Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, Prabowo Subianto membantah dirinya pernah ditawari uang Rp. 15 Triliun dari pengusaha yang mengatasnamakan utusan istana untuk menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Prabowo menyatakan informasi itu tidak benar.
======
KATEGORI
Klarifikasi.
======
SUMBER
http://bit.ly/2GvNLFz, rmol.com
======
NARASI
(1) “Dari mana (informasi) itu. Saya nggak tahu,” kata Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Minggu (1/4) kemarin.
(2) “Saya kurang tahu siapa yang ngomong. Nggak benar itu. Udah yah,” bantah Prabowo.
======
PENJELASAN
Sebelumnya Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebutkan, Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto ditawari mahar Rp. 15 triliun oleh seorang pengusaha yang mengatasnamakan utusan istana. Uang sebesar Rp. 15 triliun itu sebagai mahar, asal Prabowo mau menjadi Cawapres Jokowi di Pilpres 2019.
Said Iqbal yang dianggap dekat dengan Prabowo pun menambahkan, tawaran yang datang ke Prabowo bukan hanya uang. Tetapi tawaran lainnya seperti proyek yang jumlahnya puluhan triliun.
Tak hanya itu, Said Iqbal menjelaskan bahwa tawaran ke Prabowo ada yang disampaikan dengan cara lembut hingga kasar. Misalnya mempersulit Prabowo untuk mendapatkan kredit sehingga usaha Prabowo berhenti, hingga mencari-cari kesalahan dari perusahaan-perusahaan milik Prabowo.
“Semuanya muaranya adalah agar beliau (Prabowo) tidak maju sebagai capres. Kalaupun mau maju didorong menjadi wapres,” ujarnya.
Namun kabar tersebut, baru dibantah Prabowo saat mengisi acara Silaturrahmi Temu Kader Partai Gerindra di Depok, Jawa Barat, Minggu (1/4) kemarin. Prabowo justru menanyakan dari mana datangnya informasi itu.
“Dari mana (informasi) itu. Saya nggak tahu,” katanya
Prabowo pun menegaskan bahwa informasi adanya tawaran sebesar Rp. 15 Triliun dari pihak istana untuk menjadi Cawapres Jokowi merupakan sesuatu yang salah alias tidak benar.
“Saya kurang tahu siapa yang ngomong. Nggak benar itu. Udah yah,” bantah Prabowo.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Eva Kusuma Sundari juga membantah hal tersebut. Menurutnya Jokowi bukan orang yang mempunyai banyak uang.
“Analisisku ada yang mau ngacau Jokowi. Black campaign gitu. Sehingga mengaku utusan istana. Di politik itu paling rawan klaim-klaim-an. Saya tidak percaya. Ngarange mekso (mengarangnya terlalu memaksa),” pungkas Eva.
======
REFERENSI
(1) http://bit.ly/2EapWRG, “Ditawari Rp 15 Triliun Oleh Pengusaha, Prabowo Sebut Enggak Bener
Yudi Permana
Minggu, 01 April 2018 21:40 WIB
(foto)
Prabowo mengaku usai menyapa kadernya di kawasan Depok, Minggu (1/4). AKURAT.CO/Yudi Permana
AKURAT.CO, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto membantah kalau dirinya pernah ditawari sejumlah uang sebesar Rp15 Triliun oleh pengusaha yang mengaku menjadi utusan pihak istana. Tawaran itu diberikan agar Prabowo mau menjadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) sebagai Cawapres 2019.
Mantan Danjen Kopassus TNI itu mempertanyakan informasi yang beredar, dan uang sebanyak itu berasal dari mana. Prabowo bahkan mengaku tidak mengetahui siapa yang mengatakan hal tersebut ke publik. Demikian yang diungkapkan Prabowo usai memberikan pidato kebangsaan dihadapan tiga ribu kader di daerah Depok, Jawa Barat, pada Minggu (1/4).
“Dari mana (informasi) itu. Saya nggak tahu,” kata Prabowo dengan singkat, di lokasi acara kampanye Sudrajat-Syaikhu.
Prabowo pun menegaskan bahwa informasi adanya tawaran sebesar Rp15 Triliun dari pihak istana untuk menjadi Cawapres Jokowi itu merupakan sesuatu yang salah alias tidak benar.
“Saya kurang tahu siapa yang ngomong. Nggak benar itu. Udah yah,” tegas Prabowo.
Sebelumnya menurut politisi Gerindra Habiburokhman bahwa sebagai seorang pengusaha, Prabowo tidak akan mengejar harta demi menduduki jabatan sebagai orang nomor dua (Cawapres) di Indonesia.
Ia menegaskan bahwa tawaran sebesar Rp 15 triliun tidak menjadi dasar pertimbangan Prabowo yang hingga kini belum mendeklarasikan sebagai capres atau cawapres pada pilpres 2019 mendatang.
“Dan kita tahu bahwa beliau (Prabowo) adalah orang yang hidupnya sudah sangat mapan dan seorang konglomerat karena sebagai pengusaha yang sangat sukses, tentu orientasinya bukan itu (uang 15 triliun),” tegasnya.
“Selain itu nggak akan menjadi salah satu pertimbangan beliau (Prabowo) soal-soal begituan,” tambah dia.
