Meninggalnya Serda Supran Sida yang dikaitkan dengan virus cacar monyet, seperti yang diunggah akun Facebook Nok Yayah atau @yayahzztiara.noeryalienzt sudah dibantah oleh Kapenrem 043/Gatam, Mayor Czi I Made Arimbawa, Kapendam II/Swj, Kolonel Inf Djohan Darmawan, Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Mayjen TNI dr. Terawan Agus Putranto dan Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Kemenkes, Anung Sugihantono. Dalam klarifikasinya, dijelaskan Serda Supran meninggal disebabkan Anemia akibat Epistaksus dan riwayat TBC.H.
Pihak RSPAD Gatot Soebroto berencana untuk melaporkan penyebar isu hoaks tersebut ke pihak kepolisian.
=====
Sumber: Media Sosial Facebook
=====
Kategori: Misleading Content
=====
Narasi:
“Innalilahi wainalillahi rojiun turut berduka cita Serda supran, semoga Khusnul khatimah dan di terima amal kebaikan nya ,, dan semoga abang2 TNI yg sedang menjaga d perbatasan, di hindarkan dari segala penyakit ,,terutama penyakit cacar monyet Krn dpt menular dan penyakit ni berasal dari negara asing..hati2 dalam bergaul dgn org luar..🙏” unggah akun Facebook Nok Yayah atau @yayahzztiara.noeryalienzt, Minggu (19/5).
=====
Penjelasan:
Akun Facebook Nok Yayah atau @yayahzztiara.noeryalienzt membuat unggahan yang inti pesannya mengaitkan meninggalnya anggota TNI, Personel Kodim 0410/KBL yang bertugas sebagai Babinsa di Kelurahan Sumur Putri, Kecamatan Telukbetung Selatan, Serda Supran Sida dengan virus cacar monyet atau Monkeypox.
Setelah dilakukan penelusuran, meninggalnya Serda Supran dinyatakan tidak disebabkan oleh virus cacar monyet.
Kepala Penerangan Korem 043/Gatam (Kapenrem), Mayor Czi I Made Arimbawa mengatakan Serda Supran meninggal dunia dengan diagnosis sakit Anemia akibat Epistaksus dan riwayat TBC.H. “Almarhum memang sebelumnya telah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUADM) karena epistaksis (hidung berdarah) selama satu minggu dengan penanganan transfusi darah. Selanjutnya baru dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, pada Kamis (16/5) lalu,” ujarnya.
Senada, Kapendam II/Swj, Kolonel Inf Djohan Darmawan mengatakan, kabar Serda Supran meninggal pada Sabtu (18/5) karena terkena cacar monyet yang juga tersebar via Whatsapp adalah tidak benar adanya. “Berita itu tidak benar, karena belum ada informasi resmi (cacar monyet), laporan medis juga belum ada, yang tahu di pihak rumah sakit. Tapi memang dia sakit dan dirawat pada Jumat malam di Jakarta, Sabtu pagi meninggal”, katanya.
Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Mayjen TNI dr. Terawan Agus Putranto pun juga menegaskan kalau kabar adanya korban cacar monyet di rumah sakit yang dipimpinnya itu hoaks. “HOAX (mengenai kabar cacar monyet),” tulis dr. Terawan, Minggu (19/5).
Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Kemenkes, Anung Sugihantono, menjelaskan, informasi yang beredar mengenai penyebaran cacar monyet di Indonesia tidak benar. “Sampai saat ini tidak ditemukan indikasi penyebaran ke wilayah Indonesia,” ujar Anung, Minggu (19/5).
Anung pun menambahkan bahwa pihak RSPAD Gatot Soebroto juga berencana untuk melaporkan penyebar isu hoaks tersebut ke pihak kepolisian. “RSPAD sedang melacak dan mempertimbangkan laporkan ke polisi,” imbuhnya.
Diketahui, cacar monyet atau monkeypox merupakan viral zoonoses yang menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya (yang disebut terakhir kasus sangat jarang terjadi).
Penyakit ini pertama kali teridentifikasi pada tahun 1958 di Republik Demokratik Kongo.
Namun, penyebaran kasus secara sporadik pada manusia baru terjadi tahun 1970 di beberapa negara Afrika, seperti Republik Demokratik Kongo, Kongo, Kamerun, Afrika Tengah, Nigeria, Pantai Gading, Liberia, Sierra Leon, Gabon, dan Sudan.
Hingga sekarang, penyakit ini masih terus terjadi di berbagai belahan dunia.
Virus cacar monyet ini dikhawatirkan masuk ke Indonesia karena negara yang berbatasan dengan Indonesia yakni Singapura baru saja mengonfirmasi adanya virus tersebut.
Penderita virus tersebut, merupakan seorang pria asal Nigeria berusia 38 tahun yang datang ke Singapura untuk menghadiri lokakarya.
Masa inkubasi virus monkeypox dari terinfeksi hingga timbulnya gejala berkisar 5 hingga 21 hari dengan tanda demam, sakit kepala hebat, dan pembekuan kelenjar getah bening (limfadenopati), nyeri punggung, nyeri otot, hingga kekurangan energi.
Khasnya dari virus ini adala ruam berisi pada wajah hingga ke bagian tubuh lainnya seperti telapak tangan ataupun kaki. Seperti cacar namun lebih ekstrem.
Virus ini dapat dihindari dengan cara hidup bersih yang bisa dimulai dengan rajin mencuci tangan.
Hindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.
Lalu hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi.
=====
Referensi:
1.https://web.archive.org/…/yayahzztia…/posts/1514995748636036
2. http://www.tribunnews.com/…/hoaks-kabar-anggota-tni-meningg…
3. http://wartakota.tribunnews.com/…/dianggap-meresahkan-penye…
4. http://batam.tribunnews.com/…/rspad-bakal-laporkan-ke-polis…
5. https://mediaindonesia.com/…/236470-kemenkes-tegaskan-belum…
6. http://jabar.tribunnews.com/…/di-whatsapp-beredar-kabar-ang…
https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/896219244043945/