[ISU] “Masjid Milik Muhammadiyah Dibakar di Bireuen Aceh”

SUMBER: (1) Pertanyaan dari salah satu anggota FAFHH.
(2) https://goo.gl/se4BX7, sudah dibagikan 109 kali ketika tangkapan layar dibuat.
(3) https://goo.gl/y8aW98 (menggunakan sumber dari post di poin 2), sudah dibagikan 1.192 kali ketika tangkapan layar dibuat.
(4) https://goo.gl/RkDyCU, situs sangpencerah.id.
(5) https://goo.gl/6v62BR (menggunakan sumber dari situs di poin 4), situs bireuen.muhammadiyah.or.id.

NARASI: “Mereka teriak TOLERANSI
Namun mereka yang menolak ustadz dan tokoh yang berbeda dengan mereka,
Mereka juga yang menolak pembangunan Masjid
Mereka juga lah yang membakar masjid”.

PENJELASAN: (1) https://goo.gl/RkDyCU, judul: “Masjid Milik Muhammadiyah Dibakar di Bireuen Aceh” isi: “Proses pembangunan Masjid milik Muhammadiyah kembali terjadi gangguan. Kali ini tiang-tiang cakar ayam pembangunan Masjid At Taqwa Muhammadiyah, Desa Sangso, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen dibakar sekelompok massa, Selasa (17/10/2017) sekira pukul 20.00 WIB.”.
(2) https://goo.gl/yDWhpq, “Menurut Kabid Humas Polda Aceh Kombes Gunawan, informasi yang tersebar berupa pembakaran masjid itu tidak benar. “Kita luruskan dulu berita itu. Yang tersebar itu kan masjid (yang dibakar, Red), bukan masjid, itu balai-balai,” ujar Gunawan saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (18/10).”

REFERENSI: (1) https://goo.gl/RkDyCU, “Masjid Milik Muhammadiyah Dibakar di Bireuen Aceh
Penulis Redaksi – Oktober 18, 2017
Sangpencerah.id – Kejadian intoleran kembali terjadi di Bireuen, Aceh. Proses pembangunan Masjid milik Muhammadiyah kembali terjadi gangguan. Kali ini tiang-tiang cakar ayam pembangunan Masjid At Taqwa Muhammadiyah, Desa Sangso, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen dibakar sekelompok massa, Selasa (17/10/2017) sekira pukul 20.00 WIB.
Bendahara Masjid At-Taqwa Muhammadiyah Samalanga, Muhammad Isa menjelaskan bahwa belum diketahui siapa pihak yang telah membakar balai milik mereka.
“Belum diketahui siapa, namun ada pihak yang berseberangan atas membangunan Masjid At-Taqwa. Saat aparat keamanan datang memadamkan sisa api, pihak yang bakar sudah melarikan diri,” sebutnya.
Sementara itu Dr.Athailah Lathief selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bireun menjelaskan kronologi penolakan Masjid At Taqwa Muhammadiyah.
“Pertentangan pembangunan Masjid At Taqwa Muhamadiyah di Bireuen untuk kali kedua terjadi. Sebelumnya terjadi di Juli, dan alhamdulilah sudah bisa diselesaikan dan saat ini sudah mulai jalan pembangunan. Sekarang masalah yang sama terjadi di Samalanga”, tegas Dr.Athailah Lathief, selaku Ketua PDM Bireun.
Padahal prosesnya sudah cukup lama dimulai, 3 tahun yang lalu, dimulai dengan pembebasan tanah 2700m dengan wakaf tunai jamaah muhammadiyah hingga bersertifikat tanah persyarikatan muhammadiyah, pengurusan IMB, pembuatan talut dan jalan menuju lokasi lahan mesjid, pembersihan lahan, sampai pembuatan arah kiblat oleh kemenag Bireuen. Selama proses itu tidak terjadi masalah apa-apa.
“Pergerakan penentangan mulai digalang oleh kalangan dayah yang ada di samalangan yg menyebut dirinya aswaja, ketika akan dimulainya pembangunan masjid dengan menghadirkan pak Din Syamsuddin pada saat idul adha kemaren”, lanjut beliau.(sp/red)”.
(2) https://goo.gl/yDWhpq, “Rabu , 18 Oktober 2017, 16:12 WIB
Polda Aceh Bantah Soal Pembakaran Masjid di Bireun
Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Pembakaran masjid (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Salah satu masjid milik Muhammadiyah di Kabupaten Bireuen, Aceh diduga dibakar. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (17/10) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Namun Polda Aceh membantah perihal pembakaran masjid At-Taqwa itu.
Menurut Kabid Humas Polda Aceh Kombes Gunawan, informasi yang tersebar berupa pembakaran masjid itu tidak benar. “Kita luruskan dulu berita itu. Yang tersebar itu kan masjid (yang dibakar, Red), bukan masjid, itu balai-balai,” ujar Gunawan saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (18/10).
Gunawan menjelaskan, memang benar ada kobaran api semalam. Hanya saja bukan masjid yang dibakar melainkan bedeng-bedeng tempat tinggal sementara bagi para pekerja bangunan. “Yang dibakar bedeng-bedeng untuk tidur para tukang kalau ada pembangunan,” ujarnya.
Pembangunan masjid tersebut memang terbilang cukup lama, yakni hampir tiga tahun. Di sisi lain, sudah sejak lama juga terjadi konflik antara sekelompok masyarakat dengan kelompok Muhammadiyah. “Sudah lama ada konflik masyarakat itu dengan kelompok Muhammadiyah,” terangnya.
Konflik berkepanjangan itu akhirnya dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Sehingga mereka yang terpancing kemudian terprovokasi untuk melakukan pembakaran. “Itu pun (pembakaran bedeng, Red) ada yang memprovokasi. Jadi sama sekali bukan masjid yang dibakar ya,” tegasnya lagi.
Saat ditanya mengenai pelaku pembakaran, Gunawan mengaku saat ini akan dilakukan mediasi terlebih dahulu. Dengan harapan konflik antara dua golongan itu dapat diredam dan tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. “Kapolres akan memediasi kedua pihak, supaya jangan terjadi konflik lagi. Mediasi oleh Muspida (musyawarah pimpinan daerah) ini pertama kali,” ujar Gunawan.”.

CATATAN: https://goo.gl/Nd9fvD, situs sangpencerah.id tidak ada di daftar sub domain dari situs resmi muhammadiyah.or.id.

LINK FAFHH : https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/542769782722228/