Informasi mengenai telah terjadinya penculikan di daerah Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan merupakan informasi yang tidak benar. Dilansir dari tribunnews.com, Kapolsek Kusan Hilir, Iptu Moersani menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar lantaran tidak ada laporan anak kehilangan kepada pihaknya. “Tak ada laporan. Memang sempat mendengar tapi sampai saat ini tidak ada laporan. Kalau memang ada penculikan anak dan kehilangan anak, tidak mungkin tidak melapor,” kata Iptu Moersani.
=====
Kategori: Hoaks
=====
Sumber: Media Sosial
=====
Narasi:
INFO INI BUKAN HOAX & SDH
TERJADI DI DS. BATUAH & DS.
WIRITASI PAGATAN
PERHATIAN !!!
Waspada ada Penculik Anak-anak yang
berumur 1-12 tahun
Bapak-bapak Ibu-ibu Harus Menjaga
Anak kita dengan hati-hati
Penculik sedang dalam
kampung-kampung
dan dia menyamar sebagai :
- Penjual
- Om Telolet
- Orang Gila
- Ibu Hamil
- Pengemis
=====
Penjelasan Lengkap:
Beredar gambar brosur yang berisikan informasi telah terjadi penculikan anak di Wiritasi Pagatan di media sosial. Dalam gambar brosur itu tertulis bahwa anak-anak yang diincar berusia kisaran 1-12 tahun. Atas beredarnya informasi tersebut, pihak Kapolsek Kusan Hilir pun menegaskan bahwa informasi itu tidak benar.
Dilansir dari tribunnews.com, Kapolsek Kusan Hilir, Iptu Moersani menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar lantaran tidak ada laporan anak kehilangan kepada pihaknya. “Tak ada laporan. Memang sempat mendengar tapi sampai saat ini tidak ada laporan. Kalau memang ada penculikan anak dan kehilangan anak, tidak mungkin tidak melapor,” kata Iptu Moersani.
Adapun, Moersani menjelaskan, setelah membaca konten gambar tersebut baru diketahui ada kejanggalan pada logo kepolisiannya. Jika dilihat dengan seksama, logo kepolisian yang digunakan pada gambar tersebut merupakan logo Kepolisian Provinsi Jawa Barat.
“Brosur itu begitu isinya yang saya lihat di media sosial berlogo polisi. Awalnya tidak fokus ke lambang dan himbauan itu tapi kepada tulisannya saja dan baru belakangan lihat lambangnya dan ternyata itu himbauan dari provinsi Jawa Barat,” terang Moersani.
Setelah melakukan penelusuran asal-muasalnya, Moersani mengatakan, diketahui bahwa gambar brosur tersebut merupakan hasil editan seorang ibu rumah tangga dengan menggunakan aplikasi gawainya yang kemudian disebarkan melalui media sosialnya. Moersani menjelaskan, pelaku membuat gambar brosur waspada penculikan anak itu berasal dari brosur internet dari Kepolisian Jawa Barat.
“Jadi si IRT ini mendengar kabar terus langsung mengedit brosur itu dan menyebarkannya di media sosial. Ya orang makin takut lah melihat brosur tersebut,” jelas Moersani.
=====
Referensi: