[SALAH] “Masuukk truusss silahkan masuukk, Orang mudik dilarang aseng bebas”

BUKAN video baru. Setidaknya video itu sudah diunggah ke internet sejak tahun 2015. Jauh sebelum pandemi COVID-19 terjadi.

Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
=============================================
Kategori : Konten yang Menyesatkan
=============================================

Akun Tria Monalisa (fb.com/triawonkyuelf) membagikan video yang diunggah oleh akun Trending On Twitter (fb.com/CopyFromTwitter) dengan narasi sebagai berikut:

“Iyeesss… Masuukk truusss silahkan masuukk…
Orang mudik dilarang aseng bebassss….”

Akun Trending On Twitter mengunggah video itu dengan disertai narasi:

“Tiap Hari TK asal Cina Masuk Melalui Bandara Halu Oleo menggunakan visa wisata untuk bekerja di Pertimbangan Morowali.”

Sumber : http://archive.vn/LB2rmhttp://archive.md/EDTTX (Arsip)

=============================================

PENJELASAN

Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Medcom dan Tempo, klaim bahwa video yang diunggah oleh sumber klaim adalah TKA asal Cina yang masuk melalui Bandara Haluoleo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara di tengah pandemi COVID-19 adalah klaim yang salah.

Video yang diunggah oleh sumber klaim bukanlah video baru. Setidaknya video itu sudah diunggah ke internet sejak tahun 2015. Jauh sebelum pandemi COVID-19 terjadi.

Di antaranya video yang sama diunggah kanal Youtube NAIRA. ID pada Selasa 15 Desember 2015. Video itu berjudul “001 PEKERJA ASING ASAL TIONGKOK BANJIRI BANDARA HALU OLEO”.

Isu serbuan tenaga kerja asing (TKA) ke Indonesia telah ramai beredar sejak 2016. Kabar soal jutaan TKA Cina menyerbu Indonesia sampai kini terus ramai beredar di media sosial. Pemerintah dituding sengaja membuka kesempatan bagi TKA untuk bekerja di Indonesia ketika angka pengangguran di dalam negeri masih tinggi.

Penelusuran Tempo menemukan bahwa isu ini bermula dari beredarnya sejumlah video di Youtube. Video itu menggambarkan kedatangan sejumlah warga negara Cina di Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara.

Ketika isu ini mulai viral, Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Ronny F. Sompie menanggapinya dengan merilis data jumlah tenaga kerja asing asal Cina di Indonesia. Sesuai data Imigrasi, jumlah tenaga kerja asal Cina di Indonesia adalah 31.030 orang. Jika dibandingkan total jumlah tenaga kerja asing di Indonesia yang sebanyak 160.865 warga negara asing, maka TKA asal Cina hanya sekitar 20 persen saja. Pernyataan Ronny ini dirilis Sabtu, 24 Desember 2016.

Pada awal Juli 2018 lalu, Komisi Tenaga Kerja DPR turun langsung ke PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), kawasan industri pertambangan nikel terbesar di Indonesia yang terletak di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali. Rombongan ini dipimpin langsung Ketua Komisi Tenaga Kerja DPR Dede Yusuf. Usai kunjungan, Dede Yusuf mengungkapkan bahwa memang benar ada TKA Cina yang bekerja di Morowali, namun jumlahnya tak sampai melebihi jumlah tenaga lokal.

Politikus Demokrat ini menduga banyaknya isu soal serbuan tenaga kerja asing ini muncul ketika kawasan tambang nikel baru mulai dibangun pada 2014 silam. “Pada fase pembangunan smelter, TKA yang masuk-keluar dengan kontrak per 2-3 bulan memang banyak. Soalnya, saat itu Indonesia memang belum berpengalaman membangun smelter,” kata Dede Yusuf. “Setelah smelter berdiri dan kawasan industri pengolahan nikel beroperasi penuh, hanya 10 persen TKA yang tinggal untuk meneruskan transfer teknologi kepada pekerja lokal,” katanya.

Pada awal Agustus 2018 lalu, Tempo juga berkesempatan mengunjungi kawasan tambang di Morowali itu. Di sana, Tempo bisa melihat jelas lebih banyak warga Indonesia yang terlihat berlalu lalang terutama di jam pergantian piket (shift). Para TKA terlihat bertugas sebagai sopir mobil pengangkut nikel yang setirnya berada di kiri. Tenaga kerja Indonesia tak dipekerjakan di bagian ini karena tak terbiasa dengan kendaraan yang memakai setir kiri. TKA juga banyak terlihat di ruangan control room.

Direktur Utama PT IMIP Alexander Barus mengatakan memang kebanyakan TKA di perusahaannya memang berada di level 3-4, yaitu setingkat manajer dan direksi. Sementara, tenaga kerja Indonesia memang sebagian besar berada di level 1-2, yaitu setingkat dengan kru atau pekerja di lapangan.

Berdasarkan data yang diperoleh Tempo, jumlah TKA di kawasan IMIP pada Agustus 2018 sekitar 3.121 orang dari total pekerja 28.568 orang. TKA tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu TKA yang bekerja sebagai kontraktor dan TKA yang bekerja di bidang operasional. Sementara tenaga kerja Indonesia berjumlah 25.447 orang.

Alexander Barus menegaskan bahwa perusahaannya berkomitmen untuk terus mengurangi jumlah TKA yang bekerja di IMIP. Salah satu caranya adalah memberlakukan sistem tandem. Sistem ini dimaksudkan agar ada transfer ilmu antara TKA dan pekerja lokal. “Kami tandemkan, satu Cina satu Indonesia. Kalau sudah bisa, orang Cina nanti keluar dan digantikan Indonesia,” ujar Alexander.

Karena itu, TKA yang sudah habis kontraknya akan langsung kembali ke negaranya. Misalnya TKA yang bekerja sebagai kontraktor. “Yang tinggal agak lama itu yang TKA bagian operasional,” kata Alexander. Bagian operasional yang dimaksud adalah pekerja yang menangani control room atau operasional mesin.

Selain itu, Alex mengatakan saat ini perusahaannya sudah mulai menggantikan tenaga teknis TKA di lapangan dengan tenaga kerja Indonesia. Namun, ia menjelaskan ada beberapa pekerjaan yang memang belum memungkinkan untuk mengganti TKA dengan tenaga kerja Indonesia. “Salah satunya itu seperti yang berhubungan dengan furnace, kan itu panas sekali. Nah orang kita belum bisa tahan dekat-dekat dengan furnace itu,” ujarnya.

REFERENSI
https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/aNra0GVK-video-penampakan-setiap-hari-30-tka-tiongkok-tiba-di-bandara-haluoleo
https://cekfakta.tempo.co/fakta/48/fakta-atau-hoax-benarkah-ada-serbuan-tenaga-kerja-asing-asal-cina-di-kawasan-pertambangan-morowali
https://www.youtube.com/watch?v=dXnUC_uraKE

About Adi Syafitrah 1653 Articles
Pemeriksa Fakta Mafindo