[SALAH] “Omongan Bin Masak Ngak DIperhatikan”

Foto di situs yang disebarkan oleh post sumber sudah dirubah, bukan foto yang digunakan oleh situs berita Tempo yang dijadikan sebagai sumber. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Disinformasi.

======

SUMBER

(1) Pertanyaan dari salah satu pengikut Page MAFINDO.

——

(2) http://bit.ly/2LI0HtQ, post oleh Page “Rakyat Sosmed” (facebook.com/suarasosmed), sudah dibagikan 99 kali per tangkapan layar dibuat.

======

NARASI

“Omongan Bin Masak Ngak DIperhatikan.. Ngeri Ngeri Sedap Gimana Ya | Mengerikan, BIN Sebut Gagasan Khilafah Hidup di Pendukung 2019GantiPresiden
ml”.

======

PENJELASAN

(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, firsdraftnews.org: “Konten yang Salah

Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

——

(2) http://bit.ly/2wGLDXZ, Suara Sosial Media: “Mengerikan, BIN Sebut Gagasan Khilafah Hidup di Pendukung #2019GantiPresiden”, situs yang dibagikan oleh post sumber. Isi menyalin dari situs berita Tempo, tetapi foto yang digunakan berbeda dengan yang digunakan di Tempo.

——

(3) Tempo: “BIN Sebut Gagasan Khilafah Hidup di Pendukung #2019GantiPresiden”, sumber yang disalin oleh situs Suara Sosial Media. Selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.

——

43) RMOL: “Klarifikasi PKS Terkait Logo HTI Dan PKS Di Spanduk Deklarasi #2019GantiPresiden”, klarifikasi mengenai foto yang digunakan oleh situs Suara Sosial Media. Selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.

======

REFERENSI

(1) http://bit.ly/2Ny8vQl, Tempo: “BIN Sebut Gagasan Khilafah Hidup di Pendukung #2019GantiPresiden

Reporter: Fikri Arigi
Editor: Juli Hantoro
Rabu, 29 Agustus 2018 10:08 WIB

(foto)
Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelejen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto usai diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, 3 Juni 2017. Tempo/Yohanes Paskalis

TEMPO.CO, Jakarta – Juru bicara Kepala Badan Intelijen Negara, Wawan Hari Purwanto, mengatakan gagasan tentang pendirian negara Islam masih hidup di sebagian pendukung gerakan #2019GantiPresiden.

Menurut Wawan, pemikiran untuk mendirikan negara berbasis pemerintahan negara Islam atau khilafah memang masih tetap ada di pemikiran sebagian orang.

“Sekarang kan pasti ada terus, apalagi ada ISIS, ada apa, itu tidak bisa dimungkiri,” kata Wawan saat ditemui di Sate Pancoran, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin, 27 Agustus 2018.

Sebelumnya, Wawan menyatakan larangan terhadap Neno Warisman yang akan menghadiri tur musik deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, Riau, adalah untuk mencegah bentrok.

Wawan menampik alasan pelarangan ini karena BIN mendukung inkumben dalam pilpres 2019. Namun, menurut dia, langkah ini diambil untuk menjaga keselamatan masyarakat, jadi dilakukan pencegahan dini untuk hal yang tidak diinginkan.

“Upaya kami adalah menghindarkan benturan karena memang (acaranya) tidak berizin,” kata Wawan.

Adapun Neno Warisman membantah adanya kelompok yang menginginkan khilafah di gerakan #2019GantiPresiden. Ia juga membantah keterlibatan organisasi yang telah dibubarkan pemerintah, Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI, di gerakan itu. HTI adalah organisasi yang memperjuangkan khilafah islamiyah. Sistem ini dinilai bertentangan dengan Pancasila.

“Enggak ada dan jangan mengada-ada,” kata Neno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 28 Agustus 2018.”

——

(2) http://bit.ly/2PmtLZP, RMOL: “Klarifikasi PKS Terkait Logo HTI Dan PKS Di Spanduk Deklarasi #2019GantiPresiden

POLITIK JUM’AT, 24 AGUSTUS 2018 , 15:48:00 WIB | LAPORAN: MULYADI AR

(foto)
Foto/RMOLKalbar

RMOLKalbar. Beredar foto spanduk bertuliskan Selamat Melaksanakan Deklarasi #GantiPresiden di Pontianak. Ada juga tulisan Tegakkan Khilafah di Indonesia – Hizbut Tahrir Indonesia wilayah Kalbar.

Sedangkan dalam foto spanduk lainnya terdapat tulisan ganti sistem deklarasi 2019 Ganti Presiden Kalbar dan tulisan paling bawah saatnya Khilafah ditegakkan.

Menanggapi hal ini, Rusdiansyah, SH.i selaku Ketua DPD PKS kota Pontianak menegaskan jika pihaknya tidak pernah ikut serta dan memasang spanduk #2019GantiPresiden khususnya di kota Pontianak.

“Tidak ada kita pasang-pasang banner, kita tidak pernah terlibat dengan acara yang seperti itu,” ujarnya saat di konfirmasi Kantor Berita RMOLKalbar, Jumat (24/8).

PKS jelas mendukung NKRI harga mati untuk Indonesia.

Rusdiansyah menyampaikan pihaknya tidak mengetahui terkait dengan banner yang mencetak lambang PKS dan HTI dan pihaknya tidak bekerjasama dengan HTI.

“Terkait dengan banner itu saya dan PKS tidak tahu menahu. Karena PKS tidak pernah kerjasama dengan HTI,” terangnya.

“Pelaksanaan ini murni dari tokoh pemuda dan masyarakat yang secara sadar terpanggil untuk melaksanakan kegiatan itu, karena dari partai koalisi belum ada memprogramkan atau mengagendakan kegiatan seperti ini” tukasnya.

Rusdiansyah menegaskan apabila kader PKS menemukan banner seperti itu yang ada logo PKS untuk segera menurunkannya. [mul]”

======

Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/738804179785453/