Golongan darah TIDAK termasuk dalam tiga kategori yang paling rentan tertular virus corona COVID-19.
=====
Kategori: Fabricated Content/Konten Palsu
=====
Sumber: Facebook dan Laman Daring
Archive:
=====
Narasi:
1. “Orang yang Bergolongan Darah O Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasannya”
2. “Orang yang Bergolongan Darah O Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasannya
Oráng memìlìkì golongán dáráh O terbìláng lebìh járáng átáu lebìh sedìkìt dìbándìngkán dengán oráng yáng memìlìkì golongán dáráh seláìn O. Berbìcárá golongán dáráh memáng sesuátu hál yáng menárìk. Pásálnyá, ádá beberápá hál sejáuh ìnì yáng teláh dìketáhuì tentáng kárákterìstìk golongán dáráh ìnì.
Pengetáhuán yáng berkáìtán dengán golongán dáráh, sángát pentìng untuk dìketáhuì oleh semuá oráng. Náh ágár memperjelás, dìsìnì kámì memberìkán ìnformásì terkáìt tìpe golongán dáráh O. Dìlánsìr dárì brìghtsìde, berìkut ìnì penjelásánnyá. […] (selengkapnya di bagian CATATAN setelah REFERENSI)
=====
Penjelasan:
Beredar informasi yang menyebutkan orang dengan golongan darah O lebih rentan terinfeksi virus Corona. Dalam artikel pada laman selebku[dot]com disebutkan ada lima poin alasannya.
Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut tidak benar. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB membantah kabar tersebut. Dia menyebut bahwa kabar orang dengan golongan darah O rentan terjangkit virus corona adalah hoaks. “Itu hoaks,” kata dr. Ari Fahrial Syam.
Adapun, menurut penjelasan pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, kelompok orang yang paling rentan tertular virus corona (COVID-19) masuk dalam tiga kategori. Berikut penjelasan Syahrizal:
[…] Pertama, kelompok orang yang kontak dekat (closed contact). Menurut pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, yang termasuk kontak dekat adalah orang yang tinggal berpasangan atau satu rumah.
“Closed contact itu orang yang tinggalnya pasangan, pasangan dari kasus (COVID-19) yang konfirmasi. Atau orang yang tinggal satu rumah dengan yang suspek atau punya gejala COVID-19,” jelas Syahrizal saat konferensi pers di Gedung Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Komplek Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Tenaga medis yang menangani pasien suspek dan positif COVID-19 juga termasuk kontak dekat. Mereka langsung bersentuhan dengan pasien.
“Untuk tenaga medis itu kontak erat. Mereka kan berkali-kali memeriksa pasien. Mengukur tensi, suhu tubuh, dan sebagainya. Ada kontak bersentuhan,” lanjut Syahrizal.
Kedua, kelompok orang yang masuk kontak sosial. Kontak sosial artinya, orang-orang yang berada dalam satu kelompok sosial. Seperti halnya kasus dua pasien asal Depok, Jawa Barat yang positif virus corona.
“Orang-orang yang berada pada satu klub dansa tersebut harusnya diperiksa dan dipantau juga. Perlu ditelusuri, apakah orang-orang di klub dansa mengalami gejala COVID-19 yang mirip flu, demam dan sesak napas,” Syahrizal menerangkan.
Syahrizal pun mencontohkan, kasus orang yang terinfeksi COVID-19 di Korea Selatan.
“Satu orang yang terinfeksi corona, lantas bisa menularkan pada seluruh anggota di komunitas gereja. Kontak sosial juga bisa dari anggota pengajian,” terangnya.
Ketiga, kontak area dilihat dari orang-orang yang berada pada satu wilayah yang terkonfirmasi COVID-19. Misalnya, area yang konfirmasi Kelurahan Sukmajaya. Di sana, akan ditelusuri siapa saja yang berada pada wilayah tersebut, dari satpam sampai penjual makanan atau minuman.
“Di wilayah itu, ada tukang sayur dan security. Saya kira bisa ditelusuri, apalagi ada penjaga malam. Yang kasus pasien asal Depok, kalau tidak salah saya baca, ada tetangga yang jenguk sewaktu dia (yang bersangkutan) sakit,” lanjut Syahrizal. […]
Berdasarkan penjelasan tersebut maka orang yang rentan tertular Covid-19 baru ada tiga kategori. Ketiga kategori itu ialah kelompok orang yang kontak dekat (closed contact), kelompok orang yang masuk kontak sosial, dan kontak area dilihat dari orang-orang yang berada pada satu wilayah yang terkonfirmasi COVID-19. Dari ketiga kategori yang sudah dikemukakan itu tidak ada yang menyangkutpautkannya dengan golongan darah tertentu rentan terinfeksi COVID-19.
Selain tiga kategori itu, dilansir dari theguardian.com, orang dengan pengidap diabetes dan penyakit jantung juga rentan terinfeksi COVID-19. Berikut kutipan pemberitaan yang sudah diterjemahkan:
[…] Penderita diabetes atau penyakit jantung diketahui lebih berisiko terkena coronavirus, yang mulai menyebar dengan cepat di Inggris dan internasional. Itu adalah keprihatinan bagi 7,4 juta warga Inggris yang memiliki beberapa bentuk penyakit jantung atau peredaran darah, yang mencakup 4,8 juta orang dengan diabetes.
