[BENAR] “Wali kota Semarang Bantah Ada Kelurahan yang Masuk Zona Merah Difteri di Daerahnya”

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi atau Hendi sapaan akrabnya, membantah kabar yang mengatakan Kelurahan Genuksari masuk sebagai zona merah difteri dan adanya himbauan untuk menggunakan masker ketika melewati Jalan Dong Biru. “Itu hoaks! Memang ada kasus difteri di sana, tetapi sudah ditangani sedulur-sedulur Dinas Kesehatan Kota Semarang sehingga tidak ada namanya zona merah. Apalagi, sampai tidak boleh lewat daerah itu,” katanya.

=====

Sumber: Media Daring

=====

Kategori: Klarifikasi

=====
Narasi :
1. “Itu hoaks! Memang ada kasus difteri di sana, tetapi sudah ditangani sedulur-sedulur Dinas Kesehatan Kota Semarang sehingga tidak ada namanya zona merah. Apalagi, sampai tidak boleh lewat daerah itu,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Jumat (20/7).

2. “Informasi zona merah difteri, waspada kalau lewat daerah itu, dan sebagainya, itu hoaks. Dari Unissula, dan banyak sumber juga sudah memastikan tidak pernah mengeluarkan informasi semacam itu,” ujar Kepala Dinkes Kota Semarang Dokter Widoyono, Jumat (20/7).

=====

Penjelasan:
Tersebar kabar melalui Whatsapp dan media sosial yang mengatakan Kelurahan Genuksari, Semarang masuk zona merah difteri. Informasi tersebut mengatasnamakan Tim Medis Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.

Mengetahui berita tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memberikan klarifikasinya. Ia membantah Kelurahan Genuksari masuk zona merah difteri.

“Itu hoaks! Memang ada kasus difteri di sana, tetapi sudah ditangani sedulur-sedulur Dinas Kesehatan Kota Semarang sehingga tidak ada namanya zona merah. Apalagi, sampai tidak boleh lewat daerah itu,” katanya.

Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi itu, menyebutkan kasus difteri yang terjadi di Genuksari itu periode Juni-Juli 2018 dengan jumlah tujuh kasus, sedangkan dua di antaranya meninggal dunia, sementara lima anak masih dirawat di RS.

“Jadi, ketujuh anak yang terkena difteri itu saat bayi tidak diimunisasi karena orang tuanya menolak. Padahal, pencegahan utama difteri adalah imunisasi dan ketersediaan vaksin di Kota Semarang sangat cukup,” imbuhnya.

Hendi pun memastikan pihaknya telah melakukan langkah ORI ((Outbreak Response Immunization) kepada seluruh anak di wilayah yang ditemukan kasus difteri, termasuk Kelurahan Genuksari. “Selain itu, Dinkes Kota Semarang juga telah memberikan profilaksis kepada penderita, serta memberikan erytromicin ke kontak penderita dan pengambilan ‘swab tenggorok’ ke kontak penderita,” kata Hendi.

Di sisi yang sama, Kepala Dinkes Kota Semarang Dokter Widoyono membenarkan informasi yang beredar terkait dengan zona merah difteri tersebut sebagai hoaks sehingga masyarakat tidak perlu khawatir yang berlebihan.

“Informasi zona merah difteri, waspada kalau lewat daerah itu, dan sebagainya, itu hoaks. Dari Unissula, dan banyak sumber juga sudah memastikan tidak pernah mengeluarkan informasi semacam itu,” imbuhnya.

Terakhir, Humas Fakultas Kedokteran Unissula, Drs. Purwito Soegeng Prasetijono., MKes, Fakultas Kedokteran Unissula menyatakan tidak pernah merilis himbauan kepada masyarakat terkait pentingnya menggunakan masker saat melewati Jalan Dong Biru.

=====

Referensi:
1. https://www.gesuri.id/…/hendi-bantah-zona-merah-penyebaran-…
2. http://jateng.tribunnews.com/…/viral-broadcast-wa-zona-mera…
3. https://jatengtoday.com/viral-zona-merah-difteri-di-semaran…