HOAX : Polisi China Tembak Mati 28 Warga Muslim Terduga Teroris

Foto Ilustrasi Kepolisian China

Lagi2 pemberitaan yang menyerang sentimen China kembali digulirkan, kali ini tentang terorisme di China. Saya tampilkan berita dari Republika :
Pihak kepolisian Cina mengkonfirmasi telah menembak mati 28 orang warga muslim di wilayah Otonomi Uighur Xinjiang. Mereka ditembak karena diduga teroris.

Pihak berwenang Cina di Beijing mengatakan 28 orang tersebut merupakan hasil dari beberapa operasi antisipatif melawan terorisme kelompok radikal Uighur. Operasi oleh pemerintah Cina itu menyusul serangan terhadap sebuah tambang batu batu di Aksu pada September lalu yang menewaskan 16 orang.

Kantor berita resmi Cina, Xinhua Jumat (20/11) menyebut penyerang diidentifikasi Cina sebagai kelompok separatis, Gerakan Islam Turkestan Timur yang dipimpin Musa Tohniyaz dan Mamat Aysa.

Pekan ini 17 terduga kelompok separatis muslim telah ditembak mati oleh kepolisian Cina. Sebelumnya pihak berwenang telah menewaskan delapan muslim Xinjiang yang dituduh terlibat atas beberapa penyerangan dan teror di di wilayah otoritas Xinjiang.

Xinjiang merupakan wilayah mayoritas muslim dari etnis minoritas Uighur. Komunitas muslim ini telah mendapatkan pengawasan ketat pemerintah Cina dan selalu mendapatkan diskriminasi dari pemerintah Cina.

Sikap diskriminasi ini memunculkan perlawanan, sehingga wilayah ini sering dilanda kerusuhan antara etnis muslim dan pihak berwenang Cina.

http://internasional.republika.co.id/…/ny3wm9335-diduga-ter…

Kalau diperhatikan, baik di judul dan paragraf pembuka, digunakan kata “DIDUGA” teroris. Disinilah letak “twisting/pelintiran” beritanya sehingga mampu menggiring opini adanya tindak diskriminasi dan memancing sentimen negatif umat Islam ke China.

Mari bandingkan dengan sumber aslinya, yaitu dari Xinhua:

Twenty-eight terrorists killed in 56-day hunt in Xinjiang

URUMQI, Nov. 20 (Xinhua) — Xinjiang police have busted a terrorist gang and killed twenty-eight members in a 56-day hunt, local publicity authority announced on Friday.

On Sept. 18, a group of armed mobsters attacked a coal mine in Baicheng county of Aksu prefecture, killing 11 civilians, three policemen and two para-police members, injuring 18 others, according to a statement of the publicity department of Xinjiang.

One of the terrorists surrendered and 28 others were killed in a police hunt-down.

http://news.xinhuanet.com/english/2015-11/20/c_134836719.htm

TIDAK ADA SAMA SEKALI penggunaan kata yg bisa didefinisikan sbg DIDUGA, semua jelas ditulis dengan tegas, TERORIS. Xinhua hanya melansir sependek itu dan sama sekali tidak menyinggung2 masalah Islam/Muslim disana, simply put them as Terrorist, it’s a crystal clear. Apalagi jika kita melihat pemberitaannya bahwa grup tersebut menyerang pertambangan dan membunuh penduduk sipil.

Oke, mungkin Republika juga mengacu ke media lain, saya menemukan sebuah artikel serupa yang lebih panjang dibanding pemberitaan dari Xinhua di link di bawah ini, isinya kurang lebih sama dengan Republika.

Xinjiang police have succeeded in disbanding a terrorist group after 56 days of fighting and fleeing during a manhunt in the far West Chinese region.

On Sept. 18, a group of armed men attacked a coal mine in Baicheng county of Aksu prefecture, killing 11 civilians, three policemen and two para-police members and injuring 18 others, according to a statement from the publicity department of Xinjiang.

They later escaped into the mountains. Police then began a daily manhunt that involved more than 10,000 citizens and police searching an area of 1,300 square kilometers.

By Nov. 12, 28 members of the group had been killed during back and forth gun fights with police. One surrendered.

The terrorist group was directly guided by an overseas extremists group and led by two local Xinjiang males named Musa Tohniyaz and Mamat Aysa, the statement said, adding the name of the organization cannot be disclosed as investigations are still underway.

“In 2008, members of the group began watching videos containing messages of religious extremism, gradually reinforcing their extreme beliefs,” the statement said.

Before they committed the killing, the group contacted overseas extremist organizations six times. They contacted them again for guidance while on the run from police.

“The overseas extremists gave orders and demanded they pledge allegiance,” the statement said.

http://en.people.cn/n/2015/1120/c90000-8979647.html

Lagi2, tidak ditemukan kata2 yang menyinggung tentang Islam/Muslim. Sangat disayangkan Republika melakukan suatu hal yang bertentangan dengan kode etik jurnalistik dan membuat penyesatan pemahaman publik.

KESIMPULAN : HOAX !!!

SUMBER:

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/204798243186052/

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/204798243186052/

http://news.xinhuanet.com/english/2015-11/20/c_134836719.htm

http://en.people.cn/n/2015/1120/c90000-8979647.html