“Dikutip dari kumparan.com, “Aku cuma sutradara. kalau lihat di wall saya, saya pernah nulis, saya sedang sibuk berkarya. urusan politik dan agama itu urusan kalian saja. Saya orang yang concern sama anak-anak, makanya saya enggak mau menyakiti hati anak-anak apalagi dengan memasukkan unsur agama dan politik ke dalam film anak-anak. Itu pure film anak-anak,” ujar Eugene, Selasa (21/11).
Namun Eugene juga tak bisa mengontrol penilaian orang lain atas karyanya.
“Terserah mereka memandangnya apa, tapi film ini flm baik, film sehat dan mengajarkan tentang hubungan vertikal dan horizontal. Bagaimana kamu menghormati ciptaan Tuhan, mencintai Tuhan, menghormati orang tua dll. Tapi kemudian film itu dilempar ke ranah sensitif, susah juga mendebatnya.”
“Kenapa penjahat harus orang Islam? Ya, saya enggak tahu,” lanjut sutradara berusia 44 tahun itu.
Eugene kemudian meminta pubik untuk mengecek latar belakang orang yang menyebarkan kehebohan.
“Coba deh cek orang itu yang menyebar hoax itu, rekam jejaknya kayak apa, profilnya kayak apa… Dari 100 penonton anak dan orang tua apakah ada yang terganggu? Enggak, mereka mengucapkan terima kasih karena sudah ada film anak-anak setelah sekian lama ya. ini film yang mendidik. Dan ketika film ini dinodai sama orang-orang kayak gitu… come on!,” tegasnya.”
SUMBER
Media Sosial.
NARASI
“Astaghfirullohal ‘adziim…melihat cuplikan film ini terus terang saya sangat prihatin, kalimat thoyibah diidentikkan dg penjahat. Semoga instansi terkait segera menghentikan pemutaran film ini di mana pun, dan mengambil tindakan thd semua crew yg terlibat dlm pembuatan film tsb. Lagi-lagi hal spt ini terjadi di rezim skrg. Sebenarnya ada apa sih dg negeri ini saat ini ?”.
PENJELASAN
Film bertema anak-anak ‘Naura & Genk Juara’ menjadi sorotan publik setelah penayangan perdana film tersebut di bioskop-bioskop Indonesia, 16/10/17. Film drama musikal anak tersebut menampilkan penyanyi Adyla Rafa Naura Ayu, anak penyanyi Riafinola Ifani Sari alias Nola ‘Be3’, sebagai tokoh utama bernama Naura. ‘Naura & Genk Juara’ berkisah mengenai pertemanan Naura, Okky, dan Bimo. Mereka mewakili sekolah dalam mengikuti kompetisi sains yang berlokasi di Situ Gunung. Di sana, ketiganya bertemu dengan Kipli, seorang ranger cilik yang memiliki misi untuk menggagalkan Trio Licik, sindikat perdagangan hewan liar.
Namun, Film ‘Naura & Genk Juara’ dinilai oleh seorang warganet telah melecehkan Islam.
Melalui postingan yang dimuat di akun facebooknya, warganet menjelaskan secara gamblang dimana letak pelecehan terhadap Islamnya.
“Para penjahat digambarkan orang yang berjenggot, brewokan selalu mengucapkan istighfar dan mengucapkan kalimat2 Alloh lainnya…lebih ekstrim lagi saat si penjahat yang di serang anak2 lalu si penjahat lantang mengucapkan kalimat Takbir berkali-kali dan kalimat2 Alloh lainnya….” terang warganet tersebut di postingannya.
Sejak postingan warganet tersebut beredar luas di sosial media. Masyarakat pun ramai-ramai berkomentar terhadap postingan itu, ada yang pro, dan banyak pula yang kontra.
Viralnya postingan itu, membuat sutradara film ‘Naura & Genk Juara’ pun angkat bicara menanggapi tudingan bahwa film ‘Naura & Genk Juara’ telah melecehkan Islam.
Dikutip dari kumparan.com, “Aku cuma sutradara. kalau lihat di wall saya, saya pernah nulis, saya sedang sibuk berkarya. urusan politik dan agama itu urusan kalian saja. Saya orang yang concern sama anak-anak, makanya saya enggak mau menyakiti hati anak-anak apalagi dengan memasukkan unsur agama dan politik ke dalam film anak-anak. Itu pure film anak-anak,” ujar Eugene, Selasa (21/11).