Faktor risiko yang umum adalah paru-paru, karena dengan kedua jenis pasien itu adalah organ yang cenderung rusak oleh coronavirus. Kesehatan mendasar mereka yang buruk berarti mereka berada dalam bahaya yang lebih besar menderita kerusakan medis serius dari Covid-19 daripada orang-orang dengan kesehatan yang baik.
Jon Cohen, profesor emeritus penyakit menular di sekolah kedokteran Brighton dan Sussex, mengatakan: “Virus corona menyebabkan infeksi paru-paru – pneumonia. Ketika paru-paru mendapat infeksi – segala jenis pneumonia, bukan hanya coronavirus – udara mengisi dengan cairan yang disebabkan oleh peradangan. Jadi tubuh harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan oksigen ke dalam darah.
“Jantung dan paru-paru bekerja sebagai ‘tim’ yang terintegrasi erat, jadi ketika ada pneumonia, jantung harus bekerja lebih keras, dan jelas jika ada penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya yang membuat tekanan ekstra pada jantung.”
Laporan awal dari wabah yang dimulai di China menyarankan 40% orang yang cukup sakit untuk dirawat di rumah sakit karena coronavirus memiliki penyakit kardiovaskular atau penyakit serebrovaskular – yang mempengaruhi aliran darah di otak mereka – seperti stroke.
“Statistik itu tidak berarti orang dengan penyakit jantung lebih mungkin untuk tertular virus corona,” kata Orly Vardeny, seorang profesor kedokteran di Sistem Perawatan Kesehatan Minneapolis VA dan University of Minnesota. “Itu hanya berarti bahwa orang-orang itu lebih cenderung mengalami komplikasi begitu mereka mendapatkannya.”
Orang-orang yang memiliki penumpukan lemak atau plak di arteri mereka dapat berisiko mengalami serangan jantung karena penyakit virus yang mirip dengan Covid-19 dapat mengacaukan plak-plak ini, yang kemudian dapat memblokir arteri yang menuju ke jantung, menurut Vardeny.
Penderita diabetes, dengan tipe 1 atau tipe 2, beresiko menderita Covid-19 karena alasan yang sama.
“Pasien dengan diabetes sering mengalami komplikasi yang melibatkan jantung, tetapi juga ginjal, dan dengan cara yang sama ketegangan tambahan pada tubuh dari infeksi dapat menyebabkan masalah sekunder pada organ-organ tersebut. Selain itu, kita tahu bahwa sistem kekebalan tubuh penderita diabetes tidak sebagus melawan infeksi seperti non-penderita diabetes, ”tambah Cohen.
“Coronavirus dapat menyebabkan gejala dan komplikasi yang lebih parah pada diabetisi. Jika Anda menderita diabetes dan memiliki gejala seperti batuk, suhu tinggi, dan napas pendek, Anda perlu memantau gula darah dengan cermat dan menghubungi NHS 111, ”kata Dan Howarth, kepala perawatan di Diabetes UK. […]
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim bahwa orang dengan golongan darah O rentan terinfeksi COVID-19 tidak benar. Berdasarkan hal tersebut, maka konten informasi yang menyatakan orang dengan golongan darah O rentan terinfeksi COVID-19 masuk ke dalam kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.
=====
Referensi:
https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1127605977571936/
https://www.liputan6.com/health/read/4192859/kelompok-orang-yang-paling-rentan-tertular-covid-19
https://www.theguardian.com/world/2020/mar/04/why-are-some-people-at-greater-risk-from-coronavirus
=====
Catatan:
(lanjutan narasi) […] 1) Golongán dáráh O bìsá menjádì donor unìversál
Dálám hál ìnì seseoráng yáng memìlìkì golongán dáráh O dápát membántu pásìen yáng mengálámì másáláh kekurángán dáráh. Sebáb ìá dápát dì tránsfusì ke subkelompok RH O+, A+, B+ dán AB+.
2) Tìdák bìsá menerìmá donor seláìn dárì golongán dáráh O
Berbedá dengán kelebìhánnyá yáng bìsá menjádì donor unìversál. Golongán dáráh O tìdák bìsá menerìmá donor dáráh beberápá golongán dáráh láìnnyá.
3) Resìko kesehátán
Golongán dáráh O dìketáhuì sángát rentán sekálì terkená vìrus dán bákterì. Menurut beberápá penelìtìán golongán dáráh O memìlìkì ìnsìden ulkus duodenum 35% lebìh tìnggì dárìpádá golongán dáráh A, B dán AB.
4) Másáláh keprìbádìán
Berbìcárá tentáng hál ìnì golongán dáráh O dìkenál sebágáì prìbádì yáng semángát, dermáwán, mudáh bergául dán cukup bágus dárì sìsì fìnánsìál. Dálám hál percìntáán pun yáng memìlìkì dáráh O dìketáhuì sángát cocok dengán seseoráng yáng memìlìkì golongán dáráh A.
5) Mánfáát kesehátán
Meskì rentán terkená vìrus dán bákterì. Námun golongán dáráh O jugá memìlìkì keunggulán lho. Dìmáná ìá sángát rendáh untuk terkená kánker pánkreás.
Nág, ìtuláh beberápá hál yáng wájìb kámu ketáhuì tentáng golongán dáráh O. Oráng yáng bergolongán dáráh O rentán terhádáp serángán vìrus, termásuk vìrus coroná yáng sedáng márák penyebáránnyá.
Oleh kárená ìtu, bágì ándá yáng bergolongán dáráh O, hárus benár-benár menjágá kesehátán tubuh. Semogá bermánfáát.”