Diketahui, Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan bahwa dirinya membenarkan pada 2 tahun lalu berdasarkan informasi dari orang yang menawarkan sebesar Rp 15 triliun itu, dan memang di tolak oleh Prabowo sendiri. Pasalnya Prabowo tidak ingin menjadi Cawapres Jokowi. []
Editor. Bismarc Lesmana”.
——
(2) http://bit.ly/2q0oPPh, “Prabowo Ditawari Rp 15 Triliun, Eva Sundari: ‘Ngarange Mekso!’
Sabtu, 31 Mar 2018 16:55 | Editor : Estu Suryowati
(foto)
Fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari (Dok. JawaPos.com)
JawaPos.com – Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Perjuangan (PDIP) Prabowo Subianto kabarnya ditawari duit Rp 15 triliun supaya mau menjadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Kabar ini tentu menjadi tanda tanya di benak publik, benarkah kubu Jokowi seperti itu?
Menanggapi kabar tersebut, fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari mengaku, sepengetahuan dirinya Jokowi bukanlah tipikal orang seperti itu.
Uang sebesar Rp 15 triliun itu sangatlah banyak. Eva mengatakan, uang sebanyak itu lebih baik digunakan untuk strategi lain dalam pemenangan Jokowi di Pilpres 2019.
(foto)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengundang Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Istana Negara. (istimewa/JawaPos.com)
“Kan mending buat biaya nyapres daripada dikasih untuk membujuk wapres. Apalagi (kandidat) cawapres Jokowi ‘bejibun’” ujar Eva kepada JawaPos.com, Sabtu (31/3).
Eva menambahkan, Jokowi juga bukan orang yang mempunyai banyak uang. Untuk keperluan Pilpres 2019 saja Jokowi pun akan meminta urunan dari partai koalisi pendukung, ataupun dari pihak sponsor.
“Kan Pak Jokowi itu kategori sugih tanpa bondo (kaya namun tidak punya harta benda),” katanya.
Oleh sebab itu, Anggota Komisi XI DPR-RI ini mengaku tidak percaya adanya uang rayuan ke Prabowo Subianto tersebut. Dia menduga ada pihak-pihak yang ingin membuat suasana menjadi gaduh.
Apalagi ada tuduhan orang yang merayu Prabowo Subianto itu berasal dari pihak istana.
“Analisisku ada yang mau ngacau Jokowi. Black campaign gitu. Sehingga mengaku utusan istana. Di politik itu paling rawan klaim-klaim-an. Saya tidak percaya. Ngarange mekso (mengarangnya terlalu memaksa),” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebutkan, Prabowo Subianto ditawari mahar Rp 15 triliun oleh seorang pengusaha yang mengatasnamakan utusan istana. Uang sebesar Rp 15 triliun itu sebagai mahar asal Prabowo mau menjadi cawapres Jokowi di Pilpres 2019.
Bahkan, menurut Said, tawaran yang datang ke Prabowo bukan hanya duit. Tetapi juga dalam bentuk seperti proyek yang jumlahnya puluhan triliun rupiah. Diketahui, Said Iqbal memang selama ini dikenal cukup dekat dengan mantan Danjen Kopassus tersebut. Ia kerap berkomunikasi langsung dengan Prabowo.
(gwn/JPC)”.
——
(3) http://bit.ly/2GvNLFz, “Ternyata Prabowo Bukan Hanya Ditawari Rp 15 Triliun…
JUM’AT, 30 MARET 2018 , 18:59:00 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI
(foto)
RMOL. Kabar Prabowo Subianto ditawari Rp 15 triliun oleh pengusaha yang mengaku utusan Istana ternyata bukan isapan jempol. Kabar adanya tawaran mahar untuk Prabowo asal jadi cawapres Jokowi tersebut dibenarkan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.
Said Iqbal cukup dekat dengan Prabowo. Ia kerap berkomunikasi langsung dengan ketua umum Partai Gerindra itu.
“Ditawari uang yang jumlahnya tadi (Rp 15 triliun) itu dari dua tahun yang lalu. Saya dengar langsung dari beliau (Prabowo),” kata Said kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Jumat (30/3).
Bahkan, menurut Said, tawaran yang datang ke Prabowo bukan hanya duit. Tetapi tawaran lainnya seperti proyek yang jumlahnya puluhan triliun.
Tak hanya itu, sambung Iqbal, tawaran ke Prabowo ada juga yang disampaikan dengan cara lembut hingga kasar. Misalnya mempersulit Prabowo untuk mendapatkan kredit sehingga usaha Prabowo berhenti, hingga mencari-cari kesalahan dari perusahaan-perusahaan milik mantan Danjen Kopassus itu.
“Semuanya muaranya adalah agar beliau (Prabowo) tidak maju sebagai capres. Kalaupun mau maju didorong menjadi wapres,” beber Iqbal.
Dengan adanya tekanan dan tawaran uang ini, menurut Iqbal cara ini dalam iklim demokrasi merupakan politik tidak sehat oleh karena itu, sebagai Presiden KSPI ia sangat menentang cara-cara yang demikian.
“Tidak beradab, membuat demokrasi tidak sehat, apalagi mendorong calon tunggal,” ungkapnya.[dem]”
======
Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/622243641441508/