Warga pesisir di Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, Provinsi Maluku dikhawatirkan dengan banyaknya ikan mati yang terdampar di pantai sejak Sabtu, 14 September 2019. Kepanikan masyarakat sekitar kian bertambah setelah muncul isu yang menyebut bahwa ribuan ikan mati tersebut menjadi tanda akan datangnya tsunami. Menanggapi informasi tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon pun menjelaskan bahwa hingga saat ini kondisi kegempaan di wilayah Maluku maupun Pulau Ambon dalam status normal.
Selengkapnya terdapat di penjelasan!
KATEGORI: KLARIFIKASI
===
SUMBER: MEDIA DARING
===
NARASI:
===
PENJELASAN: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menepis isu yang menyebut bahwa matinya ribuan ikan di Pantai Hutumuru, Pantai Rutong, Pantai Lehari dan Pantai Hukurila adalah tanda-tanda akan datangnya tsunami. Sebelumnya beredar informasi bahwa ribuan ikan mati tersebut menjadi pertanda akan datangnya tsunami. Berikut bunyi pesan yang tersebar baik melalui media sosial dan juga pesan berantai tersebut:
Tamang2 Selamat pagi Syalom
Beta cuman mau memberikan Himbawan saja kalau ada isu tentang
tsunami di maluku tamang2 harus menjaga diri sebab disini Su ada tanda-tanda
entah ini baagaimana,di hukurila Ombak besar dan ikan-ikan disini mati tadampar
di penggir pantai,Entahnini ada apa,tapi saat ini ada penelitian disini,
Jdi tamng2 jaga diri bae2
Dan berdoa supya jang ada sesuatu terjadi di maluku
#shere
Melansir dari detik.com, BMKG sangat menyayangkan banyak warga yang termakan dengan informasi palsu tersebut. Hal tersebut diutarakan Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
“Banyak warga yang mengkaitkan fenomena ini dengan tanda alam akan terjadi gempa besar ddan tsunami. Sayangnya banyak warga termakan berita bohong ini. Sehingga beberapa warga berencana akan mengungsi karena takut akan terjadi tsunami,” pungkas Daryono.
Lebih lanjut Daryono menjelaskan bahwa selama ini belum pernah ada peristiwa gempa besar, hingga terjadinya tsunami yang didahului oleh matinya ikan secara massal. Menurutnya, tidak ada dalam ilmu gempa, dengan menjadikan ikan mati sebagai precursor gempa dan tsunami.
“Selama ini berum pernah ada peristiwa gempa besar dan memicu tsunami yang didahului oleh matinya ikan secara massal. Kematian ikan secara massal dipastikan oleh sebab lain,” terang Daryono.
Dijelaskan pula bahwa selama ini kasus kematian ikan secara massal dapat diakibatkan oleh berbagai hal, seperti ledakan, keracunan, atau factor lingkungan yang mengakibatkan ikan mati. Daryono juga kembali menginformasikan kepada masyarakat, bahwa saat ini aktivitas kegempaan di Ambon dan sekitarnya sedang dalam keadaan normal dan tidak tampat adanya aktivitas yang mencolok.
Untuk lebih mengetahui pasti perihal yang terjadi terhadap matinya ribuan ikan, Pusat Penelitian Laur Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2LD-LIPI) menerjunkan peneliti untuk mengungkap peyebab kematian-kematian ikan tersebut.
===
REFERENSI: