(EDUKASI) Cara Menyikapi Hoax

Tulisan ini merupakan hasil penyuntingan dari postingan Gugun Arief, Anggota Fanpage Facebook Forum Anti Fitnah Hasut dan Hoax (FAFHH).

Hoax secara umum dipahami sebagai kabar kebohongan yang didesain agar dapat dipercaya orang banyak. Bentuknya bisa berupa berita atau produk visual, seperti foto atau video.

Untuk menyikapinya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Pertama, melakukan konfirmasi atau tabayyun atas kabar atau berita hoax. Untuk melakukan konfirmasi ada beberapa cara. Bisa dengan melakukan konfirmasi langsung atau penelusuran sumber.

Konfirmasi langsung bisa dilakukan dengan menanyakan kepada sumber beritanya. Bisa kepada penyebar kabar tersebut maupun kepada personal yang dicatut namanya dalam kabar yang dicurigai sebagai hoax.

Lalu, penelusuran sumber bisa dilakukan dengan cara melakukan pencarian di internet. Carilah klarifikasi dari sumber-sumber yang kredibel atau dapat dipercaya. Bandingkan kabar yang dicurigai sebagai hoax dengan berita dari sumber kredibel tersebut untuk menemukan kebenaran.

Untuk gambar, bisa mencari bukti kebenaran dengan menggunkan fitur pencarian gambar pada mesin pencarian Google. Nantinya, mesin itu akan mencari kebenaran gambar atau foto yang dicurigai sebagai hoax. Bila data digitalnya ditemukan, maka gambar atau foto yang dicurigai itu dapat dibandingkan dari sumber asalnya yang ditemukan mesin pencarian Google.

Cara menyikapi hoax kedua ialah tidak perlu membagikan kabar tersebut bila dirasa tidak ada manfaatnya. Khawatirnya, membagikan kabar tersebut akan berdampak menyebarkan kabar yang menyesatkan.

Adapun, untuk menyikapi orang yang menyebarkan hoax perlu kesabaran. Sebab, biasanya penyebar hoax yang sudah dibantah kabar yang disebarkannya melakukan beberapa hal. Pertama, menghapus postingannya untuk menghilangkan jejak. Setelah itu, ia akan menyebarkan hoax baru.

Kedua, ketika disodori data dan fakta, oknum penyebar hoax itu malah menyerang balik secara “argumentum ad hominem.” Dan, terakhir, oknum penyebar hoax suka memblokir atau memutus pertemanan dengan orang yang sudah memberikan fakta dan data.

Bila ingin melakukan bantahan, ada baiknya melakukan tangkapan layar pada sumber hoaxnya. Sebab, hal itu untuk mengamankan bukti sebelum postingan hoax dihapus oleh oknum penyebar hoax.

Akhir kata, untuk umat muslim, kiranya tidak menyebarkan hoax. Sebab, dalam Al Qur’an sudah diingatkan mengenai memberikan kabar yang benar, adil, dan berimbang. Hal itu dicantumkan dalam surat Al Hujurat: 6 dan Al Maidah: 8.

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah (kebenarannya) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al-Hujurat: 6).

“… Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa…”(Al Maidah 8).

Sumber:

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/380434475622427/