serangga mata-mata untuk daerah urban, sudah dalam produksi, dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat. Ini dapat dikendalikan secara remote dan dilengkapi dengan sebuah kamera dan sebuah mikrofon. Dapat mendarat padamu dan berpotensial untuk mengambil sampel DNA atau meletakan pelacak teknologi nano RFID pada kulitmu. Dapat juga terbang melewati jendela yang terbuka atau menempel pada pakaianmu sampai kamu tiba dirumahmu”
= = = = =
PENJELASAN:
Beredar postingan dari akun Facebook Shubham Dhiman dengan narasi tentang adanya drone mata-mata berbentuk serangga yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat dan sekarang ini sudah dalam masa produksi, diklaim drone ini memiliki kemampuan untuk mengambil foto, sampel DNA, dan juga memasang pelacak teknologi nano RFID. Postingan ini telah mendapat 9 likes dan dikomentari sebanyak 1 kali.
Penelusuran tentang narasi tersebut menuju ke sebuah artikel dari snopes.com yang dirilis pada tanggal 14 Agustus 2012. Gambar tersebut sudah tersebar sejak tahun 2008, dijelaskan juga bahwa memang ada penelitian untuk pengembangan Micro Air Vehicles (MAV) salah satunya pada tahun 2007 MAV yang dibuat dengan desain mengikuti burung dan serangga sebesar 3 cm dan dengan berat sebesar 60 mg, tahun 2008 adanya MAV dalam bentuk kumbang bumblebee dan pada tahun 2012 adanya penelitian oleh John Hopkins University yang mempelajari cara terbang kupu-kupu untuk membantu robot kecil mengikuti gerakan tersebut. Artikel tersebut juga dijelaskan bahwa untuk MAV dengan bentuk spesifik seperti nyamuk hanyalah desain mock up untuk MAV, bukanlah foto yang diambil dari benda yang berfungsi sepenuhnya yang sudah diproduksi. Perihal dengan teknologi yang akan dilengkapi pada MAV seperti dapat mengambil sampel DNA atau menaruh alat pelacak mikro-RFID dibawah kulit seseorang dapat memungkinkan pada waktu mendatang tetapi untuk sekarang ini masih menjadi spekulasi fiksi.
Menurut artikel periksa fakta africacheck.org, pada tahun 2019 NBC mengusut perkembangan drone yang baru masih dalam tahap prototype sehingga masih beberapa tahun ke depan agar drone tersebut bisa digunakan, disebutkan bahwa teknologi yang diimplementasikan adalah dapat membawa kamera, radio, sistem GPS, dan sensor yang bervariasi. Tim Africa Check mengkontaki John Hopkins University dan berbicara kepada Dr Rajat Mittal sebagai professor teknik mesin di John Hopkins Whiting School of Engineering, ia menjelaskan bahwa ia tidak mengetahui adanya teknologi tersebut yang dapat digunakan sebagai drone mata-mata pada kawasan perkotaan. Ia juga menambahkan teknologi tersebut tidak memungkinkan untuk dapat mengambil sampel darah ataupun meninggalkan alat pelacak RFID (radio-frequency identification) pada kulit.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim drone mata-mata berbentuk nyamuk dan sudah dalam masa produksi dengan teknologi dapat mengambil sampel DNA dan menaruh alat pelacak pada kulit manusia adalah tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
= = = = =
REFERENSI:
https://spectrum.ieee.org/automaton/robotics/robotics-software/the_coolest_flying_robot_proje