SUMBER : MEDIA SOSIAL
NARASI :
“LAPORAN KEMENTERIAN BUMN 29 AGUSTUS 2017;
PENDAPATAN118 PERUSAHAAN BUMN DI 13 JENIS INDUSTRI :
PENDAPATAN MEROSOT DARI Rp 2,116 Triliun ( Semester 1 2016) MENJADI Rp. 936 TRILIUN (semester1 2017)
Bencana kinerja telah terjadi terjadi , asset (aktiva atau kekayaan) dari 118 BUMN turun di semester 1 2017 menjadi Rp 6,694 triliun dari dibanding semester1 2017 sebesar semester1 2016 Rp.7,035 Triliun dengan rician:
1.Pendapatan (earning) Ebitda atau Earning before interet ,taxes, depreciation and amortization( Pendapatan sebelum dipotong bunga,pajak,depresiasi dan armotisasi) sebesar Rp182 triliun turun dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 429 Triliun.
2 Laba bersih (net profit) dari 118 BUMN mencapai Rp 87 Trilun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, semester1 2016 sebesar Rp 197 Triliun.
3.Kapitalisasi pasar Rp .118 triliun dan pengeluaran operasional (operational expenditure) sebesar Rp 788 Trilun.
118 perusahaan itu berada dibawah Kementerian Badan Usaha Milik negara (BUMN) yang sejak pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla dipimpin oleh Menteri Rini Sumarno.”
PENJELASAN :
Setelah ditelusuri data yg disajikan tidak tepat.
Pertama: Klaim bahwa pendapatan BUMN menurun dari 2.118 triliun menjadi 936 trilun
Padahal Sekretaris Kementerian BUMN Imam A. Putro mengatakan, secara pendapatan kotor, 118 BUMN mencatatkan pendapatan sebesar Rp 936 triliun. Angka tersebut mengalami pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 809 triliun.
Kedua: Klaim bahwa total aset menurun dari 7.035 menjadi
6.694 triliun.
Padahal Total aset yang dimiliki BUMN sepanjang semester I 2017 mencapai Rp 6.694 triliun. Jumlah itu meningkat Rp 700 triliun dari Rp 5.987 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
LINK FAFHH : https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/526035421062331/