[SALAH] Gibran Ancam Mundur dari Kursi Wapres kalau PDIP Gabung Koalisi Pemerintahan

  • Tidak ada informasi resmi atau sumber kredibel yang membenarkan bergabungnya PDIP ke koalisi pemerintahan.
  • Narasi berisi klaim “Gibran ancam akan mundur dari posisi sebagai wapres jika PDIP bergabung menjadi koalisi” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

Beredar video [arsip] melalui akun X “ArdieSuhardi321″ pada Sabtu (5/10/2024), yang mengklaim Gibran Rakabuming—wakil presiden (wapres) terpilih—mengancam akan mengundurkan diri bila Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bergabung dengan koalisi Prabowo.

Berikut narasi lengkapnya: 

“Gibran ancam akan mundur jadi wapres jika PDI Gabung Koalisi dengan Prabowo !!?

Gua punya info nih tapi infonya a10 kemarin katanya gibran tidak hadir di pelantikan DPR dan MPR baru karena takut diteriaki fufufafa. yang kedua, gibran ancam akan mundur dari posisinya sebagai wakil presiden apabila pdip bergabung dengan koalisi

kalau gua yang jadi pak prabowo terus mendapatkan ancaman seperti itu, ya tentu gua seneng banget hilanglah beban aku”

Per Rabu (16/10/2024) telah ditonton lebih dari 21 ribu kali dan dicuitkan ulang 150 kali

Pemeriksaan Fakta

Tim pemeriksa fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri klaim tersebut dengan memasukkan kata kunci “Gibran ancam mundur jika PDI gabung koalisi” ke mesin pencarian Google. Hasilnya, tidak ditemukan informasi yang dapat membuktikan kebenaran dari klaim tersebut.

Terbaru, Ketua Bidang Politik PDIP Puan Maharani dalam pemberitaan Okezone.com yang tayang Senin (7/10/2024) tidak memberikan keterangan apapun terkait isu bergabungnya PDIP ke koalisi pemerintahan.

Sebelumnya, beredar klaim yang menyebut Gibran akan mundur dari posisinya sebagai wapres. Dari penelusuran TurnBackHoax, klaim itu dinarasikan dari potongan video yang merupakan dokumentasi saat Gibran membacakan pengunduran diri sebagai Wali Kota Solo pada Juli 2024.

Kesimpulan

Narasi berisi klaim “Gibran ancam akan mundur dari posisi sebagai wapres jika PDIP bergabung menjadi koalisi” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

(Ditulis oleh Gabriela Nauli)