[MISINFORMASI] Jokowi Lebih Memilih Helikopter Buatan Luar Negeri Dibandingkan Buatan PT Dirgantara Indonesia

Sumber : Media Sosial

Narasi :

INSTING MAKELAR

AKU Awalnya kaget, membaca berita dari berbagai Media nasional soal Pembelian Hellikopter Presiden jokowi.
Dalam berita banyak disebutkan PT.DI Produksi Hellikopter sendiri jenis EC-725 dan lebih canggih, kenapa Pemerintah membeli Helikppter VVIP AW101 produksi Italia dan Inggris itu ?
Berbagai komentar bermunculan.. pro dan konra tak terelakan.

Dalam benaku jg begitu, “Sejak kapan PT.DI bandung Produksi Helikopter? Seingatku dulu Indonesia lewat Bpk .BJ. Habibie di IPTN berhasil produksi pesawat CN-235 jenis Komersial dibarter dengan BERAS KETAN 110.Rb Ton asal Thailand , dan Para Insinyur Indonesia marah besar karena merasa dilecehkan .Out Put Insinyur disamakan dengan Petani Thailand, dan itu adalah produk trakhir sebelum Dihantam Badai Krimon thn 1997 dan Terjungkalnya Rezim Orba.

Apapun alasan Penguasa kala itu tak bisa diterima akal sehat. Masih untung tidak ditukar dengan MARTABAK.

Lhah ini kok tumben PT DI bisa produksi Heli sendiri. Hmmm ..
Tanganku menggelitik otak atik klick. Ternyata PT DI adalah Tidak Produksi sendiri Helikopter jenis EC-725 pengganti Puma. Tapi PT.DI sebagai Agen atau MAKELAR dari Produsen negara Prancis dan German juga. Weleh…weleh..!

Kata “Rekomendasi” itu bisa berarti Mengizinkan.
Jadi PT DI hanyalah Agen dari Perusahaan helikopter Perancis dan berkolaborasi dengan German.
Yang lebih Gila lagi Ngototnya TB. Hasanudin dari Fraksi PDIP sendiri soal mesponsori pembelian heli ini. Ngotot harga EC-725 lebih murah dan lebih canggih bla,..bla..bla.. hingga soal Harga.
Nah.. mulai deh. Otak MAKELAR pada jalan semua.
Yang lucu malah Si Ruhut, justru Menangkis bahwa Heli Dalam negri lebih mahal dari luar negri. Wah… opo iyo ta ?

Penjelasan :

Isu pembelian helikopter VVIP AW101 produksi Italia oleh presiden Jokowi menjadi polemik untuk Indonesia. Banyak masyarakat yang memberikan beragam opini terkait isu itu. Komentarnya ada yang pro dan kontra terhadap kebijakan Jokowi akan pembelian helikopter dari Italia. Masyarakat yang kontra terhadap isu tersebut, berpendapat bahwa Jokowi tidak nasionalis dan lebih memilih produksi luar negeri dibandingkan produksi dalam negeri yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia (DI).

Nyatanya, masyarakat yang kontra masih kurang informasi tentang PT DI. PT DI sendiri tidak memproduksi helikopter maupun pesawat. Tapi, PT DI sebagai agen atau makelar untuk pembelian pesawat maupun helikopter dan sebagai tempat perakitannya.

Dalam kasus ini, PT Dirgantara Indonesia merekomendasikan helikopter antipeluru tipe EC-725 Cougar yang bermarkas di Perancis, untuk digunakan sebagai kendaraan Presiden dan Wakil Presiden RI.

Dikutip dari beritasatu.com, “Helikopter Airbus EC-725 sangat direkomendasikan bagi VVIP yakni Presiden dan Wakil Presiden, dan lebih unggul dibandingkan buatan Italia,” ujar Direktur Produksi PTDI Arie Wibowo saat memamerkan Helikopter EC-725 yang 20 persen bagiannya adalah buatan lokal, di hanggar PTDI, Bandung, Rabu (25/11).

Arie Wibowo pun membandingkan helikopter EC-725 dengan helikopter Italia AW-101 yang diberikan PTDI, tampak bahwa EC-725 memiliki lebih banyak keunggulan.

Helikopter EC-725 telah digunakan sedikitnya 32 kepala negara, sementara AW-101 digunakan empat kepala negara.

Selain itu EC-725 telah dipakai dalam kondisi perang di Lebanon, Chad, Afghanistan, Mali, Libya dan lain-lain, sedangkan AW-101 baru pernah digunakan mengangkut pasukan ke Afghanistan.

“Yang lebih jelas lagi, EC-725 lebih murah dibandingkan AW-101. Dan jika terjadi ‘engine failure’ EC-725 secara otomatis akan mengaktifkan autopilot untuk membantu stabilisasi helikopter, selain itu EC-725 juga telah dilengkapi perahu karet dan Forward Looking Infrared atau FLIR,” ujarnya.

Dia menekankan pengadaan helikopter Presiden oleh PTDI jauh lebih aman ketimbang membeli helikopter dari Italia dengan potensi terbongkarnya rahasia keamanan kendaraan khusus Presiden.

Rencana pengadaan helikopter khusus Presiden dan Wakil Presiden menuai pro dan kontra. TNI AU menginginkan helikopter Presiden dibeli dari Italia yakni jenis AW-101, sedangkan sejumlah kalangan merekomendasikan pembelian helikopter dari PTDI yakni tipe EC-725.

Salah satu kalangan tersebut dari politisi Ruhut Sitompul. Dia menilai, alasan orang nomor satu di Indonesia menggunakan produk asing lantaran faktor keamanan dan anggaran. Menurutnya, harga helikopter buatan PT DI lebih mahal dari heli yang akan dibeli pemerintah.

“Pembelian ini pastikan disetujui DPR sebagai pengawas anggaran. Kalau helikopter yang jadi kendala itu kalau produksi dalam negeri lebih mahal. Sementara bapak Presiden menginginkan penghematan anggaran,” kata Ruhut saat berbincang dengan Okezone, Kamis (26/11/2015).

Selain itu, faktor keamanan menjadi pertimbangan pemerintah membeli dari luar negeri. Menurutnya, helikopter produksi dari luar lebih aman, ketimbang produksi PT DI. “Untuk RI 1 itu harus mesti betul-betul aman. Yang saya tahu itu pak Jokowi orangnya sederhana makanya dia selalu menghemat anggaran untuk dirinya,” pungkas Ruhut.
Referensi : http://www.beritasatu.com/nasional/324799-pt-di-rekomendasikan-helikopter-kepresidenan-ec725.html
https://news.okezone.com/read/2015/11/26/337/1255998/ruhut-harga-heli-dalam-negeri-lebih-mahal
http://m.viva.co.id/berita/nasional/226395-cerita-dibalik-barter-cn-235-dan-beras-ketan
https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/207507999581743/

 

 

About Levy Nasution 385 Articles
Journalist, traveller