Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
Klaim tentang menahan napas untuk mendeteksi Covid 19 tersebut merupakan Hoaks Lama yang Bersemi Kembali (HLBK). Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Daeng M. Faqih juga turut mempertegas dan menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar dan tidak berdasar.
=====
KATEGORI: Konten yang Menyesatkan
=====
NARASI:
https://www.facebook.com/394543040752189/posts/1245159425690542/
AYO TES SENDIRI BEBAS CORONA SETIAP PAGI ! MURAH, SEDERHANA DAN PRAKTIS
Oleh : DR. Berlian Siagian.
Awalnya infeksi Virus Corona mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Gejala klinis baru terlihat antara 7 – 28 hari setelah infeksi.
Test yang murah, sederhana, dan praktis untuk mengenal infeksi Virus Corona hanya dalam 30 detik, tanpa kunjungan ke dokter atau pemeriksaan laboratorium, sangat kita perlukan.
Anda dapat melakukannya sendiri, tanpa bantuan orang lain !
Perhatikan cara berikut ini :
Ambil napas dalam-dalam dan tahan napas selama lebih dari 10 detik ! Jika setelah menahan nafas anda berhasil mengeluarkan napas pelan2 tanpa batuk, tanpa rasa tidak nyaman, tanpa lelah, dan tanpa kaku di dada, ini membuktikan bahwa tidak ada fibrosis di paru-paru anda, dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa TIDAK ADA VIRUS APAPUN DIDALAM PARU2 ANDA !
Anda juga perlu memastikan mulut dan tenggorokan anda lembab dan tidak kering ! Minumlah MINIMAL SETENGAH GELAS AIR HANGAT SETIDAKNYA SETIAP 30 MENIT SEKALI. Jadi deandainya ada virus Corona telah masuk kedalam mulut anda, air hangat yang anda minum secara teratur dapat masuk kedalam perut, dimana KEASAMAN LAMBUNG AKAN LANGSUNG MEMBUNUH VIRUS CORONA !
Mari jangan menjadi penonton, sampaikan kepada keluarga dan semua teman anda.
Salam sehat ! ini sangat bermanfaat… 👍👍
=====
SUMBER: Whatsapp
https://bit.ly/3s35oGI
=====
PENJELASAN:
Klaim yang sudah beredar sejak 2020 tentang virus Corona dapat terdeteksi dengan menahan napas selama 10 detik dan disarankan untuk minum air hangat teratur agar virus masuk ke dalam perut dimana keasaam lambung akan langsung membunuh virus tersebut.
Dilansir dari Halodoc.com , Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Daeng M. Faqih juga turut mempertegas dan menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar dan tidak berdasar. Untuk mendiagnosis virus corona, masyarakat Indonesia dianjurkan untuk melakukan tes PCR di Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), yang sudah diakreditasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hasil dari tes tersebut akurat dan terpercaya, serta dapat diketahui dalam waktu kurang dari 12 jam sejak sampel diterima.
WHO juga telah mengkonfirmasi bahwa klaim tersebut tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui keberadaan virus corona dalam tubuh. Cara terbaik untuk mengonfirmasi virus Covid-19 adalah melalui tes laboratorium, atau saat ini dikenal sebagai tes PCR.
Ron Eccles, ahli penyakit pernapasan di Cardiff University di Inggris dan mantan direktur di Common Cold Center menyatakan bahwa Tidak ada bukti bahwa minuman panas dapat memberikan perlindungan untuk melawan infeksi virus. Dibutuhkan suhu 56 celsius atau lebih agar secara efektif dapat membunuh virus corona yang menyebabkan SARS, tetapi itu cukup panas untuk membuat kulit manusia melepuh dan menyebabkan luka.
Kemudian, hasil pencarian di situs jejaring profesional LinkedIn menunjukkan bahwa Dr. Berlian Siagian merupakan dosen mata kuliah manajemen strategis di Universitas Pelita Harapan (UPH), Jakarta. Dilansir dari Beritasatu.com Head of UPH Media Relation, Rosse Hutapea mengklarifikasi status Dr Berlian Siagian.
“UPH meluruskan informasi kepada publik bahwa Dr Berlian Siagian saat ini bukan berstatus sebagai dosen UPH seperti yang tertulis pada postingan yang beredar di media sosial. Sesuai data Departemen Sumber Daya Manusia UPH, Dr Berlian Siagian bergabung dengan UPH sebagai dosen tidak tetap dan yang bersangkutan tidak pernah menjabat sebagai dosen tetap UPH,” tegasnya.
Editor: Adi Syafitrah