Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Klaim tersebut salah. Setelah ditelusuri, melalui apnews.com, tidak ada bukti bahwa orang yang sudah divaksinasi lebih rentan meninggal akibat terpapar varian Delta Covid-19.
===
Kategori : Konten yang Menyesatkan
===
Sumber : dailyexpose.co.uk
https://archive.is/aqLs6
===
Narasi :
“Fully vaccinated people have a 885% higher chance of death due to Covid-19 than people who are unvaccinated according to official data.
The Delta Covid-19 variant is currently rampant in the United Kingdom according to official data which has been released by Public Health England (PHE) in an attempt to justify the continuation of draconian restrictions on the lives of the British people.
However, we wonder if they realise that the very same data PHE released shows us that people who have received two doses of the Covid-19 vaccine have an 885% higher chance of dying of Covid-19 than of those who are unvaccinated?
===
Penjelasan :
Beredar sebuah artikel online dari dailyexpose.co.uk yang mengklaim data Public Health England (PHE) menunjukkan bahwa orang yang sudah divaksinasi lengkap atau mendapatkan dua dosis lebih banyak terpapar Varian Delta dan lebih rentan untuk meninggal.
Setelah ditelusuri klaim tersebut salah. Faktanya dilansir dari apnews.com Public Health England (PHE) tidak pernah menunjukkan data orang yang divaksinasi lebih rentan meninggal akibat varian delta virus corona. Sebaliknya, data, yang diterbitkan pada 18 Juni 2021, menunjukkan vaksin Pfizer dan AstraZeneca sangat efektif mengurangi gejala Covid-19 varian delta.
Dilansir dari afp.com, juru bicara Public Health England, James McCreadie, mengonfirmasi bahwa cara menghitung persentase data tersebut salah. Devon Greyson dari Fakultas Kependudukan dan Kesehatan Masyarakat Universitas British Columbia menjelaskan bahwa perhitungan data dalam artikel tersebut salah dan berakibat fatal dalam pengambilan kesimpulan.
Media publikasi tersebut menghitung tingkat kematian yang menerima suntikan dengan membagi jumlah kematian akibat varian delta yang sudah divaksin dengan jumlah pasien yang sudah divaksinasi yang masuk rumah sakit.
Menurut Greyson, seharusnya penyebut yang benar adalah total populasi Inggris yang divaksinasi. Demikian pula, untuk menghitung tingkat kematian orang yang tidak divaksinasi, penyebutnya adalah jumlah total orang yang tidak divaksinasi.
Greyson menyamakan skenario dengan mengukur efektivitas sabuk pengaman. Misalnya, bayangkan populasi 1.000, yang terdiri dari 900 orang memakai sabuk pengaman dan 100 tidak. Jika sabuk pengaman tidak berfungsi, sembilan kali lebih banyak kematian kendaraan bermotor akan terjadi pada kelompok sabuk pengaman karena mengandung proporsi populasi yang lebih besar.Namun, karena sabuk pengaman memang memberikan perlindungan, kelompok orang yang tidak memakainya bertanggung jawab atas lebih dari bagian kematiannya. Logika yang sama berlaku untuk kelompok yang divaksinasi dan tidak divaksinasi.
Dengan demikian, klaim orang yang sudah divaksinasi lebih banyak terpapar varian delta dan peluang kematian lebih tinggi merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
===
Referensi :
https://apnews.com/article/ap-fact-check-europe-coronavirus-pandemic-science-business-f034a70829f3b4c53a69b09465959825
https://factcheck.afp.com/http%253A%252F%252Fdoc.afp.com%252F9JE74M-2
===
Editor: Bentang Febrylian