
- Narasi tersebut merupakan teori konspirasi yang tidak mendasar.
- Unggahan berisi klaim “vaksin mRNA, TBC, dan malaria disebarkan lewat udara” merupakan konten palsu (fabricated content).
Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” pada Kamis (8/5/2025) membagikan foto [arsip] berisi narasi:
“Berita Terkini: Inisiatif Kesejahteraan Global Diluncurkan. Pengiriman Vaksin mRNA melalui Udara Telah Dimulai! Dengan bangga melindungi Anda dari virus masa depan, hari ini. Pilot Chemtrail merasa terhormat dapat menghadirkan masa depan kesehatan publik langsung kepada Anda tanpa perlu membuat janji temu dan tanpa perlu persetujuan. Bernapaslah dalam-dalam dan percayalah pada prosesnya. Efek samping bersifat rahasia. Kebebasan bersifat opsional. Kepatuhan wajib.”
Pengunggah menambahkan takarir:
“Buat masyarakat publik umum, vaksin mRNA TBC dan malaria nya bukan dari suntikkan, tapi dari langit lebih praktis, hemat biaya dan juga waktu, Jadi ga usah heran nanti banyak yang mengalami gejala demam, pilek dan batuk batuk kayak orang bengek, TBC atau ISPA karena anda divaksin langsung secara massal dari langit, Jadi ujicoba vaksin itu cuman kamuflase semata dan untuk kalangan nakes yang diprioritaskan saja, sedangkan masyarakat umum dapat vaksin nya gratis langsung dikirim kan dari langit,”
Hingga Jumat (23/5/2025) unggahan tersebut telah disukai oleh 70-an pengguna dan menuai 30 komentar
Pemeriksaan Fakta
Disadur dari artikel Periksa Fakta kompas.com.
Narasi itu merupakan teori konspirasi chemtrail. Menurut Profesor David Keith dari Universitas Harvard, chemtrail adalah teori konspirasi yang meyakini bahwa pemerintah atau pihak lain terlibat dalam program rahasia untuk menyebarkan bahan kimia beracun ke atmosfer menggunakan pesawat terbang. Para penganut teori konspirasi ini menyebut keberadaan chemtrail dapat dibuktikan dengan adanya jejak putih di langit yang muncul usai pesawat terbang melintas. Mereka meyakini jejak putih itu mengandung bahan kimia beracun yang digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti:
- pengendalian populasi manusia,
- pengendalian pikiran, atau
- penyebaran penyakit.
Sejumlah pakar penerbangan telah membantah klaim yang menyebut jejak putih yang muncul di langit usai pesawat melintas adalah chemtrail.
Kepala Dinas Penerbangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah mengatakan jejak atau asap putih seperti awan yang terlihat di langit setelah pesawat terbang melintas adalah hal yang biasa.
“Ini merupakan hasil dari pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat. Ada juga yang menyebutnya dengan vapor trails tapi jika bentuknya mulai berpendar atau melebar seperti awan biasa juga disebut dengan aviaticus cloud,” ujar Indan, seperti diberitakan kompas.com pada Juli 2021.
Masih dari pemberitaan yang sama, Cheppy Hakim—pengamat penerbangan yang juga mantan KSAU—menerangkan fenomena ekor pesawat yang meninggalkan jejak asap terjadi karena adanya proses kondensasi.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “vaksin mRNA, TBC, dan malaria disebarkan lewat udara” merupakan konten palsu (fabricated content).
(Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)