“(foto)
PONTIANAK – Hoax Crisis Center (HCC) Kalimantan Barat menggelar kampanye publik anti hoaks di arena Car Free Day (CFD), Jalan Ahmad Yani 1 Pontianak, Minggu (22/7/2018).
Kampanye berpusat di depan Masjid Raya Mujahidin itu dihadiri oleh lebih dari puluhan ragam komunitas di Kota Pontianak, khususnya kaum milenial.
Tidak hanya ratusan anggota komunitas, kampanye turut dihadiri oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kalimantan Barat Anthony Sebastian Runtu, Aster Kodam XII/Tanjungpura Kolonel Arh Jamaah, Kapendam XII/Tanjungpura Letkol Inf Aulia Fahmi Dalimunthe, Ketua Pembina Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Pontianak sekaligus Pengamat Sosial Pontianak Syarifah Ema Rahmaniah, Ketua Komunitas Peduli Informasi (KOPI) Kalbar M Ainul Yakin dan pejabat pemerintah lainnya.
Apalagi dengan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih dan murah, wabah hoaks di media sosial lekas mengubah wajah publik bangsa ini. Gairah kebencian, kecurigaan dan permusuhan terhadap perbedaan agama, etnis atau hal lainnya marak bertebaran di media sosial.
Ketua HCC Reinardo Sinaga mengatakan hal yang mendasari kegiatan hari ini tak lepas dari maraknya hoaks yang disebar via media sosial.
Menurutnya, revolusi teknologi informasi ini bukan malah menciptakan keterbukaan dan kedewasaan, sebaliknya kecenderungan ekslusif, fanatik, intoleran dan diskriminatif di kalangan masyarakat. Lazimnya, intensitas hoaks bersifat provokatif dan berbau SARA kian begitu kentara.
“Hoaks tidak hanya bisa menghinggapi orang-orang dewasa, tapi juga anak-anak dan remaja. Apalagi perkembangan informasi dan media sosial yang bergerak semakin pesat tak bisa dihindari,” ujarnya.
Di era sekarang, semua orang mempunyai akses terhadap internet. Beragam informasi kian riuh sesak mewarnai media sosial. Tak hanya pihak media, perputaran informasi justru kian deras di tangan pengguna internet, mulai dari orang dewasa sampai dengan anak-anak.
Bahkan pengguna media sosial khususnya anak-anak mengaku percaya dengan informasi yang mereka dapat dari media sosial. Media sosial menempati peringkat tertinggi sebagai tempat mencari sumber berita preferensi remaja dan anak-anak.
“Oleh karena itu perlu melaksankan kegiatan-kegiatan yang mengajak peran aktif semua pihak untuk ikut terlibat dalam aksi menangkal hoaks,” papar Edo.
Kampanye juga dihadiri unsur Polresta Pontianak, Panwaslu Kota Pontianak dan lainnya. Masyarakat Kota Pontianak yang berolahraga dan lalu lalang ikut memeriahkan kampanye di kawasan CFD. Kampanye publik anti hoaks berlangsung meriah lantaran diisi oleh pertunjukan teater dari Sanggar Anak Budaya.
Selain membagikan pin kepada masyarakat dan orasi, komitmen melawan hoaks secara bersama-sama disimboliskan dengan pemasangan pin anti hoaks HCC. (*)”
Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/698044237194781/