“Pihak kepolisian lalu datang ke lokasi, Kapolres Garut bersama Timsus Ditkrimum Polda Jabar tiba di lokasi kejadian dan langsung memimpin kegiatan pra rekonstruksi di TKP. Hasilnya olah TKP dan pemeriksaan saksi cukup mencengangkan. “Tidak ditemukan adanya luka sedikit pun pada tubuh sebagaimana pengakuan korban dibacok oleh pelaku sebanyak lima orang,” beber Agung. Sedang menurut Dirkrimum Polda Jabar Kombes Umar S Fana, ternyata jelang subuh itu, tidak ditemukan adanya jejak orang di sekitar masjid.”
KATEGORI
Hoaks.
======
SUMBER
(1) Pertanyaan dari salah satu anggota FAFHH.
(2) https://goo.gl/SsWVRA, sudah disebarkan 14.333 kali ketika tangkapan layar dibuat.
======
NARASI
“Tah goblog deuleu anu ceuk saria hoak hoak teh .. ieu kajadian subuh tadi.
Kata pa uyu ! Tkp di dalam masjid… mau azan tak jadi.. ada 5 orang .. setelah menanyakan ulama pameungpeuk ketua MUI pelaku menyerang memukul imam masjid menggunakan golok.. tp Allohloh melindungi hanya sakit di kepala…
Kita cari pelakunya…” tidak berbahasa sunda… 5 orang
Lokasi tempat kejadian : pameungpeuk .kab.Garut jawabarat”.
======
REFERENSI
(1) Salinan pertanyaan (sekaligus terjemahan) dari anggota FAFHH yang mengajukan permintaan post ini:
“kawan-kawan mohon info mengenai kebenaran berita berikut ini.
Narasi: ada penyerangan terhadap muazin di masjid agung pameungpeuk garut saat membacakan tarhim. hal ini terjadi saat muazin hendak membacakan tarhim dan tiba2 didatangi 5 orang yang menanyakan keberadaan imam masjid, lalu si muazin diserang menggunakan sajam (golok), namun tidak mempan dan hanya merasakan sakit saja.
demikian info yg sy ketahui, mohon klarifikasi dari teman2 barangkali mengetahui kebenaran berita ini. terima kasih
https://www.facebook.com/arief.arafah/posts/1852831898074982?pnref=story”
(2) https://goo.gl/zN7kMc, “Uyu, Marbot Masjid di Garut, Ternyata Berbohong soal Penganiayaan
kumparanNEWS
Rabu 28 Februari 2018 – 16:53
Marbot Masjid, Mang Yuyu Mengaku Bohong Dianiaya (Foto: dok Polda Jabar)
Berhati-hatilah dengan informasi. Cek dan ricek, dan pastikan apakah informasi itu terpercaya atau tidak. Jangan sampai termakan hoaks yang malah menimbulkan kerusakan.
Seperti kasus di Garut, Jawa Barat. Beberapa hari ini tersebar kasus dugaan penganiayaan yang menimpa marbot masjid. Informasi ini menyebar luas dan bahkan sampai diviralkan beberapa orang di media sosial. Bumbu-bumbu menyeramkan juga ditambahkan. Bahkan, ada sekelompok orang yang membentuk Satgas pengamanan.
Polda Jabar yang mendapatkan informasi dugaan penganiayaan marbot masjid bernama Uyu Ruhyana (sebelumnya ditulis Yuyu-red) itu lalu bergerak ke Garut melakukan penyelidikan. Urutan kejadian dirinci.
Marbot Masjid, Mang Yuyu Mengaku Bohong Dianiaya (Foto: Dok. Polda Jabar)
Menurut Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto dalam keterangannya, Rabu (28/2), Uyu mengaku dianiaya jelang subuh pukul 04.20 WIB. Uyu adalah marbot Masjid Besar Al Istiqomah, Pamengpeuk, Garut.
Uyu ditemukan Haji Agus dan Istrinya Hj Dedeh tergolek di dalam masjid dengan baju robek dan tangan terikat. Agus dan Dedeh lalu memanggil warga lainnya. Sedang Uyu dibawa ke Puskesmas. Informasi penganiayaan Uyu lalu menyebar luas.
Marbot Masjid, Mang Yuyu Mengaku Bohong Dianiaya (Foto: dok Polda Jabar)
Pihak kepolisian lalu datang ke lokasi, Kapolres Garut bersama Timsus Ditkrimum Polda Jabar tiba di lokasi kejadian dan langsung memimpin kegiatan pra rekonstruksi di TKP. Hasilnya olah TKP dan pemeriksaan saksi cukup mencengangkan.
“Tidak ditemukan adanya luka sedikit pun pada tubuh sebagaimana pengakuan korban dibacok oleh pelaku sebanyak lima orang,” beber Agung.
Sedang menurut Dirkrimum Polda Jabar Kombes Umar S Fana, ternyata jelang subuh itu, tidak ditemukan adanya jejak orang di sekitar masjid.
“Tidak ada saksi yang melihat langsung kejadian tersebut. Di lokasi tersebut tidak ditemukan adanya kendaraan baik roda empat maupun roda dua,” tutur Umar.
Marbot Masjid, Mang Yuyu Mengaku Bohong Dianiaya (Foto: Dok. Polda Jabar)
Yang lebih mencurigakan lagi, pada baju Uyu ditemukan robekan bukan dengan senjata tajam, tetapi seperti disengaja.
“Setelah ditampilkan bukti-bukti, Uyu mengaku perstiwa tersebut merupakan rekayasa. Adapun motifnya adalah masalah ekonomi di mana korban selaku marbot masjid tidak ada yang memperhatikan. Dari fakta-fakta diatas kesimpulan sementara bahwa kejadian tersebut adalah rekayasa korban yang meminta diperhatikan sisi ekonominya dengan penghasilan Rp. 150.000, (seratus lima puluh ribu rupiah) per bulan. Sedangkan motif yang lain atau aktor intelektualnya masih didalami oleh penyidik,” tutup dia.
Editorial Team”
======
Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/606357176363488/