Namun Eugene juga tak bisa mengontrol penilaian orang lain atas karyanya.
“Terserah mereka memandangnya apa, tapi film ini flm baik, film sehat dan mengajarkan tentang hubungan vertikal dan horizontal. Bagaimana kamu menghormati ciptaan Tuhan, mencintai Tuhan, menghormati orang tua dll. Tapi kemudian film itu dilempar ke ranah sensitif, susah juga mendebatnya.”
“Kenapa penjahat harus orang Islam? Ya, saya enggak tahu,” lanjut sutradara berusia 44 tahun itu.
Eugene kemudian meminta pubik untuk mengecek latar belakang orang yang menyebarkan kehebohan.
“Coba deh cek orang itu yang menyebar hoax itu, rekam jejaknya kayak apa, profilnya kayak apa… Dari 100 penonton anak dan orang tua apakah ada yang terganggu? Enggak, mereka mengucapkan terima kasih karena sudah ada film anak-anak setelah sekian lama ya. ini film yang mendidik. Dan ketika film ini dinodai sama orang-orang kayak gitu… come on!,” tegasnya.
Dikutip dari tempo.co, Eugene Panji juga memberikan komentar terkait postingan warganet terhadap film buatannya.
“Sebetulnya saya enggak tertarik komentari ranah politik dan agama. Saya mau komentari dari sisi seninya saja, kerja seninya,” tutur Eugene saat dihubungi Tempo, Rabu 22 November 2017.
Komentar pun berkembang dengan menanggapi pandangan politik yang diduga sebagai pembela Basuki Tjahaja Purnama, lantaran menurutnya si pembuat film yang ia sebutkan sempat mengungkapkan kekecewaan atas penahanan Ahok beberapa waktu lalu.
“Saya dituding pro-Ahok dan tidak sensitif terhadap Islam, meski saya mendukung Ahok saya tidak menulis soal itu di media sosial. bagi saya pandangan politik dan agama itu konsumsi personal, bukan publik,” tutur Eugene.
Eugene melanjutkan dalam filmnya ini ada banyak pesan yang bisa diekpslorasi oleh anak-anak terutama soal hubungan terhadap tuhan dan juga sekitarnya. “Bagaimana menjalin hubungan terhadap Tuhan, menghargai ciptaan Tuhan, juga menjalin hubungan terahdap teman dan orang tua yang semuanya disampaikan lewat nyanyian,” kata Eugene.
Tentunya Eugene menyayangkan saat ada pihak yang memperkeruh kondisi ini dengan upaya memboikot film tersebut. “Jika memang ada yang ingin disampaikan kami membuka ruang untuk diskusi kok,” kata ayah dua anak tersebut.
Semalam Lembaga Sensor Film pun telah mengeluarkan pernyataan terkait film ‘Naura & Genk Juara’ ini. LSF menyampaikan spekulasi tujuan pembuatan film dikaitkan dengan penistaan agama dianggap terlalu jauh. “Ketika akhirnya si penjahat terkepung, salah satunya memang membaca istighfar. Tetapi sekali lagi, bagi LSF, itu tidak berarti menggambarkan pelecehan dan penistaan terhadap Islam.”
REFERENSI
(1) https://kumparan.com/adhie-ichsan/heboh-film-naura-dan-genk-juara-yang-dituding-mendiskreditkan-islam
(2) https://seleb.tempo.co/read/1036087/tak-ada-tujuan-diskreditkan-islam-dalam-film-naura-dan-genk-juara
(3) https://hot.detik.com/movie/d-3735674/film-naura–genk-juara-dituding-lecehkan-islam
CATATAN
Fokus post ini adalah memuat klarifikasi dari pihak yang dituding oleh pihak lain berdasarkan pendapat subyektif pihak penuduh, karena itu silakan fokus ke klarifikasinya bukan ke polemiknya. Baik pihak penuduh maupun yang tertuduh sama-sama dijamin undang-undang untuk bebas berpendapat, tidak ada gunanya meributkan polemik yang ditimbulkan oleh pihak-pihak yang berbeda pendapat.
Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/560407134291826/