[SALAH] Virus Cacar Monyet Bisa Diatasi Pakai Antioksidan

  • Belum ada studi tentang bagaimana antioksidan melawan virus cacar air atau monkeypox.
  • Unggahan berisi klaim “virus cacar monyet mampu diatasi dengan antioksidan” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

Akun Facebook “Nanik Zakiah Rohani” menyebarkan video [arsip] yang mengeklaim virus cacar monyet mampu diatasi dengan antioksidan. Berikut potongan narasi dalam video:

Semua virus Mpox bisa hancur pakai asam, bisa campurkan handbody 400ml dan 2 sendok makan sitrun dan untuk bagian dalam tubuh menggunakan antioksidan.

Per Minggu (27/10/2024), konten tersebut disukai 4.800 pengguna, dikomentari lebih dari 220 kali, dan dibagikan ulang sekitar 2.200 kali.

Pemeriksaan Fakta

Disadur dari artikel Cek Fakta Tempo.

Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan mewawancarai peneliti virologi dari Universitas Airlangga, Arif Nur Muhammad Ansori. Menurut dia, klaim tersebut kurang tepat dan membuat salah persepsi.

Dijabarkan, mekanisme kerja antioksidan pada tubuh manusia dapat meningkatkan respon imun tubuh, menurunkan radikal bebas dan lain sebagainya. Dalam kajian virologi, antioksidan secara umum berpotensi menurunkan laju replikasi atau perbanyakan virus. Namun, belum ada studi tentang bagaimana antioksidan melawan virus cacar air monyet atau monkeypox (MPXV).

“Studi spesifik terkait antioksidan lebih jauh untuk melawan MPXV ini masih belum ada dan bukti klinis juga belum ada, sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa antioksidan dapat menyembuhkan infeksi virus MPXV,” kata Arif kepada Tempo, Kamis, (29/8/2024).

Dikutip dari laman Siloam Hospital, hingga saat ini belum terdapat obat cacar monyet secara spesifik. Pasalnya, kondisi ini dapat pulih dengan sendirinya dalam 2—4 minggu. Selama mengalami gejala cacar monyet, penderita disarankan untuk:

  • memaksimalkan waktu istirahat,
  • mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi, serta
  • menjaga pola makan sehat.

Kesimpulan

Unggahan berisi klaim “virus cacar monyet mampu diatasi dengan antioksidan” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

(Ditulis oleh Laurensius Raka)