- Faktanya, tidak ada sumber kredibel yang membenarkan Tom Lembong bongkar borok Jokowi dan KPK menyita dokumen korupsi Bansos Presiden.
- Video berisi narasi “Tom Lembong bongkar borok Jokowi, KPK sita dokumen korupsi bansos Presiden” adalah konten yang dimanipulasi (manipulated content).
Beredar video [arsip] dari kanal YouTube “KOPI POLITIK” yang mengeklaim Tom Lembong bongkar borok Jokowi dan KPK menyita dokumen korupsi Bansos Presiden.
Berikut narasi lengkapnya:
JOKOWI PANAS DINGIN !! GARA-GARA TOM LEMBONG KPK SITA DOKUMEN KORUPSI BANSOS PRESIDEN
BREAKING NEWS
TOM LEMBONG BONGKAR BOROK JKW
KPK SITA DATA BUKTI KORUPSI BANSOS PRESIDEN
Klaim diperkuat dengan sampul foto (thumbnail) yang menampilkan Jokowi dan Tom Lembong bersama penyidik KPK. Sejak diunggah Minggu (10/11/2024), video tersebut telah ditonton lebih dari 5.700 kali per Senin (18/11/2024).
Pemeriksaan Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) pertama-tama menelusuri kebenaran klaim dengan memasukkan kata kunci “Tom Lembong bongkar borok Jokowi, KPK sita dokumen korupsi bansos Presiden” ke mesin pencarian Google. Hasilnya, tidak ditemukan informasi tentang hal tersebut.
TurnBackHoax kemudian menelusuri sampul foto video lewat Google Lens dan tidak menemukan gambar serupa. Potret dalam sampul video adalah hasil suntingan atau manipulasi dari penggabungan sejumlah gambar.
Video berdurasi 10 menit 7 detik tersebut hanya menampilkan cuplikan dari beberapa peristiwa berbeda yang tidak berkaitan. Narator dalam video membacakan ulang berita tempo.co “KPK Sita Dokumen pada Perkara Korupsi Bansos Presiden dari 2 Petinggi Swasta”.
Artikel yang tayang Kamis (7/11/2024) itu membahas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Michael Samantha (Direktur PT Rajawali Agro Mas) dan Nur Afny (Corporate Secretary PT Dwimukti Graha Elektrindo) dalam perkara dugaan korupsi pengadaan Bansos Presiden Penanganan Covid-19 Wilayah Jabodetabek Tahun Anggaran 2020.
Kesimpulan
Video berisi narasi “Tom Lembong bongkar borok Jokowi dan KPK menyita dokumen korupsi Bansos Presiden” merupakan konten yang dimanipulasi (manipulated content).
(Ditulis oleh Pekik Jalu Utomo)